BTP Ingin Jakpro Pimpin Palyja

6
99

Ahok.Org – Setelah pembelian 51% saham PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dari Suez International (Perancis) disetujui, Pemprov DKI kemudian berencana membeli 49% saham selebihnya yang masih dimiliki oleh PT Astratel (Singapura) melalui BUMD DKI yaitu PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, bila pembelian tersebut berhasil dilakukan, Jakpro akan mengelola seluruh operasional perusahaan Palyja, mulai dari direktur utama hingga keuangan.

“Operasionalnya Jakpro yang pimpin, sudah ada perjanjian, Pembangunan Jaya 51 persen tapi yang nge-lead perusahaannya adalah Jakpro. Semuanya dari Jakpro,” ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Ahok menjelaskan, Pemprov DKI akan memberikan kepercayaan kepada Jakpro dalam memimpin Palyja selama 5 tahun ke depan. Sebab, perusahaan DKI dalam bidang properti tersebut berencana akan go public atau penawaran saham (Initial Public Offering/IPO). Maka dari itu, Jakpro diberi kesempatan mengelola Palyja untuk menunjukkan kemampuannya apakah layak untuk go public. Walaupun kepemilikan saham terbesar oleh PT Pembangunan Jaya.

“Jadi kita mau kasih kesan, kita nggak hanya BUMD, tapi profesional juga. Ini untuk menunjukkan kemampuan dia (Jakpro), kan katanya mau go public kan. Kita mau tunjukin bahwa BUMD kita pun profesional, begitu juga dengan Pembangunan Jaya,” kata Ahok.

Penawaran pembelian 49% saham Palyja hingga saat ini masih dalam tahap due dilligence atau pengkajian. Sementara, untuk melengkapi proses pembelian 51% yang sudah disetujui, PT Pembangunan Jaya akan mengirim letter of interest (LoI) kepada Suez International.

LoI merupakan surat resmi bisnis mengenai pembelian atau pengambilalihan (akuisisi) aset dan saham perusahaan, penanaman modal atau investasi, modal patungan, atau penggabungan (merger) perusahaan, yang umumnya dalam skala besar secara finansial.[Liputan6.com]

6 COMMENTS

  1. yang penting kedua PT (JakPro & BangJaya) masih milik pemda DKI, jadi Palyja bisa dikuasai penuh tanpa hambatan kepemimpinan.

    Dan kalau bisa, selain soal LoI (koreksi: IPO adalah penawaran saham PERDANA, kurang kata ‘perdana’-nya yg wajib tercantum, krn PT yg udah go-publik masih bisa nawarin saham2nya berikutnya lagi dikemudian hari), tolong deskripsi kedua PT milik pemda DKI tsb juga dijabarkan dgn jelas apa peran2nya (misal JakPro ngurusin jual-beli properti2 pemda DKI, dan BangJaya ngurusin KHUSUS pembangunan properti utk pemda DKI, shg tak terkesan tumpang tindih peran2nya).
    Tadinya saya kira BangJaya (Pembangunan Jaya) ini PT milik siapa sih (langsung ngingetin PT-nya yg bikin ‘Jaya Ancol’), soalnya udah ada JakPro yg ngurusin properti. Apa benar perkiraan saya PT BangJaya itu milik pemda DKI? (krn JakPro boleh mimpin hanya dgn 49% ownership, kan umumnya harus minimal 51% ownership baru boleh mimpin, kecuali mayoritas pemegang saham dipegang beberapa PT yg sama pemiliknya, jadi terserah pemiliknya, mo PT miliknya yg mana yg mimpin)
    Bener gak, atau malah beneran PT swasta BangJaya itu?

    • Oiya, lupa…

      kalo bisa Palyja juga bikin produk model prabayar spt produk PLN Listrik Prabayar (aka. “Listrik Pintar”) yg gak pake abonemen bulanan dan gak bakal dicabut selamanya klo lama gak pake2. Tinggal meterannya aja diganti dgn model PraBayar, jadi kalo ada isi pulsanya, baru bisa jalan airnya, kalo pulsa nol, maka gak akan keluar airnya.
      StopKran Utama (model standar/biasa [putar penuh/engkol bola 90′] atau electro-mechanical relay yg pakai tombol Start/Stop) berfungsi spt MCB di KWh meter listrik, jadi klo masih ada pulsa, kita masih bisa matikan aliran airnya scr manual (misal: klo mau stop kebocoran air dgn cepat atau mo perbaiki pipa ledeng utama, masa mo ngocor terus aernya?).

