Basuki Soal Pengadaan Lahan untuk Bank Sampah

3
71
Bank Sampah

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjanjikan kemudahan pengadaan lahan untuk pembangunan bank sampah di tiap kelurahan.

Pasalnya, bank sampah merupakan salah satu langkah alternatif mengantisipasi membeludaknya sampah rumah tangga.

“Kesulitan pertama itu lokasi. Kami belikan tanah di Kelurahan untuk bank sampah dan tetap meminjamkan nama Pemprov DKI,” kata Basuki dalam acara Apresiasi Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015, di Balai Kota, Rabu (11/11/2015).

Selain itu, pemerintah perlu menumbuhkan kesadaran warga setempat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah. Menurut Basuki, biasanya hanya tiga orang yang bekerja di bank sampah.

Basuki menjanjikan menambah tenaga kerja. Bahkan, Dinas Kebersihan akan membantu pengangkutan sampah dengan truk sampah dan alat berat.

“Saya minta Pak Isnawa (Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji) mengkaji itu. Ini akan menolong pemuda yang belum dapat pekerjaan. Karena mengolah sampah bukan penghinaan atau sesuatu yang menghina, tapi dapat menghasilkan gaji,” kata Basuki.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengakui, jumlah bank sampah saat ini masih sangat minim. Padahal, keberadaan bank sampah dapat mengurangi sampah di sumber hingga 50 persen.

Saat ini baru ada 234 bank sampah dan jumlahnya tidak sebanding dengan banyaknya RW di Jakarta.

Program ini mengedukasi warga untuk memilah antara sampah anorganik dan organik. Kemudian pelaksanaan bank sampah juga diyakini dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang.

“Sekarang volume sampah yang dikirim ke Bantargebang sekitar 6.700 meter kubik. Dengan bank sampah, saya kira pasti berkurang,” kata Isnawa. [Kompas.com]

3 COMMENTS

  1. Kepada Yth Bapak Gubenur DKI-Jakarta
    Pak AHOK- Basuki Tjahaja Purnama,

    Shallom,

    Bersama ini saya mau memberitahukan kepada Pak Gubenur , masalah olah sampah dari DKI dan sekitar nya dan provinsi provinsi di seluruh wilayah Indonesia , pernah ada Study banding di luar negeri.

    Dan sekitar Tahun 1993-1994 saya jadi pemandu- guide untuk rombongan dari Indonesia ,

    Rombongan Team Indonesia adalah seperti berikut:
    Walikota Jakarta Utara, Walikota Jakarta Selatan, Walikota Tangerang , Secretaria Bupati Bekasi, dan juga berberapa calon Gubernur dari berberapa provinsi di wilayah Indonesia.

    Tiba di Negara tersebut mereka Rombongan ini cuma mau lihat Parawisata dan belanja untuk anak dan istri.

    Tiba di tempat olah sampah , Team Rombongan tersebut tidak mau lihat bagaimana sampah di olah, tapi hanya bikin foto depan tempat olah sampah ,dan naik Bis lagi untuk mau keluar kota ,dan jalan dll.

    Kalau Bapak Gubernur Pak AHOK mau atur olah sampah Kota DKI masuk di setiap wilayah di DKI , supaya tidak antar lagi wilayah ke Kota Bekasi , saya bisa kasih info kepada Bapak Gubernur Pak AHOK.

    Hormat kami.

    GOD BLESS YOU

    Michael.Dolf S.

  2. Keluarin Pergub aja, ga usah dihimbau-himbau, per RW harus punya bank sampah…kesatu buka lapangan kerja, kedua soal sampah berkurang 50% kan…?! Ini tugas Kelurahan dan Kecamatan dalam membinanya…

  3. Selamat pagi Bapak Basuki,
    Semoga Bapak selalu sehat, selamat dan semangat untuk membersihkan Jakarta dari berbagai sampah, baik sampah yang dibuang ke Bantar Gebang maupun sampah yang bertebaran di birokrasi, parpol, dan jalanan ibu kota…

    Untuk sampah organik dan daur ulang….selain dengan pendekatan regulasi, saran saya Bapak perlu membangun modal sosial Pak…artinya bagaimana mensinergikan kekuatan dari kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat, mulai dari PKK, Karang Taruna, Bisnis, Universitas, Sekolah, Pasar, NGO, dan tentu saja jajaran birokrasi Bapak sendiri dari tingkat gubernuran sampai ke tingkat RT. Satukan mereka dalam satu visi dan tindakan dalam “JIHAD” melawan sampah. Yakinkan, bahwa kesadaran dan kemauan untuk mengurangi sampah mulai dari sumbernya sampai membangun tata kelola yang jelas dalam “supply-chain” nya adalah “entry point” untuk membereskan Jakarta dalam semua aspek kehidupan. Jumlah manusia Jakarta yang begitu banyak harus dijadikan modal, karena manusia yang sadar dan bertanggungjawab adalah kunci perubahan sosial. Betapapun banyak dana dikeluarkan dan berbagai infrastruktur fisik dibangun, tanpa ada peran aktif manusia-manusianya…percuma pak.

    Berkaca dari keberhasilan Surabaya, visi, keseriusan dan konsistensi pemerintah, peran aktif semua warga di tingkat akar rumput dan masyarakat sipilnya hingga partisipasi kelompok bisnisnya adalah 3 kunci transformasi manajemen sampah di Surabaya. Tapi ingat, perubahan ini perlu waktu 10 tahun….Jadi, jangan berharap seperti membalik telapak tangan. Tetapi kalau kita sudah “on the right track” dalam proses, maka Tuhan pasti tidak akan menyia-nyiakan usaha dan kerja keras hamba-hambaNYA.

    Konstitusi sudah kelas loh Pak, ada UU No.18/2008 tentang manajemen sampah, dan kini Bapak Presiden Jokowi telah menetapkan Jakarta bersama 6 kota lainnya sebagai proyek percontohan PLT sampah…jadi nunggu apalagi Pak.

    Jadi Pak, go ahead, be consistent and stengthening multistakeholder parnership towards one vision: Freedom from Waste…

    Salam sukses Pak Gubernur…God Bless You
    Nurul Isnaeni
    FISIP UI – Depok

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here