Basuki: Jakarta Butuh “Incinerator”

15
165

Ahok.Org – Setiap harinya, Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bantar Gebang menerima kiriman sekitar 6500 ton sampah dari DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun berencana mengelola sampah dengan menggunakan alat pembakar sampah (incinerator).

“Jadi kita perlu incenerator. Jadi sampah itu harus dibakar, enggak bisa lagi ditanam atau dikubur saja,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/6/2013).

“Nah, kita sudah mendorong (PT) Pembangunan Jaya untuk berinvestasi dan membuka tender (pengadaan incenerator dan pengolahan sampah). Kapasitasnya minimal 1000 ton per hari. Kalau ada enam investor kan lumayan bisa 6000 ton sampah dibakar per hari,” ujar Basuki.

Mengenai produksi sampah harian DKI Jakarta yang mencapai sekitar 6500 ton per hari, Basuki mengatakan, jumlah itu belum memperhitungkan sampah-sampah yang dibuang warga ke sungai.

“Sekarang saja baru 6 (tempat) yang juara tidak buang sampah di kali. Jangan-jangan yang tidak bisa dibuang di kali, tahu-tahu 8000 ton,” tandas Basuki.[Kompas.com]

15 COMMENTS

  1. Yang Masih buang sampah sembarangan kekali, di Wajib kan ‘Bekerja Bakti’ utk prusahaan incenerator itu Pak.’ Biar tahu begimana kegiatan Seluk beluk per sampah an.’

  2. wah, sayang pak, kalau dibakar malah jadi membuang sumber daya yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan dan energi bahan bakarnya. 🙁

    lagipula, incinerator itu sebaiknya hanya digunakan untuk sampah yang sudah sama sekali tidak bisa diolah lagi (misalnya limbah rumah sakit karena banyak bakteri)

    mgkin lebih baik buat kebijakan agar warga bisa mengolah sendiri sampahnya, setidaknya belajar mengadaptasi sedikit demi sedikit dari swedia.

    atau ke pak kamran Rousta dari boras univ, sobacken, swedia ([email protected])
    beliau sudah menjalin kerjasama dgn UGM.

    sampah bisa jadi energi dengan produksi biogas, bioetanol, dan bisa disisihkan untuk kompos dan bahan bakar incinerator.
    selain itu, kan skrg sudah banyak pemanfaatan sampah sebagai kerajinan2 (tas, dll) yang kemudian dijual lagi.

    pemisahan langsung dari sumbernya (warga), yaitu antara sampah kayu, logam, karton, kertas, calon kompos, plastik, gelas, komponen listrik, dan bahan berbahaya. (ini sudah sangat advance)

    asalkan sampahnya dipisah dari kita sendiri, pasti sampahnya adalah sampah yang bersih, tidak tercampur aduk dengan sampah lain yang belum tersortir, serta tidak perlu dibersihkan terlalu banyak. jadi enak untuk diolah lagi.hehe.

    dimana2 klo kita buang sampah, seharusnya kita membayar kepada yang mengolahnya, karena kita ‘mengganggu’ kenyamanan orang lain dengan adanya sampah itu.hehe.

    sukses pak, go go Jokohok. 😀
    maaf kalau kepanjangan.

    • Betul itu Pak, sampah dpt dimanfaatkan untuk biogas dan dpt digunakan untuk sumber energi seperti penerangan jalan.
      Saya pernah melihat sendiri sebuah pasar di pinggiran kota yogya (saya lupa nama pasarnya) dia mengolah limbah sampah mjd biogas yg kemudian digunakan untuk penerangan pasar dan jalan di lingkungan pasar tersebut.

    • Sumbang saran, Insya Allah, setelah kita bisa membuat proyek pengolahan sampah terpadu di Jember, dengan menggunakan sistem “Merdeka”, kita akan maju untuk mempresentasikan kons3p pengolahan sampah yang sudah kita praktekkan sejak 2007 di pabrik kita di banjarmasin. Pada prinsipnya, dgn konsep ini, kita sudah memproduksi banyak produk turunan dari sampah. Dan Alhamdulillah, dengan ridloNya, kita dapat memproduksi BBM, solar dan premium. Hasil uji laboratorium dari instansi pemerintah yang paling berkompeten menyatakan bahwa produk kita bioetanol 99,9% atau setara dengan premium oktan 13
      Mohon doa restunya, untuk kita bisa segera membagikan ilmu mengolah sampah dengan sistem “merdeka” kepada semua kota dan kabupaten, mulai sabang sampai merauke. Aamiin

  3. realisasikan segera pembangunan jalan inspeksi dikiri kanan bantaran kali yg ada di DKI Jakarta, warung-warung kumuh itu yg ternyata buang sampah kekali!!

