“Aspirasi” Bentuk Minta Bantuan?

1
47

(07/11)—Minggu, Nov 7, 2010 pukul 06:05:26 , Saya mengecek sms-sms yang masuk ke HP saya, mungkin karena cuaca lembab layar sentuhnya jadi tidak berfungsi sehingga sms yang masuk jadi menumpuk dan belum bisa saya balas walau masih bisa dibaca, saya lupa cara manual menekan tombol “send“/kirim.

Apa isinya?
Dari yg tahu kami menyalurkan bantuan dari yayasan untuk kursi roda bagi yg lumpuh dan tidak mampu (hal ini dengan cara dipinjamkan, setelah sembuh atau meninggal keluarga yg bersangkutan meminjamkan lagi ke keluarga yg memutuhkannya).

Ada juga yang gunakan bahasa halus tetapi menekan, minta dana beli mesin tebas untuk usaha, dan memohon dan mengetuk hatinya agar mau berikan bantuan (begitu kita berikan, semua tetangga ,teman dan keluarganya yang tahu langsung mengajukan permohonan bantuan yang sama, mana mungkin saya sebagai politisi dapat melayani semua nah kalau tidak dilayani tidak menjamin mereka tidak tersinggung?)

Yang menarik ada juga yang mencoba “menjebak” dengan mengirim sms yg isinya menagih janji kampanye, sudah lama duduk di DPR, mana janjinya mau berikan semen dan bata untuk bangun rumahnya, saya terpaksa menelepn yang bersangkutan karena sms sedang tidak bisa saya gunakan, saya katakan saudara pasti salah paham atau bukan pendukung saya atau mendengar janji calon lain yang tidak jadi, sehingga memanfaatkan cara yg sama sms ke saya, saya jelaskan panjang lebar saya bukan politisi yg berjanji berikan sesuatu kalau menang secara pribadi, saya hanya mau jamin APBN/APBD untuk kesejahteraan rakyat, saya sadar inilah dilema politisi kembali ke Dapil pada masa reses, dan tidak heran bisa terjadi para politisi “mencari” uang yang ilegal maupun dilegalkan agar cukup mempunyai uang saku guna melayani permintaan demi permintaan “konstituen”. Yang jelas kalau kita yg tidak menjanjikan saja “ditagih” satu dua orang, bagaimana yang dalam kampanye selalu menjanjikan, tentu saja akan kehilangan pemilihnya atau harus “mencari”uang extra.

Bagi saya jauh lebih baik saya tidak dipilih oleh pemilih dari pada terus “memanfaatkan” butuhnya suara politisi buat duduk kembali yang berarti ada jabatan dan ada “penghasilan”/kesempatan menjadi kaya?. saya hanya fokus pada masyarakat yg mau dididik untuk mengerti dan mau mendukung seseorang menjadi pejabat adalah mengirim wakilnya mereka utk menjaga APBN/APBN guna mensejahterakan mereka.

Masyarakat harus dididik memilih politisi yg BTP (Bersih,Transparan,Profesional) lebih berguna dari pada memilih politisi yg selalu berusaha “membantu/membeli” mereka dengan uang “pribadinya” yang mungkin diambil dari APBN/APBD.

Semoga banyak politisi bersedia menyuarakan suara “nabi” walupun bisa kalah, dari pada menyuarakan “suara politik” yg menghalalkan segala cara yg penting berkuasa untuk mengeruk kekayaan pribadi.

Gantung, Sun, Nov 7, 2010

BTP

1 COMMENT

  1. inilah yang harus diubah balas budi balas jasa dll.Yang terpenting sosok pilihan kita udah memenuhi janjinya dan menjalankan tugas dengan baik.Itu cukup.berarti kita tidak salah pilih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here