Basuki Soal Aset di DKI Bermasalah

12
87

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan banyaknya aset di Ibu Kota yang bermasalah terjadi karena perjanjian yang dibuat selama ini sangat lemah.

“Misalnya buang sampah di Bantar Gebang, kita sampai harus bayar Rp 400 miliar per tahun di tanah kita sendiri. Masuk akal tidak? Mereka juga tidak bangun apa-apa, standarisasinya tidak masuk,” kata Basuki di Balai Kota, Selasa (30/6).

Hal yang sama juga terjadi dengan PT Jakarta Monorail (JM) yang menjanjikan akan membangunkan monorel di DKI, di mana tiang-tiang pembangunan monorel yang mangkrak pada rencana pembangunan pertama masih menancap di tanah DKI.

Sementara saat DKI sendiri akan menggunakan tanah di mana tiang itu berada tidak diperbolehkan.

“Makanya banyak perjanjian dengan pihak swasta tidak disebutkan kalau wanprestasi, bakal dibalikin tidak lahan kami? Tidak,” katanya.

Karenanya, Basuki pun ingin mengubah perjanjian dengan perusahaan-perusahaan swasta yang bekerja sama dengan DKI. Pada mulanya, Build Operator Transfer (BOT) menjadi salah satu mekanisme perjanjian, di mana pembangunan dan pengoperasian dilakukan oleh pihak swasta dalam jangka waktu tertentu, kemudian baru akan diambil oleh DKI.

Namun dikarenakan sistem seperti itu kerap dilanggar oleh perusahaan swasta yang tidak mau mengembalikan, maka Basuki pun berniat untuk mengubah mekanismenya menjadi Build Transfer Operator (BTO), di mana perusahaan swasta membangun dan memberikannya terlebih dahulu kepada DKI dan baru dioperasikan oleh yang membangun itu.

“Jadi kalau kita kerja sama dengan orang dan macet (tidak mau kembalikan), saya sita itu. Kalau kamu misal mau operasikan bus dan tidak jalan busnya, kami langsung ambil alih. Jadi perjanjiannya (sistem lama) memang sudah direncanakan,” katanya.

Hal tersebut, kata Basuki, sudah terjadi sejak zaman dahulu. Dengan demikian saat ini, Basuki ingin menelitinya kembali untuk membenahinya. Basuki sendiri mengakui permasalahan aset di DKI ini kacau balau. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]

12 COMMENTS

  1. warga harus bersyukur masih ada gubenur yang mau “berepot” membenahi jakarta ini. lebih mudah “adem ayem” tanpa suara tanpa perubahan seperti foke.semoga tercapai jakarta barunya.
    happy bday.

  2. yang saya tidak habis pikir soal “aset”..kenapa DKI pegang saham alcoholic drinks? bingung saya…Polisi kerja habis-habisan untuk basmi miras…demi untuk menurunkan angka kriminal DAN kecelakaan…usulan/pertanyaan Kementrian Dalam Negeri yang sekarang…soal aset…saya perhatikan memang “make sense”…

  3. Apakah minuman beralkohol ilegal di Indonesia?. Jika legal, tujuan punya saham, adalah untuk mengontrol minuman tersebut.
    Yang dibasmi polisi adalah minuman alkohol yg ilegal

    • it’s tax payers money!!!..it’s better INVEST on “food production” to control the inflation AND to help other nation when crop fails…than to support alcoholic drinks that might trigger more alcoholic addiction…the result of alcoholic addiction is more and more “DRUNKARDS”….

    • about investing: you may ask Mr. Bill Gates…or Mr. Warren Buffet if you meet them one day…which one is better to make a better world: invest on alcoholic drinks or food production for famine???

    • yang namanya alcoholic drinks, mau legal atau tidak…EFEKnya bisa buat orang mabuk (kalo nyetir bisa celaka)…kanker liver…(jangka panjang) bahkan mati….yang mati overdosis di Prancis bulan oktober lalu minum 56 shots of liquor…guess what? it’s legal bar…

    • satu lagi info…geng motor itu doyan-nya pesta alcoholic drinks…, sebelum aksi penyerangan…kadang mereka minum-minum miras dulu…supaya lebih ‘berani’…

  4. IF you have stocks on certain company: what would you do? big chances are more and more policies for more product sales…and money…

    • more product sales…more alcohol…more addiction…more drunkards…is it good for the Indonesia Demographic Bonus? think about the FUTURE result…wider view…macro effects…

  5. Minuman keras dan Rokok hanya dijual pada tempat tertentu dan syarat tertentu dengan pengawasan yang melekat, itu saja sih solusinya, bukan dengan melarang-larang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here