    Cek aja sepanjang kali Sunter…

  4. Maaf pak basuki saya cuma mau USUL masalah sampah yg sering membuat kali kita di jakarta selalu banyak sampah.. Bagai mana jika setiap warga yang mendiami di bantaran kali setiap 500M di setiap kalinya di berikan sekat kawat jaring melintang agar sampah sampah bisa tersangkut di kawat jaring tsb, dan kepada setiap warga di kordinir oleh setiap RT/RW untuk membersihkan setiap satu bulan sekali kerja bakti membersihkan sampah yg tersangkut jaring, dan apabila ada yg membuang sampah maka dapat di tegur oleh warga sekitar jaring tersebut karena apabila ada sampah yg tersangkut berarti dapat dilihat dari mana datangnya sampah tsb apakah dari warga tetangga sebelah atau bukan karena nantinya warga yg mediami di area 500m jaring tsb yg bertanggung jawab atas kebersihan kali tsb.. dan enaknya lagi kali tersebut dapat di jadikan lahan untuk beternak ikan oleh warga sekitar karena sudah ada kawat jaring yg menjaga agar ikan tsb tdk keluar.. dan hasil budi daya tsb dpt dijual dan hasinya dapat digunakan untuk kas desa atau digunakan untuk acara /pesta rakyat di pemukiman tsb.. Bagaimana pak Basuki dan pak Jokowi Usulan saya Mohon dipertimbangkan nantinya bisa jadi masukan oleh bapak ke pada warga.. HIDUP JAKARTA BARU..!!

  5. mungkin langkah pertama memang harus dibakar, tp selanjutnya sekalian juga buat persiapan untuk daur ulang

    sampah di jakarta sekarang kebanyakan sampah plastik, dan di jakarta ada industri rumah tangga yg mulai mendaur ulang sampah plastik (ga tau nama orangnya).

    kalo sampah buat kompos… kayaknya udah langka

  6. S7 dgn usul teman2, soal pmilahan sampah. Bnyk negara lain sdh sukses mendidik warganya utk peduli lingkungan n dgn sensng hati memilah2 sampah. Knp kita ngga mulai mencoba ?
    Dlm skala kecil, yayasan Budha Tsu Chi jg sdh sukses mlakukan pmilahan sampah kering.
    Daripada memberikan sumbangan langsung brupa uang, lbh baik mrmberikan lapangan pekerjaan kpd warga kurang mampu. Minta mrk memilah2 sampah kering spt yg dilakukan para sukarelawan Tsu Chi di depot daur ulang, kmudian berikan imbalan yg sesuai.
    Utk mendukung program pemilahan sampah, mungkin bisa bikin proyek percontohan di perumahan tertentu. Setiap rumah hrs memiliki (minimal) 2 t4 sampah (organik n non organik). Kmudian ptugas sampah jg dimonitor, spy hanya mengangkut sampah yg dibuang sesuai dgn t4nya (untuk memdidik pembantu/pemilik rumah yg cuek/ga pduli …, t4 sampahnya udah dipisahin, buang sampahnya tetep semau2nya)

  7. pakai incinerator apa tidak menambah polusi udara asap dan gas beracun pak?
    lebih baik dipanaskan tanpa oksigen dan dipapar dengan obor plasma..
    mungkin focus group bisa dijadwalkan membahas solusi olah sampah yang lengkap tuntas, pak.

  8. Sir, PLEASE TAKE A GOOD LOOK (SCRUTINISE) THE TECHNOLOGY FOR GASIFICATION OF MSW (MUNICIPAL SOLID WASTE) FROM INDONESIA, i.e. made in SOLO, invented by Indonesian young engineer, PLUS our Technology from ALL AROUND THE WORLD.
    TOGETHER WE (SOLO AND U.S.A. + CSR or Investors including KOPERASI-KOPERASI througout Indonesia) FOCUS TO OVERCOME THE PROBLEM OF MONSTROUS GARBAGE EPIDEMY, WE BELIEVE WE CAN BE MORE THAN ANY ACHIEVER, BECAUSE THE TECHNOLOGY IS REALLY TEPAT GUNA AND THE VERY FIRST IN THE WORLD, TO BURN SAMPAH WITHOUT USING ANY FUEL (BBM) EVEN CREATE/YIELD FUEL (BBM). i.e. TEKNOLOGI MENGUBAH SAMPAH MENJADI BBM MENGGUNAKAN TUNGKU C.G.C. SAPUJAGAD.

  9. Yth bapak-bapak…
    Pada prinsipnya semua ada manfaatnya semua yang ada di bumi, baik positif maupun efek dari negatif yang dapat menjadikan positif.
    Solusi pembakaran sampah tersebut adalah solusi terakhir ketika semua opsi sudah di lakukan. Efektifitas sulusi harus tepat guna yang artinya bisa dikembalikan bermanfaat bagi kehidupan sosial. Perlu modal setelah uji laboratorium untuk aplikasinya. Silahkan coba memberikan kepercayaan investasi kepada anak bangsa untuk mewujudkan technology pengolahannya dan bukan membeli Incinerator sebagai langkah putus asa!!!

    Kami semua team pengolah sampah siap bantu untuk negeri ini…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here