Cara Ahok Lindungi Pasar Tradisional dari Serangan Minimarket

4
71

Ahok.Org – Jumlah minimarket di Ibu Kota kian menjamur. Keberadaan minimarket dinilai dapat mengancam pasar tradisional. Sebut saja ‘serangan’ minimarket asal negeri sakura Seven Eleven (sevel). Jumlah gerainya meningkat pesat beberapa tahun ini.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menilai wajar jika jumlah minimarket meningkat pesat. Sebab, masyarakat di kota besar seperti Jakarta tak memiliki waktu untuk berbelanja di pasar tradisional.

“Kenapa sevel bisa tumbuh? Karena ada permintaan. Nah, anak muda demo-demo, belinya juga di sevel. Zaman udah berubah, kita kerja dari pagi, enggak sempet ke pasar, pulang malem, pasar tradisional udah tutup, terus harga lebih murah. Makanya, bukan persoalan salah di minimarket,” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Oleh karena itu, Ahok mengatakan pasar tradisional harus mampu menjaga kualitas agar bisa bersaing dengan minimarket. Salah satunya dengan menjaga bersih dan nyaman pasar tradisional. Kesan bau dan becek harus dihilangkan. Ini dinilainya sebagai cara ampuh agar masyarakat tetap berminat berbelanja di pasar.

“Sekarang bagaimana kita membantu pasar tradisional jadi lebih nyaman. Kamu enggak bisa bebanin orang. Kalau kamu enggak efisien, saya belain tuh toko kampung supaya dia mahal enggak apa-apa, kamu marah-marah juga beli barang mahal, jadi bukan itu persoalannya,” jelas Ahok.

Ahok mengakui tidak dapat membatasi jumlah minimarket di Jakarta. Pemprov DKI hanya dapat menindak tegas minimarket yang tidak memiliki izin usaha.

“Di kota modern, sevel di mana-mana tetep mesti ada. Sekarang kita cuma bisa ada yang langgar kita tangkap,” tandasnya. [Metrotvnews.com]

4 COMMENTS

  1. Bukan pasar tradisional Pak Ahok yang jadi saingan mini market tetapi warung-warung kecil di sekitar perumahaan.

    Pasar tradisional bersaingnya dengan Supermarket/Hypermarket.

  2. pak ahok di kelapa gading terbalik pak kalo di mol mol justru bahan pokok murah pak, di pasar tradisionalnya justru lebih mahal, coba aja pak ahok cek, trus kalo di pasar tradisional yg jualan galak galak zzzz, ini khusus kelapa gading yah pak ahok, saya suka cek cek harga pasar tradisional dan mol, khusus kelapa gading beli di mol lebih murah pak

  3. Dari definisi, segmen pasar dan barang yg dijual beda banget dong antara Pasar tradisional, Pasar Modern, mini market, super market dan hyper market. Sevel yg dikategorikan sbg mini market yg dijual kan produk-2 siap konsumsi dan dikemas secara menarik dengan segala trik-2 pelayanan yg baik dan harga yg terjangkau oleh calon curtomernya…. kalo pasar? dah ga perlu dijelasin kan.
    Tapi intinya semua sama, adanya saling membutuhkan antara penjual dan pembeli. Disitu ada produk atw jasa, harga, macam2 pelayanan/service, waktu, lokasi, hygienis, iklan, dll…. Semakin lengkap kebutuhan customer itu terpenuhi oleh penjual maka semakin customer tergantung kpd pihak penjual.
    Masalahnya : sanggup ga pasar tradisional yg kumuh berbenah dlm banyak hal untuk bersaing? Jangan salahkan mini market dll, khususnya Sevel yg bisa baca apa yg dibutuhkan konsumennya. Harusnya kita yg banyak belajar dari Sevel dll. Itulah yg namanya persaingan sempurna. Semoga bisa menjadi PR buat pak Ahok dan tim-nya dalam merehab, merenovasi atw membangun pasar tradisional menjadi pasar modern.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here