      Gak tau deh, jika produk “meteran air prabayar” ini berhasil dibuat Palyja, apa bakal jadi yg pertama di dunia, krn saya blon pernah lihat model standalone yg kek gini di pasaran dunia.
      Bisa jadi rekor pencapaian ‘teknologi’ baru nih buat Jakarta/Indonesia… 🙂 MURI, ayo siap2! Pastinya pertama di Indonesia klo jadi produknya!

      • Oiya, lupa lagee… 🙂

        “Meteran PAM PraBayar” ini (wah udah dapet nama dulu sbelon lahir nih) dimaksudkan agar selain menguntungkan di sisi konsumen dari segi penghematan biaya tagihan pakai air (mirip dgn penghematan ala PLN Prabayar alasannya), juga agar warga terbiasa berhemat air krn ada insentif, tidak dicabut sambungan PAM-nya jika tak pakai lama dan tak ada abonemen, shg tak perlu dihambur2kan ‘pulsa’ nya. Dari sisi pemda DKI, juga membantu program penghematan air, dimana sumber2 air Palyja tidak selalu konsisten debit air masuknya (debit air masuk > debit air keluar) – apalagi jika Palyja punya motto ‘Green/EF company’ juga, maka harus bisa berhemat air dgn mengedukasi konsumen2nya soal penghematan air dan mengupgrade juga produk2nya jadi berstandar ‘Green/EF’ spt meteran air Prabayar ini.

        Ingat, masih banyak warga negri ini yg tidak mendapat air bersih yg layak pakai, jangankan utk minum/mandi.
        Sbg contoh: Ini sudah lama berlangsung di NTT (Flores, dst), warga desa2 disana harus berjalan kaki selama 1 jam (kira2 sendiri berapa Km jarak tempuhnya) hanya utk mencari dan mendapatkan air dgn cara digali dgn tangan (persisnya tangan wanita, kurang jelas kenapa bukan prianya yg nyari air), itupun tak layak minum krn airnya asin dan kotor yg diambil dari ‘genangan air’ bekas galian tadi.
        Hati saya selalu ‘menangis’ tiap kali liat tayangan ini, kenapa hampir tidak ada yg mau menolong mereka terutama pemdanya sendiri (ada sedikit bantuan dari orang2 bule yg kesana dan beberapa aktivis, tapi masih belum cukup, krn masalah kekurangan air memang problem besar disana) – apakah presiden auto-pilot kita tidak tahu soal ini?
        Ini juga terjadi di berbagai daerah2 lainnya di negri ini, terutama di musim kemarau.

  2. Langkah yang tepat untuk menguasai kembali sumber daya strategis seperti air, mengembalikan kepada negara untuk rakyat Indonesia. Singapura mati-matian berusaha independen dari Indonesia & Malaysia untuk urusan air dengan membuat instalasi-instalasi pengolahan air, waduk-waduk buatan, pembuatan gorong2 “across the island”, di Indonesia ini malah pengolahan sumber daya strategis seperti air, disodorkan ke perusahaan ASING. Gubernur yang dulu-dulu emang bodohnya minta ampuun. Yang lebih bodoh rakyat yang memilihnya.

  3. kembali ke PT Pembangunan Jaya, yg mengelola Taman Impian Ancol, sebentar juga lahannya habis dibuat Apatemen, Urban Village dan Mal yg tempat parkirnya tidak memadai.

    Sehingga lapangan rumput satu-satunya yg luas (CarnavalBeach),dikorbankan untuk parkir kalo ada konser (padahal yg mau olah raga juga sama bayarnya)

    Bibir pantai dengan bangunan-bangunan yg ada sepertitidak memakai AMDAL yg memadai!!! Kelola yg bener dung!!!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here