Ahok Ingin Keluarga di Jakarta Saling Bantu

2
68
Ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kembangan, Jakarta Barat

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki harapan khusus untuk keluarga-keluarga yang ada di DKI Jakarta pada hari keluarga nasional ini. Dia berharap, para keluarga di Jakarta bisa terbuka dan saling berbagi kesusahannya.

“Tiap-tiap keluarga punya kesusahan masing-masing, makanya tiap keluarga harus punya tempat untuk berbagi untuk bercerita apa kesulitannya supaya kami pemerintah bisa bantu mereka,” ujar Basuki di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (1/8/2015).

Ahok, sapaan Basuki, mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI sudah melakukan fungsinya untuk memfasilitasi para keluarga di Jakarta. Salah satunya adalah dengan pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Meski dalam namanya mengandung kata ‘anak’, Ahok mengatakan, ruang itu bukan hanya untuk anak-anak berkumpul, tetapi untuk seluruh anggota keluarga. Dengan adanya RPTRA, para keluarga di Jakarta bisa saling bertemu dan tidak selalu di dalam rumah saja. Mereka akan bersosialisasi.

Ahok berharap dengan begitu masyarakat akan mengetahui kesulitan tetangga-tetangganya. Para ketua RT dan RW juga harus aktif bersosialisasi dengan warganya untuk mengetahui kesulitan mereka.

“Kalau kamu nggak cerita, kita nggak tahu loh kamu punya kesulitan apa,” ujar Ahok.

Ahok teringat pada sebuah iklan televisi yang menggambarkan warga sedang mengadu kepada ketua RT karena anaknya sakit. Ahok ingin gambaran lingkungan masyarakat di Jakarta seperti itu.

“Masih ingat iklan dulu ada yang manggil ‘Bu RT, anak saya panas’. Nah, saya ingin tiap-tiap keluarga itu bisa diperhatikan sama RT-nya seperti itu. Sehingga Jakarta nggak ada orang kekurangan. Semua keluarga di Jakarta kepalanya penuh, perutnya penuh dan dompetnya juga penuh,” ujar Ahok. [Kompas.com]

2 COMMENTS

  1. Paradigma masyarakat maju adalah transparan, semua bisa mengakses dan diakses, jadi berberita agar orang tahu dimana harus turun tangan.Tetapi di Indonesia dan di Jakarta Baru pun masyarakat masih dalam paradigma jadul,jangan bilang nanti ketahuan,jangan bilang nanti malu, jangan bilang nanti dibilang bodoh, jangan menginfo nanti diambil orang idemu dan dan dan. PakGub mau untuk kebaikan semua dan mengayomi semua secepat mungkin setuntas mungkin. Tetapi ya itu dengan kaum jadul jadinya sosialisasi sampai lelah, karena itu revolusi mental, berubah bukan perang, every1. Semangat PakGub the trailblazer!
    Have a great challenging new week!

  2. Hok!… Bkn krn mereka tdk mau saling bantu/berbagi; masalah sebenarnya adalah GOSSIP. Dulu wkt belum ada Facebook, Twitter, dll. yg namanya makin diGOSok makin SIP itu beritanya hanya di-‘lokal’, ttp sekrg dgn adanya media elektornika dlm hitungan detik/menit bisa tersebar keseluruh Jkt, Indonesia, bahkan seluruh dunia. Jd, yg harus dipikirkan payung hukum-nya bgmn [Privacy Act]…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here