Ahok Ingin Mengubah Paradigma

4
52

Ahok.Org (13/11) – Kegagalan menjadi Gubernur Bangka Belitung rupannya masih membekas dibenak Basuki T. Purnama.

Saat menjelang pertarungan di Pilkada Babel pada tahun 2007 yang lalu, Ahok sapaan akrab Basuki mengaku digempur dengan isu primodialisme atau SARA (suku, agama, dan ras).

Menurutnya isu tersebut jadi alat ampuh untuk menghantam dirinya. Maklum saja Ahok berdarah keturunan China. Bahkan pada saat mendeklarasikan sebagai calon Gubernur Babel yang berpasangan dengan Eko Cahyono isu SARA tersebut terus dihembuskan.

“Isu tersebut menjadi cikal bakal kekalahan di Pilkada, seharunya itu bukan menjadi sesuatu yang salah bagi calon kepala daerah,” kata Ahok.

Setelah diadakan perhitungan suara, Ahok yang diusung 14 partai politik hanya menempati posisi kedua dengan total suara sebanyak 166.561.

Posisi pertama diperoleh pasangan Eko Maulana-Ali Syamsudin Basyari (180.641), posisi ketiga HA Hundarni-Ishak Zainuddin (112.372) dan posisi keempat pasangan Fajar Fairy-Hamzah Suhaimi (15.329).

Ahok yang kini duduk di Komisi II DPR RI mengatakan banyak elite politik tidak mampu memenangi pesta demokrasi melalui program dan kedekatan dengan masyarakat. Hal itu karena adanya perbedaan pemilih dengan calon kepada daerahnya.

“Seorang kepala daerah bersuku Padang dan Batak mungkin sangat sulit menjadi pemimpin di Sulawesi, apalagi Papua tidak mungkin menjadi pemimpin di Aceh,” katanya,

Dengan kondisi demikian politisi Partai Golkar ini mengaku sedang mencoba mengubah paradigma masyarakat dalam memilih kepada daerahnya.

“Jika isu primodialisme terus dikembangkan, maka sulit memiliki kepala daerah yang berkompeten. Yang ada hanya pemimpin yang pintar mencari-cari kesalahan orang lain.” ujar Ahok.

Menurutnya, keinginannya maju dalam pilkada Babel tahun 2007 karena sebelumnya dia pernah ikut Pilkada Bupati Belitung Timur dan berhasil memenangkan pilkada tersebut dengan total suara sebanyak 37,13 persen dan terpilih sebagai Bupati Belitung Timur.[Rakyat Merdeka 13/11/2010]

4 COMMENTS

  1. Jadikan kegagalan sebagai pelajaran berharga,Indonesia butuh sosok pejabat seperti Ahok Bersih Transparan dan Profesional.Ayo Ahok Maju terus pantang mundur

  2. Mohon maaf sebelumnya,,

    Bagaimana anda bisa mengubah paradigma,,
    karena saat ini paradigma anda masih salah,,

    Apakah saat ini anda berpikir bahwa anda adalah orang yang benar, bersih, transparan???

    orang yang baik tidak pernah menyebut dirinya sendiri “baik”,,

    Bahkan saat ini anda belum berjalan di jalan yang baik,,
    karena jalan anda masih salah,,

    Mohon maaf,, hanya sekedar saran,, 😀

    • Saya kira yang bisa mengubah paradigma adalah bukan siapa2, tapi kesadaran kita sendiri untuk menyadari benar2 dimana keberadaan kita dan dalam kondisi yang bagaimana. Contoh pernikahan /perkawinan anak. Kalau yang nikah anaknya orang kaya atau pejabat yang persiapannya sudah terjadi sekian bulan sebelumnya bahkan bisa setahun sebelumnya lalu kita diundang. Kita datang dan memberikan sumbangan “yang Wah” Terkadang sumbangan sebuah “rumah” dan atau mobil. Kalaupun berupa uang pasti jumlahnya banyak. Kalau tidak punya uangpun kita rela mencari hutang.Padahal kalau kita datang ketetangga yang kesripahan karena anggota keluarganya meninggal (apalagi keluarga miskin) maka sumbangan kita ala kadarnya. Padahal dalam kondisi seperti ini keluarga ini membutuhkan dana cukup banyak untuk bedah bumi dll. Jadi bagaimana kita bisa merobah cara berpikir yang seperti ini? Saya kira hanya kesadaran kita yang bisa merobah cara berpikir atau paradigma kita.

  3. Amiiiin…..kita pada track yang sama, mengubah paradigma kurang baik tentang Indonesia …..:) pokoknya segala yang baik2 saja yang dikenal negara luar tentang negaraku….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here