DKI Akan Gelar Public Hearing Pengembangan TMR

21
127

Ahok.Org – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menggelar public hearing terkait pengembangan Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan. Rencananya, public hearing Ragunan akan digelar pada tanggal 3 Oktober mendatang.  

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, TMR merupakan kebun binatang terbesar kedua di dunia yang berada di tengah kota. “Kebun Binatang ragunan memiliki luas sekitar empat atau lima kali lebih besar dibandingkan Singapore Zoo,” ujar Basuki, Jumat (23/8).

Namun, diakui Basuki, kondisi TMR tidak terpelihara dan tidak berkembang sama sekali. “Makanya, 3 Oktober mendatang, kita akan gelar semacam public hearing untuk mengetahui mau kemana Ragunan dikembangkan. Pak Gubernur menginginkan kota Jakarta memiliki kebun binatang kelas dunia,” kata mantan anggota Komisi II DPR ini.

Pemprov DKI, kata Basuki, berencana merubah harga tiket masuk ke Kebun Binatang Ragunan yang saat ini sebesar Rp 4.000 per orang. Perubahan tiket masuk berdasarkan perbandingan kebun binatang di sejumlah kota besar lain di antaranya Washington DC yang menggratiskan harga tiket masuk kebun binatang.

Sedangkan, harga tiket kebun binatang  di Surabaya mencapai Rp 20.000 per orang. “Ya nanti kita bisa bikin apakah mau harga satu bungkus rokok atau setengah bungkus rokok,” ungkapnya.

Dikatakan Basuki, konsep pengembangan TMR sesuai pemikiran  Gubernur DKI, Joko Widodo yakni tersedianya tempat, taman dan fasilitas lainnya untuk para pengunjung. Untuk mewujudkan hal itu, Pemprov DKI akan  melibatkan perusahaan swasta sebagai sponsor atau bisa menggunakan APBD DKI.

Ditambahkan Basuki, membangun TMR  hingga menjadi kebun binatang berstandar internasional dan terkenal di dunia, membutuhkan waktu tiga hingga empat tahun ke depan. Alhasil, penataan pun akan dilaksanakan secara bertahap.[Beritajakarta]

21 COMMENTS

  1. p.jokowi,,,p.basuki,,,sekedar ingin tahu aja..gorong2 yg hari itu di cek sama p.jokowi,yg p.jokowi sampai masuk ke dalam ny itu,apa udh di lebarin ? awas lho,ini mumpung musim kemarau..jgn sampai wktu musim hujan tiba,belum beres..byk yg marah lho nanti…sbb p.jokowi ny aja udh terjun langsung kedalam ny,kok msh gk rampung2..trs mslh 15 rusun hibah dr pusat,apa udh di renovasi semua…? itu penting banget lho…hrp itu jd prioritas..sdh byk banget yg nunggu utk di relokasi…biar yg di ciliwung cepet pindah ny,yg di pluit jg cepet beres pindah ny…semua warga kini udh ndukung semus program2 pemprov DKI…tinggal nyukses kan aja….smg suxses semua ny…

  2. Pak Wagub, promosi TMR boleh dikata hampir tdk prnah ada / kedengaran ada. Sbnarnya TMR ini dahulu sebagai tempat karya wisata pelajar untuk mempelajari hewan & biotanya. tapi karna kurikulum pendidikan kita yg lebih mementingkan jumlah mata pelajaran yang dijejalin ke otak murid ketimbang kualitas ilmu pengetahuannya, akhirnya… hal2 sederhana yang harusnya kita sebagai manusia wajib tahu, jadi tololnya diatur.

    contoh: ada banyak jenis species ular di TMR. Guru bahas soal ular tentang jenis beragam & detilnya sperti murid akan jadi dokter hewan saja. tapi hal penting seperti, bagaimana bila murid menemukan ular di pekarangan rumah atau ular masuk ke tenda saat camping atau terkena gigitan ular, apa yang murid mesti lakukan. kemana murid prosedurnya musti mencari pertolongan atau menghubungi siapa karna berpacu dengan waktu untuk selamatkan nyawa manusia. bagaimana murid bisa tahu apakah itu ular berbisa atau ular tak berbisa. bagaimana tindakan yang diambil bila berhadapan dengan ular muka dengan muka – di rumah, di hutan, di jalan raya, dsb..dsb…

    Hal2 seperti JAUH….sekali lagi jauh lebih penting untuk guru sekolah jelaskan & tanamkan pada murid daripada bicara soal sejarah, organ tubuh n hal2 tentang ular yang nantinya toh akan dipelajari murid bila kelak mereka ambil jurusan dokter hewan. tapi sebagai murid SD s/d SMA, kan belum perlu ! Skala prioritas WAJIB DIBERLAKUKAN DALAM STUDI.

