Ahok Minta Direksi Pertamina Cek Kelangkaan Solar di Riau

0
55

BTP – Sejumlah warga di Provinsi Riau mengeluhkan kelangkaan solar. Truk dan kendaraan pribadi mengantre hingga berjam-jam untuk menunggu giliran pengisian. Bahkan sejumlah SPBU tutup gegara tidak menyediakan BBM.

Pertamina sebelumnya menyampaikan stok solar menipis untuk wilayah Sumbagut, termasuk Riau.

Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku baru mengetahui informasi tersebut. Dia berjanji akan segera menindaklanjuti dan mengambil langkah-langkah tertentu.

“Terima kasih infonya. Akan diteruskan ke Dirut (direktur utama Pertamina),” kata Ahok saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (14/10/2021).

Saat ditanya apakah kelangkaan BBM subsidi itu karena stok Pertamina menipis untuk Riau, Ahok menduga adanya penyelewengan.

“Bisa jadi karena banyak penyimpangan,” tegas Ahok.

Ahok mengaku sudah memerintahkan bagian direksi Pertamina untuk menangani permasalahan kelangkaan solar tersebut. Dia tak ingin masalah itu terjadi berlarut-larut.

“Sudah (saya) minta direksi kerjakan,” kata Ahok.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif mengaku tidak tahu soal kelangkaan itu. Dia belum mendapat laporan dari Pertamina dan pihak-pihak terkait.

“Solar itu stoknya banyak, saya gak tau kenapa ada kekurangan. Apakah bocor?Kalau dari pusat alokasinya cukup,” kata Arifin saat kunjungan kerja ke Riau, Kamis (14/10).

Arifin mengaku akan menyampaikan hal tersebut ke Pertamina. “Karena alokasinya dari pusat sudah cukup. Saya baru dengar ada kelangkaan, tidak ada langka-langka,” katanya.

Berbekal informasi dari wartawan, Arifin akan segera menindaklanjuti soal kekosongan solar di Riau, agar tidak menyulitkan masyarakat. “Nanti saya sampaikan (Pertamina),” kata Arifin.

Dalam kunjungannya, Arifin juga membahas soal Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang ditargetkan mampu memproduksi di atas 200 ribu barel hingga awal 2023 mendatang. Tentu peningkatan ini dapat dilakukan dengan menambah sumur-sumur baru.

“Saat ini memang penurunan sudah dapat dikendalikan. Ini berkat bertambahnya pengeboran – pengehoran baru,” kata Arifin.

Meski pengeboran sumur baru terus dilakukan, kata Arifin, pihaknya tetap akan meningkatkan di tahun-tahun ke depan. Sehingga produksi PHR bisa meningkat signifikan.

Untuk monitoring kinerja PHR, saat ini pihaknya tengah mencanangkan lebih hemat waktu dan biaya. “Sehingga bisa mendeteksi masalah- masalah di lapangan dan dilakukan perbaikan. Tentu menggunakan informasi terbaru,” jelasnya. [Merdeka.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here