Basuki: Mana Ada Negara Kalah Sama Preman

4
86

Ahok – Meskipun ada preman yang membekingi lokalisasi Kalijodo, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan tetap melakukan penertiban.

“Mana ada sih negara kalah sama preman,” ujar Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (11/2).

Basuki mengatakan, pihaknya akan meminta bantuan polisi dan TNI dalam penertiban nantinya. Jumlah pasukan yang dikirim juga akan disesuaikan dengan preman yang ada.

“Ya jangan satu atau dua orang lah, pasukan dong. Kalau dia seribu, kami beribu-ribu Brimob dengan senjata lengkap kok,” ucapnya.

Penertiban ini dilakukan, sebab Basuki tidak ingin ada korban lagi akibat keberadaan dari lokalisasi prostitusi tersebut.

“Sempat tertunda, tapi sekarang segera lah. Kejadian Fortuner saya pikir kalau dibiarkan terus nanti korban lagi, korban lagi, ya sudah kamu utamakan bersih dulu lah,” tuturnya.

Menurut Basuki, tertundanya penertiban di Kalijodo karena pihaknya lebih memprioritaskan untuk penertiban di Waduk Pluit dan bantaran Sungai Ciliwung. Waktu yang cukup lama diperlukan, sebab di sana bukan hanya menertibkan tetapi merelokasi warga ke rumah susun.

“Dulu saya sudah mau bongkar, waktu itu saya katakan prioritas saya adalah daerah yang kena jalan inspeksi dan sungai. Yang prioritas waduk. Nah kami kerjakan itu dulu,” tandasnya. [Beritajakarta]

4 COMMENTS

  1. I ya PakGub kalau menutup Stadium bersama sahabat Jend.alius dulu berhasil mengapa sekarang tidak Kalijodo, tetapi tolong jangna exaggerated, waktunya kerja kerja kerja konsen kerja Om Basuki, pagi, siang, malam, kerja!

    • Terlebih menurut Pak Polisi Krishna Murti operatornya orang2 Tionghoa, nah sudah pas seperti di triloginya Pramoedya urusan pelacur dan perjudian setidaknya sampai masa kolonial selesai ada ditangan etnik ini. Jadi Om Basuki silahkan sikat habis tionghoa2 ini dan tunjukkan dirimu ada di garda paling depan kalau berhadapan dengan urusan tegaknya NKRI. Ayo kerja kerja dan setiap hari revolusi!!

  2. Pak Gub, saya setuju dengan pernyataan Bapak, tapi pernyataan yang disampaikan oleh warga pihak kalijodo juga tidak bisa dianggap enteng….Kita belajar dari penertiban di kota Surabaya yang berakhir dengan ricuh antara pihak kepolisian dengan warga penghuni disana. Dan untuk membuktikan bahwa kita bisa lebih baik dalam melakukan penertiban dan tidak banyak menimbulkan perlawanan dari pihak warga dan preman, diperlukan beberapa langkah-langkah atau strategi yang kalau boleh saya usulkan sbb :

    Langkah 1 :
    penetrasi preman, dalam hal ini pihak kepolisian dan intel (reskrim POLRI atau BIN)harus mendapatkan data-data akurat, siapa siapa saja preman disana yang bisa bikin ribut, lokasi operasi mereka, anggota mereka berapa, modus mereka biasa apa, musuh mereka siapa, bekingan mereka siapa,dst…saya percaya pihak Kepolisian dan TNI pasti dan bisa tahu dalam hal ini. Begitu data sudah lengkap, penetrasi bisa mulai dijalankan bertahap yaitu :
    1.1. Kirim umpan untuk ajak ribut dan preman yang dituju mukul…umpan lapor dan tangkap oleh Polisi, dst untuk membuat preman tersebut tidak berani lagi untuk buat ribut selama 6 bulan kedepan.
    Dan lakukan penggembosan kekuatan preman ini terus menerus hingga hari “H” untuk eksekusi lahan

    Langkah ke 2 :
    Razia “MENDADAK” oleh aparat gabungan TNI dan POLRI untuk praktek prostitusi di lokasi…Razia seminggu sekali dilakukan untuk melemahkan dan mengurangi minat pengunjung ke wilayah sana…sehingga efek ekonomi wilayah sana jadi melemah dan psikologis pengunjung kesana jadi lebih “takut” kena masalah.

    Langkah ke 3 :
    Mengalihkan akses/arah arus kendaraan mobil dan motor jadi searah dan harus muter ke jalan lain dulu sebelum melewati jalanan di depan lokasi, dengan tujuan sedikit membuat ribet pengunjung jika mau berkunjung ke lakosi tersebut. Dan siapkan POLISI untuk menilang yang melanggar aturan baik motor maupun mobil…Siagakan 24 jam terus menerus sampai hari “H”

    Langkah ke 4 :
    Sosialisasi untuk meminta warga pindah setelah 1 atau 2 minggu langkah langkah diatas dilakukan dan waktunya dianggap pas untuk mensosialisasi penggusuran tersebut.

    Langkah ke 5 :
    Kordinasikan dengan lurah, RW/RT perihal
    5.1. rencana penempatan warga mereka di rusunawa mana saja ketika lokasi di eksekusi (tentu dateline belum diberi tahukan)
    5.2. informasikan rencana dan bantuan apa saja yang disediakan bagi warga untuk pindah sebelum hari “H” maupun pada saat hari “H”

    EKSEKUSI dengan kekuatan penuh lokasi yang dimaksud…..pastikan sehari beres…dan warga yang pindah ke rusun juga pastikan segera mendapatkan tempat sesuai dengan rencana (sudah didata dan hanya tinggal penempatannya di lantai berapa yang belum)

    Mudah mudahan berguna dan berhasil ya Pak, sehingga layak di jadikan contoh untuk wilayah wilayah lainnya. SAlam..Go…JB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here