Basuki Rombak Pejabat Eselon II, III, dan IV

5
80

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merombak struktur jabatan eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Adapun sebanyak delapan pejabat eselon II telah dilantik.

Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Nomor 1223 Tahun 2015 tanggal 2 Juli 2015 tentang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Delapan pejabat yang dilantik yakni Irwandi yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI menjadi Kepala Dinas KUMKMP DKI.

Kemudian Firmansyah menggantikan Zaenal Soelaiman menjadi Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI. Isnawa Adji menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI digantikan oleh Andriansyah, yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Timur.

Kepala Bidang Taman Kota Dinas Pertamanan Ratna Dyah dilantik menjadi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI. Kemudian Edy Junaedi Harahap menjabat sebagai Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI.

Mantan Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Sri Margianto diangkat menjadi Kepala Dinas Tata Air, dan Ali Maulana Hakim menjabat sebagai Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI.

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1224-1234 Tahun 2015 tanggal 2 Juli 2015, tentang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian administrator dan pengawas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, ada sebanyak tujuh pejabat eselon III yang dilantik dan 10 pejabat eselon IV yang dilantik.

Di samping itu, Basuki juga mengukuhkan sebanyak 11 anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

“Dengan memanjatkan puji syukur atas taufik dan hidayah Tuhan yang Maha Esa, dengan ini pada Jumat 3 Juli 2015, Saya Gubernur DKI Jakarta dengan resmi melantik saudara-saudara sebagai pimpinan tinggi pratama, administrator, dan pengawas di Lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Saya juga mengukuhkan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan di lingkungan Pemprov DKI. Saya percaya saudara menjalankan tugas sesuai yang diperintahkan,” kata Basuki. [Kompas.com]

5 COMMENTS

    • pasti ada pro & kontralah tiap kebijakan. perombakan kali ini ga 3 bulan tapi 6 bulan loh. mereka yang dicopot kan dilantik 2 jan. lagipula 3 bulan ke depan digunakan untuk mengevaluasi kinerja eselon baru ini, bukan langsung dicopot. bila lo punya anak buah yang ga sampai 3 bulan sudah terbukti ga produktif, ga perform, apakah lo akan kasih dia waktu sampai 2 tahun ke depan baru diganti dengan yang lain?

    • Anda sudah tahu apa yang dilakukan Pak Jonan di kemenhub ini hanya tidak diexpose di publik jauh lebih aggresive juga sudh pernah diberitakan. Tidak hanya pencopotan tetapi juga rotasi setiap dua minggu, ini management Bung. Terutama kalau dalam satu departemen itu sudah jelas serba obscure dan tidak jelas maka harus digebrak. Bu Susi memelakukan hal yang sama hanya tidak ada di media jadi “tidak ada masalah”!

    • Kata siapa membuat apatis. Di swasta saja, jikalau tidak perform selama 3 bulan saja digeser. Jangan takut dengan perubahan Bro. PNS kerja cepat itu sudah sesuai dengan tuntutan jaman. Sama halnya dengan swasta yg juga harus kerja cepat.

  1. At last ja PakGub melepas si Bukit (sekarang si Butar-Butar masih jadi kendala)dan Bu Tyas dan Syamsuddin Noor ini wali yang paling lelet apa sudah tua apa bagaimana ya. Padahal bisa dibaca banyak di internet bgmn dia ini merugikan pemprov dki sehubungan hak tanah dan yang tdk dikerjakan ini juga sejak 2011(!)orang lelet begini dilantik Pak Jokowi, ampun! Itu perdebatannya dng ketua dprd soal sms telfon tidak dijawab, 3 tahun dipertahankan aduh PakGub bingung juga. Jaksel lagi ini kan pusat coba diberikan Bu Susan itu pasti dikebut abis. Bu Tyas kenapa tidak kembali jadi guru besar di ipb d.p. mengurus phl yang tak kunjung beres berlarut-larut, kalau bidangnya disana kenapa di birokrasi. Pak Nandar memang orang yang strategis ucap dan ujarnya setelah didiklatkan, orang yang bicaranya seperti ini jangan diletakkan di JKT sebaiknya di kraton Ngajojakarta pas mental ambtenar seperti ini, ini bukan untuk implementasi revolusi mental.
    Salam2Jari semua (5 Juli 2014) in high spirit!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here