Ahok: Ke Depan, Kami Buat Titik Boks Kabel di Trotoar

5
59
Kabel-kabel di selokan/aliran air, Foto: Grandyos Zafna/Detik.com

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan pembangunan sistem utilitas terpadu (ducting system) mustahil diwujudkan di seluruh titik di Jakarta. Sebagai gantinya, Jakarta akan membangun boks kabel utilitas di trotoar-trotoar.

“Enggak mungkin kita bikin ducting di seluruh Jakarta. Terlalu lama dan mahal,” kata Ahok di Lokakarya Pembangunan Kota Jakarta Berorientasi Pejalan Kaki (Pedestrian), Kantor Bina Marga DKI, Jl Taman Jatibaru, Jakarta, Selasa (2/1/2016).

Permasalahan kabel utilitas yang semrawut menjadi halangan tersendiri bagi jalanan di Jakarta. Aliran air di got menjadi terhambat akibat kabel utilitas ada di dalam got juga, bila air menggenang maka yang dirugikan juga pengguna jalan.

Belum lagi, pengerjaan bongkar pasang kabel optik juga sering mengganggu di bahu jalan, selain tentu tak sedap juga dipandang mata. Ahok dan jajarannya kini mencoba solusi.

“Jadi ke depan, trotoar kita bikin lebar dan bagus, ada boks untuk ducting. Jadi kalau orang mau pasang kabel di Jakarta, dia cukup turun di boks itu dan tak merusak trotoar,” tutur Ahok.

Boks ducting itu akan dibangun tiap jarak 30 meter. Desain ini berasal dari komunitas perancang. Dengan demikian, trotoar juga tak akan rusak dan rusak lagi gara-gara proyek galian kabel.

“Saya ingin desainnya per wilayah saja, kasih contoh. Misalnya kita katakan terminal Tanah Abang, Rawamangun, atau Grogol, tergantung mereka mau ke mana. Pedestriannya mesti jelas dan bagus, kita coba dulu,” kata dia.

Ahok dan jajarannya segera melaporkan kebutuhan proyek ini ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Bila sudah terdaftar di LKPP maka pengadaan akan masuk di e-katalog. [Detik.com]

DKI Temukan Metode Pengganti Ducting

Dinas Bina Marga DKI Jakarta telah menemukan metode untuk penataan utilitas di Ibukota. Dengan cara ini, diklaim lebih murah pembiayaannya dibanding membuat ducting.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, nantinya metode yang digunakan yakni dengan memasang boks setiap jarak 30 meter. Menurut untuk membangun ducting memerlukan anggaran yang cukup tinggi. Dengan metode ini, justru akan lebih murah.

“Nggak mung‎kin kami bikin ducting di seluruh Jakarta, terlalu lama dan mahal. Kami tanamin boks. Jadi kalau orang pasang kabel dia cukup turun, dia tinggal bor. Jadi tiap 30 meter ada titiknya untuk orang masuk,” ujar Basuki di Dinas Gedung Teknis, Jati Baru, Selasa (2/2).

Boks tersebut rencananya akan didaftarkan di Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah (LKPP) agar masuk ke e-katalog. “Minggu depan kami ramai-ramai ke LKPP, daftarkan boks untuk masuk e-katalog,” kata Basuki

Jika telah masuk ke e-katalog, lanjut Basuki, maka pada tahun ini langsung akan dipasang. Sehingga diharapkan para pemilik utilitas tidak perlu lagi membongkar trotoar untuk memasang utilias.

“Di atas boks ada tutupnya. Sehingga nantinya pemilik utilitas tidak perlu lagi bongkar trotoar. Karena tinggal buka penutup boksnya saja,” tandasnya. [Beritajakarta]

 

5 COMMENTS

  1. Ini dia Bina Marga dengan Pak Yusmada Faisal yang sering mendapat pujian di rapim karena kejeliannya dan idenya yang sepertinya selalu piawai. Siapa bilang Gub tidak memuji stafnya apalagi yang muda2 selalu dapat pujian, tetapi yang derivat ordebaru memang dilabrak terus.

    Sekali lagi bertanya di hari Selasa bagaimana Pak Ii dan Bu Ratna itu sudah diganti belum, jangan dimarahin terus Gub ganti saja. Memang lemot kok, apa yang mau berubah, dasarnya itu loh lemot!1
    Dinas Pertanaman itu ya berikan Pak Maulana Ali kalau tidak disabet semua hijau oleh dia dalam hitungan 2 bulan! Ini kan juga mantan camat muda incaran Gub. Cepat ganti jangan berang terus gitu loh nanti ada yang berkata Gub JKT hobbynya marah loh, kasihan dong TA berjuang habis, it’s dignity PakGub you know! Keep up the hard work every1!
    Sack out all those stuffs!

  2. saya sring liat di aspal byk lubang semacam utility utk kabel macem”/pipa dipinggir jln.sepertinya dulu jalan kecil pas dilebarin jadi jalan tapi lubangnya ga dipindah.jadinya aspal kadang lebi tebal drpd jln lama & lubang ini jadi semacam jln tidak rata.malah kadang lubangnya ditutupin aspal baru.nah klo pas maintenance aspalnya bongkar lagi dong?.
    klo mo pasang box harus rencanain perluasan jalan juga.lalu smua lubang maintenance di pinggir jalan jg dipindah ke trotoar.

  3. Ya betul langkah Pemda DKI, namun tetap harus dibuat SOP nya dan dibuatkan Surat Pernyataan, agar dapat dipatuhi pemilik Utilitas yg tidak bertanggung jawab, karena setiap pelanggaran baik berupa pembiaran dll harus ada punishment berupa sangsi hukum maupun denda biar ada efek jera.
    Sehingga masyarakat pengguna juga tidak berdampak akibat perusakan sarana umum oleh oknum2 tsb.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here