Basuki: Abang None Tak Lagi Sekedar Pagar Ayu

3
89

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama ingin agar Abang None tak sekedar jadi ‘pagar ayu’ untuk setiap perhelatan ‎yang digelar Pemprov DKI. Pria yang akrab disapa Ahok ini menyatakan, Abang None nantinya harus dimaksimalkan menjadi representasif Pemprov DKI.

“Ini bukan pajangan lagi. Kalau cuma jadi pagar ayu, buat apa dites setengah mati, dikarantina, kalau hanya untuk pagar ayu saja,” kata Ahok usai acara pemilihan Abang None di Monas sisi tenggara, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8/2014) malam.

Ia mengaku sudah memulai menghilangkan tradisi ‘pagar ayu’ Abang None dengan meminta mereka menemani para‎ tamu undangan. Sebab, mantan Gubernur Belitung Timur ini juga ingin Abang None tahun ini mampu menguasai Jakarta tak hanya dari segi pariwisata tetapi juga pengembangan kotanya.

“Kalau perlu jadwal-jadwal rapat juga mereka tahu. Jadi nanti mereka bisa jadi representatif kami,” imbuhnya.

Ahok menyebut ajang Abang None tak hanya persoalan penampilan fisik seperti ganteng atau cantik.

“Ini lebih dari itu. Jagoan saya juga kalah,” ujar politisi Gerindra itu.

Guna mensukseskan ajang pemilihan tahunan ini ke depannya, suami Veronica Tan ini merasa tidak keberatan bila anggarannya ditingkatkan lebih dari Rp 1,7 miliar. Pemprov DKI bahkan siap bila harus mencari sponsor.

“(Rp 1,7 M) Ya itu menurutku malah ndak cukup. Makanya mereka cari sponsor seperti London School dan sebagainya,” pungkas Ahok. [Detikcom]

3 COMMENTS

  1. koko cici biarkan saja, jgn di bubarkan. yg penting semua etnis boleh jadi abang none dan koko cici tanpa memandang etnis. tapi hanya yg lahir dijakarta saja yg ikut kontes. pemenang abang none n koko cici dijadikan bintang iklan yg mempromosikan program pemprov dki. seperti iklan sampah yg di youtube diganti perannya abang none. iklan tentang erp 2015 perannya abang none.

    • Wah kalau pemilihan gitu aja mesti harus memandang etnis… itu sudah dihilangkan sejak tahun 1945 tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 satu negara satu bangsa dan satu bahasa. Makanya dikatakan presiden RI adalah warga negara RI, tidak dikatakan jawa, batak, minang, cina, sunda, ambon dll
      Semoga ahok jadi presiden RI, biar semua sadar kembali bahwa tidak baik bahkan melanggar hukum kalau masih SARA ditonjolkan unt menyelesaikan masaah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here