Basuki Siap Pimpin Jakarta

Ahok.Org – TAK lama lagi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo. Basuki siap mengemban amanah sebagai gubernur dan berhadapan dengan peliknya persoalan di Ibu Kota. Selain melanjutkan program prioritas, Basuki juga mempersiapkan berbagai jurus membawa Jakarta menjadi lebih baik.

Ditemui Kompas di ruang kerjanya, Jumat (22/8), di Balai Kota Jakarta, Basuki memaparkan hal penting yang sedang terjadi di masa transisi, yakni pergantian pucuk pimpinan eksekutif di Jakarta. Setelah transisi berjalan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Berikut ini petikan wawancara dengan Basuki.

Menurut Anda, apakah masa transisi di Jakarta akan berjalan mulus?

Saya yakin, tidak akan ada halangan. Keputusan Mahkamah Konstitusi soal perselisihan pemilu sudah mengikat. Anggota dewan yang baru juga tidak dapat mempersoalkan pengunduran Pak Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Soal itu sudah selesai. Kalaupun ada yang menolak, tetap saja Pak Jokowi mundur dari jabatannya.

Terus terang saya memilih Prabowo dalam pilpres kemarin. Saya juga semua keluarga saya memilih Prabowo. Itu untuk menunjukkan saya tidak gila jabatan dengan mengincar posisi Gubernur DKI karena ditinggal Pak Jokowi.

Jika Gubernur terpilih menjadi Presiden RI, jangan salahkan saya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Itu sudah nasib saya. Saya bukan orang yang gila jabatan, saya hanya orang ”gila” saja. Saya juga tidak ngebet jadi gubernur kok, jangan marah. Jika saya kampanye pilih Jokowi boleh saja orang marah.

Apa harapan Anda setelah Jokowi duduk sebagai Presiden?

Komunikasi saya akan lebih baik dan kuat karena saya sudah lama kenal dan kerja bersama dengan Pak Jokowi. Sebab Pak Jokowi tahu, apa yang dibutuhkan DKI Jakarta.

Apa saran Anda kepada Joko Widodo sebelum meninggalkan posisinya sebagai Gubernur DKIJakarta?

Saran saya, agar beliau tidak takut memilih menteri yang baik. Tidak boleh salah. Sebab, untuk tugas-tugas tertentu, Presiden tidak bisa tidak meninggalkan Indonesia. Perlu menteri yang benar-benar membantu tugas presiden. Sebaiknya lawan saja partai-partai yang mencoba mengganggu. Jika dituruti kemauan mereka yang tidak masuk akal, Pak Jokowi akan kalah di set pertama.

Pesan saya sebagai teman, saya minta agar Pak Jokowi tidak lupa. Kalau naik pesawat presiden saya minta diajak, ha-ha.

Kriteria seperti apa pendamping Anda yang pas untuk mengelola Jakarta?

Pokoknya tidak boleh ada kepentingan pribadi. Tidak terima suap, taat pada konstitusi, dan bukan konstituen. Hal itu menjadi syarat mutlak untuk bisa bekerja bersama. Untuk melanjutkan program yang sudah berjalan selama ini agar Jakarta menjadi lebih baik.

Salah satu program prioritas adalah penanganan banjir. Kami tidak akan lagi menoleransi bangunan ilegal di atas saluran air atau sungai. Itu satu-satunya cara agar Jakarta bebas dari banjir. Lihat saja Waduk Pluit sekarang. Saat hujan besar dalam beberapa jam air sudah surut.

Sebab daya tampung waduk saat ini meningkat menjadi 4 juta meter kubik. Yang sial, kan, saya (Basuki tinggal di daerah Pluit). Wilayah selatan tidak mungkin tenggelam. Air semua ke tempat saya.

Kami akan bersihkan bantaran kali dari bangunan liar agar tidak terjadi penyempitan di saluran air. Coba lihat Kali Mampang, semula lebar kali itu 20 meter, sekarang tinggal dua atau tiga meter saja.

