Basuki: Juni, Transjakarta Malam Harus Bisa Jalan

10
101

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI akan terus konsisten untuk menambah unit busway Transjakarta. Khususnya untuk mempercepat target perbaikan busway Transjakarta yang lama dan rusak untuk segera dioperasikan di malam hari, di atas pukul 23.00 WIB.

“Sekarang masih tunggu perbaikan. Kami target pokoknya Juni harus bisa jalan di hampir semua koridor,” kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Beberapa halte pun, kata dia, juga telah dilengkapi dengan informasi waktu kedatangan bus serta lokasi bus, sehingga penumpang bisa mengetahui berapa lama mereka harus menunggu. Fasilitas di halte itu, misalnya fasilitas Global Positioning System (GPS), sehingga para penumpang dapat membaca GPS itu dan dapat memprediksi kapan tibanya busway Transjakarta di halte itu.

Untuk mendukung realisasi rencana tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga akan menjamin keamanan busway transjakarta. Satpol PP akan diterjunkan untuk menjaga keamanan di bus transjakarta. Bukan hanya Satpol PP, pria yang akrab disapa Jokowi itu juga akan meminta unit pengelola bus transjakarta untuk ikut andil mewujudkan keamanan di atas bus dengan menerjunkan petugas keamanannya.

“Bisalah, nanti pasti didampingi Satpol PP atau sekuriti transjakarta. Banyak, pasti didampingi,” kata Jokowi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, upaya mengoperasikan bus transjakarta selama 24 jam mulai direalisasikan dari sekarang. Untuk mendukungnya, penambahan ratusan bus akan dilakukan bertahap dan selesai paling lambat pada awal 2014.

Pada awal 2014, kata dia, jumlah bus transjakarta akan mencapai 1.353 bus. Jumlah itu berasal dari 669 bus yang telah beroperasi saat ini, ditambah 684 bus baru yang didominasi jenis bus gandeng. Penambahan 684 bus baru tersebut dipecah dua. Sebanyak 450 bus melalui APBD DKI 2013 dan 234 bus lainnya melalui lelang investasi. Sebanyak 450 bus tersebut akan disebar di beberapa koridor, sedangkan yang 234 bus akan kembali dipecah. Sebanyak 76 bus untuk menambal bus transjakarta yang mulai rusak di Koridor II dan III, lalu 158 bus lain untuk koridor baru yang saat ini telah masuk proses lelang investasi.

Semua bus lama, kata Pristono, terlebih yang kondisinya mulai rusak, akan ditarik ke bengkel untuk diperbaiki. Bus-bus ini nantinya akan menjadi angkutan malam hari (amari) yang beroperasi malam sampai pagi hari. Selama ini, operasional bus transjakarta dimulai sejak pukul 05.30 sampai 23.00 WIB. Untuk mengisi kekosongan, amari akan beroperasi mulai pukul 23.00 sampai 05.30 WIB. Meski begitu, jumlah bus transjakarta yang menjadi amari masih sangat minim. Untuk setiap koridornya, Dinas Perhubungan DKI akan menerjunkan masing-masing 10 bus.

“Jadi, transjakarta akan beroperasi 24 jam, akhir tahun ini atau awal tahun depan,” kata Pristono.[Kompas.com]

10 COMMENTS

  1. selama ini kerabat atau teman yang dari daerah datang ke Jakarta tidak pernah memuji busway bagus, busway hebat, tapi seringnya ngomong sudah di halte busway, akhirnya malah naik taksi atau lanjut jalan kaki.
    Dan saya sering dengar orang Indonesia yang ke Malaysia, Singapura kalau naik bus ngomongnya, “Ini baru bus.”

    Bukan masalah di minimnya saja pak, tapi pelayanannya, sopirnya, signage di haltenya, haltenya dan jalur busway di sebelah kanan jalan, coba dikaji ulang lagi pak.

    • sylvia kalau di s,pore jgn kan naik bus km bawa segepok uang hitung sambil jln di tgh mlm juga aman & bus di sana ada juga utk org cacat pake kursi roda biasa nya di bantu ama supir,di dlm bus tdk blh merokok,makan,minum,bawa brg yg mudah terbakar,buah yg bau menyenggat seperti durian,nangka,cempedak semua udah ada harga yg di denda nama nya saman,apa lagi yg nama nya permen karet tdk pernah ada yg jual di s,pore makanya kursi di bus,MRT bersih semua, kalau berkaca melihat masyarakat kita kyk nya susah di atur,saya liat kalau MRT udah selesai saya yakin yg paling senang pertama adalah pencopet krn kesempatan berdesak kan,sy srg naek bus,MRT di s,pore berdesak kan berhadapan muka dgn jarak 1 jengkal aja sangkit padat nya tapi tdk pernah dgr org jerit copet atau yg lapor hilang brg itu lah nama nya negara mau maju jadi masyarakat di s,pore juga berkomitmen membantu rasa aman di negara nya

      • Maka nya mestinya polri atau satpol pp, perbanyak anggota serse nya. Petugas tanpa seragam, jd yg melanggar, tau2 ditangkap aja. Lengkapi dgn video trsembunyi, sbg langkah awal. Mencegah oknum dan mencegah pelaku berkelit. Sangsinya, bisa denda mahal atau mencuci bus TJ, station bus atau melayani shelter org miskin.

