Basuki Tolak Tawaran PT Adhi Karya untuk Bangun Monorel

1
49

Ahok.Org – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku telah menolak tawaran PT Adhi Karya untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan Monorel di Jakarta.

“Kemarin saya ketemu sama Adhi Karya soal monorel. Dia tawarkan Pemprov DKI investasi di situ. Tapi kita tolak,” kata Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (30/10).

Alasan penolakan tawaran tersebut, diungkapkannya karena Pemprov DKI tak tertarik menginvestasikan uang rakyat terhadap sebuah proyek pembangunan transportasi massal.

Dia lebih memilih mempersilakan pihak ketiga untuk menginvestasikan modal mereka untuk membangun transportasi massal. Bahkan lebih cenderung membuka peluang investor di bidang properti yang membangun monorel.

“Saya memang bilang nggak tertarik kita investasi di situ. Kita maunya lebih cenderung properti yang bangunkan,” ujarnya.

Kendati demikian, Basuki tetap memberikan peluang PT Adhi Karya membangun monorel di Ibu Kota.

Seperti diketahui, PT Adhi Karya akan fokus membangun tiga koridor yang menurut analisa Adhi Karya paling membutuhkan angkutan massal. Tiga rute tersebut adalah Bekasi-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan.

Dari hasil kajian tersebut, ditemukan 67 persen kemacetan di Jakarta bermuara dari arus lalu lintas Cikampek, Bekasi, hingga ke Cawang. Kemudian dari tol Jagorawi hingga ke Jakarta.

Atas dasar kajian tersebut, PT Adhi Karya berencana membangun monorel dengan rute Kuningan-Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Cibubur sepanjang 52 km, yang diproyeksikan memerlukan dana sebesar Rp 8,4 triliun. [Beritasatu.com]

1 COMMENT

  1. Pak Ahok yang baik,

    Saya setuju apabila pemprov DKI punya pandangan yang baik dalam pembangunan monorail/MRT, karena trasportasi tersebut prospeknya jangka panjang, namun saya sebagai warga yang sudah sejak tinggal turun temurun di jakarta rindu akan transportasi massal yang dapat dioperasikan, terutama rute dari Cibubur yang sangat amat padat dan macet setiap hari, setelah saya perhatikan ternyata sebabnya adalah perkembangan infrastruktur publik tidak berbanding lurus dengan perkembangan warganya, dimana banyak pemukiman namun tidak ada infrastruktur (termasuk transportasi massal seperti monorail)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here