Untuk itu sudah dilakukan sosialisasi terus-menerus. Normalisasi Kali Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, bisa menjadi contoh, bagaimana sosialisasi dilakukan oleh Pemprov DKI. Warga yang dipindahkan dari bantaran kali bisa tinggal di rumah susun sederhana sewa yang kami sediakan. Dasar pemindahan itu sesuai dengan kesiapan jumlah rusun yang ada.

Prediksi Anda, ada berapa orang yang harus dipindahkan ke rumah susun?

Kemungkinan ada sekitar 100.000 orang yang harus direlokasi ke rumah susun. Keberadaan mereka merata di semua wilayah Jakarta. Mulai di utara, selatan, timur, dan barat. Selain berkaitan dengan program penanganan banjir, relokasi warga juga berkaitan dengan penataan kependudukan.

Bagi mereka yang belum beruntung, kami bangunkan inkubator seperti rusunawa dan pusat pedagang kaki lima agar perekonomian hidup.

Di bidang transportasi?

Mengenai program ini Pemprov DKI terus berbenah diri. Mimpinya dalam tiga tahun ke depan, kami ingin mengejar kemajuan Kota Bangkok. Transportasi di Jakarta ke depan tidak hanya MRT (mass rapid transit), tetapi juga LRT (light rail transit). Ketika pembangunan berlangsung, kemacetan kendaraan pasti luar biasa, tetapi itu ongkos yang harus disiapkan untuk hasil yang lebih baik.

Kami juga akan memperbanyak jumlah bus dan membantu penambahan kereta. Kami juga akan menambah rute dan jumlah bus tingkat gratis di jalur wisata dan pusat perbelanjaan.

Program ini harus segera dilakukan saat ini juga yang hasilnya akan terlihat pada 2017. Namun, kalau program pembenahan transportasi ditunda sampai 2018, Jakarta tidak akan tertolong lagi. Jadi mau tidak mau harus dilakukan sekarang. Macetnya saat ini juga, tetapi selanjutnya akan lebih nyaman dan mobilitas di Jakarta menjadi lebih baik.

Sebagian program penataan transportasi, kami tiru seperti yang dikembangkan di Kota Chicago, Amerika Serikat. Kenapa Chicago, kota itu berbeda dengan kota lain di Amerika Serikat? Kota itu dibangun zaman mafia Al Capone sehingga menjadi kacau. Nyaris tidak ada ruang terbuka yang tersisa selain koridor jalan utama.

Otoritas kota lalu mengembangkan LRT yang bisa meliuk-liuk di antara gedung-gedung bertingkat. Kondisinya nyaris seperti Jakarta saat ini yang tidak tertata.

Kondisi Jakarta belum separah Chicago. Namun, sudah kacau tata ruangnya. Nah, nanti kami akan dorong adanya LRT yang mengitari mal-mal di Jakarta. Bayangkan, Jakarta ini ada 564 pusat perbelanjaan yang semuanya terhubung dengan LRT.

Kami akan melibatkan sektor swasta. Mereka (pengusaha) juga bisa bangun sky bridge. Kami bisa memberi mereka hak penggunaan ruang udara selama 30-50 tahun.

Apakah LRT itu tidak akan merusak keindahan kota?

Enggak bisa dihindari itu. Namun, ada hal besar yang diperjuangkan. Target saya pada 2016, penataan transportasi bisa selesai. Ketika itu jumlah bus transjakarta banyak, bus tingkat juga banyak. Sementara angkot kecil kami paksa menggunakan bahan bakar gas. Langkah yang akan dilakukan adalah awal 2015 kami akan mencabut bensin bersubsidi di Jakarta.

Dengan berbagai upaya itu, minimal ada beberapa hal yang bisa dibenahi hingga 2018. Paling tidak ada yang dirasakan warga dari perbaikan itu, penanganan banjir, penataan kawasan, dan transportasi publik yang jauh lebih baik. [Kompas Cetak]