        Penjara jg dibangun. Bekali dgn ketrampilan dan program kerja sosial.
        Kalo perlu lahan dibawah jl layang, dijadikan penjara sementara, buat pelanggar. Biar malu sekalian.

        Org kita, masih gak tertib, maka nya bus tj dibuat tinggi pintunya, dan jalur di kanan, biar gak maksa brenti sembarang dan haltenya rapi, jalur antrinya.

        Ya mesti mulai, kalo tdk? Ya gak maju2.
        Copet? Ada cctv, tinggal putar ulang, print muka pelaku, umumkan dimana2 .

  2. Bis TransJakarta malam menggunakan bis lama. Mohon dipastikan jangan sampai terjadi kerusakan yang bisa berakibat fatal, misalnya korslet lalu terbakar.
    Bisa bayangkan, naik bis jam 2 malam, jalanan sepi, lalu bisnya terbakar….???
    Siapa mau tolong…???
    Rasa aman hendaknya jangan sekedar ada penjaga dari Satpol PP, kepolisian, tapi termasuk rasa aman naik bis yang sudah tua…

  3. Permasalahan klasik Transjakarta adalah jumlah bis yang terlalu sedikit serta jalur yang tidak steril sehingga masyarakat banyak tidak merasa TJ ini merupakana sarana transportasi yang bisa diandalkan.

    Saya yakin dengan pengadaan 1000 bis TJ, pemagaran seluruh jalur TJ, menambah petugas keamanan TJ, mengurangi U turn di sepanjang jalur TJ serta mendenda minimal 500 ribu untuk kendaraan pribadi yang memasuki jalur TJ akan membuat TJ menjadi sarana transportasi yang tepat waktu, aman dan nyaman.

  4. pernah di usulkan, bangun portal electronik, automatis terbuka, dgn deteksi sinyal dari bus TJ yg mendekat, ambulance atau pemadam kebakaran.

    Lalu menutup lg setelah bus lewat.
    Warga kita, masih harus diberikan batasan2 yg kasat mata.. 🙂

  5. Masyarakat Jakarta memang tidak tertib, tapi mereka bukan sumber penyebab keruwetan Jakarta. Kenapa mereka jadi tidak tertib, liar? Masyarakat menjadi seperti itu adalah karena akibat. Saya sering dengar pepatah, “Kepalanya dulu dibenarin, bawahnya pasti ngikut jadi benar”.

    Jika ditambah lagi dengan pembatas-pembatas kasat mata, selain kota kita terlihat bobrok, masyarakatnya terlihat buruk sekali, dan saya yakin masyarakat makin banyak yang melanggar karena merasa diperlakukan tidak adil dan tidak ada etis moral dan manusiawinya.

  6. Saya sangat setuju bila naik Bus dilarang makan, minum, merokok, makan permen karet atau yang sejenis itu, membawa makanan yang beraroma sangat menyengat seperti durian, cempedak, dll. Tapi bila melanggar harus ada sanksi yang tegas, cepat, dan berat agar semua penumpang merasa nyaman dan aman. Hal tsb. diterapkan juga di MRT. Pencopet dan pengacau di Bus serta MRT pun harus dihukum berat. Semua Bus dan MRT dipasangkan Camera yang tersambung non stop ke ruang kontrol pemda DKI. Bila ketahuan orang baru minum, harus diberi peringatan awal dalam berbagai bhs seperti Indonesia, Inggris dan Mandarin. Bila terus membandel begitu turun langsung disergap oleh petugas keamanan yang sudah terintegrasi dengan ruang kontrol pemda DKI.

  7. Saran saya untuk keberangkatan bus dari masing2 terminal diatur misalnya setiap 3 atau 5 menit sekali. Karena seringkali yang terjadi langsung sekaligus jalan 5 bus dan setelah itu kami harus mengantri lama lagi.

  8. Diantara masih banyaknya kekurangan disana sini, tapi saya masih lebih nyaman naik bus ini dibanding naik bus umum lainnya.
    Apalagi sekarang sudah ada APTB yang menghubungkan kota sekitar Jakarta.
    Hanya sebagai masukan, ada rute tumpang tindih di APTB Bekasi 07.
    APTB 07 PPD rute Bekasi-Bunderan HI pp. Sementara APTB 07 Mayasari dengan rute yang sama ditambah dari HI sampai Tanah Abang.
    Yang repot adalah keduanya menggunakan tiket masing-masing. Jadi kalau kita mau ke Bekasi dari halte Bunderan HI misalnya, diloket kita harus memilih mau PPD atau Mayasari, harganya sama Rp. 8.000,- Misalnya kita pilih PPD, sementara bus yang datang Mayasari, kalau kita naik, maka di atas ditagih lagi Rp. 8.000,- dan tiket PPD kita tidak berlaku. Dan sebaliknya juga begitu. Ini merepotkan. Kalau nggak, ya terpaksa tunggu bus seusai karcis yang belum tentu datangnya cepat.
    Sekedar masukan.
    Semoga ke depan lebih baik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here