Basuki Pastikan Pemegang KJP Tak Bisa Tarik Tunai Lagi

5
96

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memastikan, penarikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan sistem tarik tunai tidak bisa digunakan lagi. Awalnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membatasi penarikan tunai terhadap KJP, yakni Rp 50.000 per satu minggu untuk SMP dan SMA, serta Rp 50.000 per dua minggu untuk siswa SD.

Namun sistem tersebut memungkinkan para oknum pemegang KJP “bermain”, sehingga sistem non-tunai dianggap lebih tepat, kendati masih disalahgunakan.

“Jadi saya kira, sistem sekarang ini (non-tunai) sudah paling benar, 97 persen tepat sasaran,” ujar Basuki di Balai Kota, Jakarta, Kamis (13/8).

Saat ini, katanya, sekitar 100 toko buku ternama sudah terpasang electronic data capture (EDC), dengan demikian, para pemilik KJP bisa berbelanja secara non tunai di toko-toko yang telah memiliki EDC tersebut.

“Kita juga lagi masuk ke Tanah Abang, yang jual perlengkapan sekolah, termasuk pasar pagi Asemka. Kalau ini bisa masuk lagi, dia bisa belanja di sana,” ujarnya.

Sebelumnya, penyalahgunaan KJP masih terjadi, meskipun sistem sudah diubah dengan tarik tunai yang dibatasi dan sisanya non tunai. Basuki kemudian berinisiatif untuk menon-tunaikan penggunaan KJP seluruhnya.

Basuki mengatakan, Bank DKI juga akan bertemu dengan BCA, yang memiliki jaringan ATM Prima. Ia akan meminta bantuan BCA untuk mengunci toko-toko yang tidak menjual perlengkapan sekolah. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]

Pemilik KJP Bisa Gratis Naik Bus Transjakarta, Ini Syaratnya

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan, para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) akan gratis naik bus Transjakarta selama siswa tersebut mengenakan seragam lengkap, pergi pada jam sekolah, dan menunjukkan kartu pelajar.

“Nanti si petugas Transjakarta di seluruh halte Transjakarta akan memakai tiketnya menempel dan siswa bisa langsung masuk,” ujar Basuki, di Balai Kota, Kamis (13/8).

Basuki mengatakan, siswa pemegang KJP yang akan naik bus Transjakarta tinggal menunjukkan KJP yang dimilikinya berikut dengan kartu pelajarnya, selama sistem tap untuk KJP sedang dibuat.

Menurut Basuki, khusus pagi hari, mereka yang terlambat maka tidak akan gratis naik bus Transjakarta, terkecuali jam masuk siswa tersebut siang. Dengan catatan, mereka yang masuk siang akan dicatat namanya dan dicek ke sekolah apakah benar atau tidak. Jika ketahuan berbohong, pihaknya pun tak akan segan-segan menarik KJP mereka. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]

5 COMMENTS

  1. Moga sistem non tunai akan mendidik mereka, tapi entahlah bangsa ini, hobinya nyolong dalam segala hal,kalau bisa mengapa tidak. Dan itulah teladan dari ortu, seperti rumah rusak yang engga bisa dibenahin lagi, duuuh. Ayo kerja!

  2. saya kurang stuju adanya kjp karna kgunaannya dsalah artikan ada yg buat mmbli smbako emas mainan bhkan alat elektronik lg pla yg mnirima kbnyakan org brada ada yg ortunya pgawai negri ada yg kontrakannya byk tolong dsurvei lg kjpnya lg pula kjp mmbuat org yg sdah kaya tmbah kya sdang pedang kecil malah mkin tertindas karna tdk bsa mngajukan mesin kjp

  3. keluarga saya termasuk yg mendapat KJP.
    Saya termasuk keberatan dengan sistem NON TUNAI. krn ada biaya-biaya yang tidak bisa menggunakan DEBIT ATM spt untuk transport, tugas-tugas siswa tidak dapat menggunakan dll.

    Alangkah lebih baik jika aturan pembatasan penarikan tunai bisa diberlakukan lagi.

    terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here