Laporan Reses 28-30 Des 2010 (Bagian I)

0
43

Ahok.Org (05/01) – Berikut ini adalah laporan kegiatan saya menyerap aspirasi masyarakat dalam masa reses DPR kali ini yang kebetulan waktunya juga bersamaan dengan liburan akhir tahun menyambut Natal dan tahun baru.

Fokus utama dalam kegiatan reses saya kali ini adalah masalah Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan Puap (Pengembangan Usaha  Agro Pertanian) yang mendapat bantuan Rp. 100 juta dari Kementerian Pertanian, dan  hal-hal yang didapatkan dari masyarakat serta alternatif solusi yang saya pikirkan atau dapat berikan.

Selesai reses kali ini, anggota Dewan akan baru masuk kembali ke masa sidang
DPR tanggal 10 januari 2011. Kenapa alokasi resesnya tanggal 23-31 des 2010? Karena masalah administrasi pengambilan uang reses yang tidak bisa melewati anggaran 2010. Hingga akhirnya jadwal Kunjungan Kerja komisi II ke Bengkulu di atas kertas dijadwalkan Tanggal 20-22 Desember, namun faktanya hanya dilakukan tanggal 20-21 Desember saja. seperti telah saya paparkan dalam tulisan terdahulu (Lihat Disini)

Selasa, 28 Desember 2010 saya ke Toboali, Bangka Selatan, mengadakan acara Sosialisasi UUD 45 yang merupakan tugas saya debagai anggota MPR RI (untuk melihat laporan pelaksanaan acara Sosialisasi UUD tersebut, bisa dilihat di DISINI).

Rabu, 29 Desember, 2010 , saya kembali ke Belitung dan diskusi sampai jam 12 malam dengan Basuri (bupati Belitung Timur yang juga merupakan adik saya). Ada beberapa persoalan yang kami saling dukung terutama soal integritas sebagai bupati dengan gaji yang relatif rendah. Dari tawaran membuka rekening khusus dengan meminta para rekanan pengusaha mengisinya untuk kepentingan sosial, sampai persoalan banyaknya uang yang didapat oleh kepala kepala dinas dalam hal perijnan, sedangkan bupatinya tidak dapat apa-apa. Juga kami diskusikan masalah oligarkinya para kontraktor jalan dan kebutuhan para pejabat dan PNS akan uang tambahan. Masalahnya seringkali bukan kekurangan uang lagi tetapi keserakahan.

Bagaimana perasaan seorang Bupati di tengah situasi demikian? Ada rasa iri ? Kenapa kita begitu bodoh? Saya bagikan pengalaman waktu sebagai bupati dengan berpegang teguh pada sumpah jabatan dan bagaimana bersandar pada cita-cita semula membantu masyarakat untuk mencapai cita-cita Proklamasi, dengan demikian kita bisa tetap setia pada cita-cita awal dan berintegrasi dalam menjalankan tugas sebagai pejabat negara.

Kamis, 30 Desember 2010, saya mengunjungi pengusaha UMKM yang terkena serangan penyakit jantung, dan menghabiskan dana  sekitar 300 juta Rupiah, karena dia tidak mau ambil kamar di kelas 3. Kelas 2 juga habiskan banyak dana. Obat-obatan kalau ada dokter puskesmas yang menjual, bisa lebih murah (1 paket 200 ribuan) daripada ke apotik. Contoh ini menunjukan urgensi membuat Sistem jaminan sosial yang menyeluruh di indonesia. Kalau tidak, percuma kita menghabiskan Trilyunan rupiah untuk membangun perekonomian rakyat karena perbaikan penghasilan hasil pembangunan tersebut akan habis lagi karena tidak ada jaminan sosial.

Sekitar jam 11.38 siang kami ke pelabuan rakyat tempat mengirim kayu-kayu cerucuk ke cirebon. Kayu-kayu ini panjangnya 5 meter (diameter 8 x 10 cm) dan harganya Rp.8000/batang. Pekerja yang berpengalaman bisa 15 batang/hari. Mereka bekerja dari jam 7 sampai jam 15. Kayu-kayu alam ini setelah 2-3 tahun tumbuh siap potong lagi. Pengusaha yang kami temui ini sudah lakukan
40 tahun sejak bapaknya. Hutan sumber kayu ini tidak rusak karena secara alamiah tumbuh kembali. Kalau seorang pekerja kerja 25 hari/bulan saja, dan kalau santai saja bisa dapat 10 batang/hari. Artinya paling sedikit sebulan bisa mendapatkan Rp.2 juta-an. Jumlah ini lebih baik dari kerja sawit sebagai buruh kebun.

Sekarang banyak yang rusak hutan karena timah. Lebih tepat lagi karena keserakahan mau mendapat kekayaan melimpah. Nyatanya juga banyak yang miskin. Sebagian jadi malas seperti menjadi penebang kayu. Seharusnya tidak bisa semua desa dijadikan kebun sawit atau tambang. Hutan produksi bisa jadi lapangan kerja yang besar dan menjanjikan dengan hanya produksi kayu cerucuk untuk pasar cirebon saja .

Panjang pelabuhan rakyat untuk kayu ini 900 m. Kondisi dengan papan kayu yang jelas tiap tahun butuh perawatan. Diperlukan dana APBN untuk ganti lantai beton (Saya sudah berikan catatan untuk dilaporkan ke komisi IV atau V DPR RI).

Bersambung ……

BTP

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here