Basuki: Belum Ada Komitmen antara DKI dan Bank Dunia

1
38

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki komitmen apa pun dengan Bank Dunia dalam rencana pembangunan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI).

Pengajuan pinjaman ke Bank Dunia sebenarnya sudah sejak tahun 2008. Namun, karena hambatan birokrasi, realisasinya baru terjadi tahun 2012. “Belum ada komitmen apa-apa,” kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (3/4/2013).

Basuki memberikan syarat bahwa apabila Bank Dunia mampu mendanai pengerjaan proyek tersebut selama dua tahun, barulah Pemprov DKI akan memikirkan kembali untuk menandatangani kontrak kerja sama pinjaman itu. Menurut Basuki, pinjaman lunak yang diberikan Bank Dunia untuk DKI sebesar Rp 1,2 triliun terlalu sedikit. Selain itu, syarat dan mekanisme yang ditawarkan Bank Dunia sangat rumit dan cenderung mendikte Pemprov DKI dan cenderung merusak sistem negara ini.

Basuki mengatakan, Pemprov DKI bisa saja menerima pinjaman itu, tetapi dengan syarat dan mekanisme yang harus diubah. Kalau masih tetap menggunakan syarat dan ketentuan lama, lebih baik Pemprov DKI menggunakan dana sendiri. “Kalau mereka mau mengubah penyelesaian menjadi 1-2 tahun, ya mungkin tidak batal. Ya, kayak orang pacaran saja, dari cinta terus enggak, he-he-he. Belum ada kesepakatannya, kok,” kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Hingga kini kontrak kerja sama pemberian pinjaman dengan Bank Dunia itu masih dalam tahap prakualifikasi sehingga belum menemui kesepakatan. Evaluasi kontrak yang dilakukan Bank Dunia, kata Basuki, belum rampung karena terkendala beberapa hal, salah satunya adalah BUMN mana yang akan menjadi kontraktor proyek JEDI. Hal inilah yang menyebabkan surat persetujuan pemberi pinjaman belum bisa dikeluarkan atau no objection letter.

“Belum turun pinjamannya, makanya Kementerian Pekerjaan Umum juga kesal kok. Jadi saya bilang saja, ‘Kalau begitu caranya, kita bilang batalkan saja deh.’ Kalau lima tahun, kita bayar kreditnya lebih panjang,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Proyek JEDI digagas oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2008 dengan tujuan menanggulangi banjir. Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan. Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dan dua lainnya oleh Cipta Karya melalui bantuan dana Bank Dunia.

Untuk mengerjakan proyek JEDI dibutuhkan anggaran total sebesar 190 juta dollar AS. Bank Dunia memberikan pinjaman lunak kepada Pemerintah Indonesia sebesar 139 juta dollar AS. Sisanya, 51 juta dollar AS, diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI.

Tender proyek JEDI pun telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan, termasuk dari Korea, China, India, dan Taiwan. Jika selesai,  proyek ini diprediksi dapat mengurangi banjir sekitar 30 persen titik banjir Jakarta.[Kompas.com]

1 COMMENT

  1. Untuk program JEDI pakai dana APBD Jakarta saja pak ahok. World Bank memang selalu memberi prasyarat rumit soal pinjaman dana talangan program, terkadang juga prasayarat ini jika tidak mampu dicukupi pihak peminjam dana akan dimanfaatkan sebagai manuver strategi intervensi mereka untuk masuk dalam program/sistem negara/pemerintah secara langsung dan malah berbalik arah untuk pemanfaatan kepentingan World Bank. Sudah banyak terjadi di program CAS, CDD, KDP, dll dari World Bank. Masalah percepatan penyelesaian program memang tergantung dari besaran ketersediaan dana yang bisa dipakai, tapi sedianya jika program ini transparan dan jelas alur kinerja, laporan, dan aplikasinya, lama-pun tak masalah. Lebih baik mandiri dan berdiri sendiri dibanding langkah shortcut pinjam dana talangan. Tinggal bagaimana menejemen programnya yang saya percaya pak Ahok pasti lebih menguasai. Terima Kasih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here