    Bila hal2 seperti ini dapat perhatian khusus & serius dari pejabat pemerintah ybs, maka TMR ini bukan hanya tempat wisata tapi juga tempat belajar yang luar biasa baiknya bagi para pelajar. Kecintaan pada hewan akan tumbuh dan dari hewan pun, masyarakat bisa belajar bagaimana menyelesaikan persoalan2 hidup mereka supaya dapat bertahan hidup. Jadi hewan bukan cuman sebagai kelinci percobaan tok, tapi multi-benefit buat warga kota Jakarta dalam arti kata seluas-luasnya.

    PLUS, akses jalan menuju TMR, sering sekali macet luar biasa di jam kapanpun termasuk weekend. membuat saya stress duluan untuk pergi ke daerah tsb. alangkah baiknya bisa TMR itu punya stasiun KRL dalam kota yang warga bisa bawa sepedanya juga. selain wisata, juga olahraga sehat. hehehee… thanks pak Wagub ! 🙂

    • OK, catet! Setelah ahli ikan gemuk+sehat, sekarang ahli ular berbisa.
      Apa lagi Grace, spesies hewan2 lainnya yg dikau kuasai dan cintai utk disantap?

      Mengenali ular berbisa/tidak sebenarnya mudah sekali. Kalau sempat berpapasan dengannya, tinggal tanya aja langsung: “Bisa apa saja kamu, lar?”

      Krn dekat dgn Stasiun MRT LB, bisa saja disambung dgn monorel/kreta-gantunk ke TMR, deket ini koq. Ini alternatif jalan ke TMR yg ‘joyride’ & fun abiez kalo kesana via MRT.

      BTW Grace, emang ente lewat mana sih koq macet banget kesannya? keknya cuma klo musim liburan aja yg macet, itupun masih wajar (utk wilayah itu) koq menurut ane.
      Lewat dari Pasar Minggu, Pejaten, Ampera Arteri, Pondok Labu/Cinere, ato Ciganjur/Jagakarsa?
      Dari arah Pejaten/Warung Jati/Mampang ye? 😉 Wah, itu ikannya paling jelek dan kurus kering sedunia disonoh! 😀 Itu juga anak2 Pejaten yg bilang sendiri loh.
      Gara2 sering macet, telat kirim, ikannya jadi kelaperan berat, trus bunuh diri deh – dikasih napas buatan sama penjualnya, idup lagi tapi tetep kurus kering plus stress, dgn mata melotot hampa – idup segan matipun bengong. Itu dulu, gak tau sekarang.

      BTW, mo ikut nonton bareng Metallica (dan Jokowi) gak besok?

      • Hahahaa…. Taz, saya bukan ahli-nya koq. saya cuman penyayang hewan saja. saya hanya akan bunuh ular kalau sudah amat sangat sangat terdesak saja. dibandingkan dengan hewan2 diatas daratan yang ada, hewan2 dalam laut di perairan Indonesia luar biasa bagus2, sangat beragam dan jauh lebih indah. sayang sekali, wisata bahari kita kurang dapat perhatian dari pemerintah pusat & daerah. hewan yang diatas daratan saja hampir tidak dilirik, bagaimana lagi dg hewan2 yg ada dalam laut. padahal, bila dikelola dg baik & profesional, keduanya itu dapat jadi mesin pencetak uang tak ada habisnya bagi pemasukan daerah & pusat. Tetangga kita Australia, sbagian besar pemasukkan rakyatnya dari penanganan hewan2nya. dari kebun binatang, hasil2 research ilmu pengetahuan, hasil peternakan (dairy products, wool, kulit hewan, dll). Sangat kaya. belum lagi souvenir2 beragam jenis hewan yang dijual. pertunjukkan atraksi hewan2 & pemotongan bulu2 domba, dsb. smua diubah jadi mesin pencetak uang oleh pemerintah Australia. Jakarta bisa ikutin jejak Australia untuk hal penanganan hewan seperti TMR ini.

        Macet maksud saya dari arteri pdk indah – metro pdk indah – tol tb simatupang keluar di pintu ragunan, disitulah hantu macetnya sebelum bisa sampai ke tempat putaran arah menuju ragunan. pulangnya dari ragunan juga sama. Kalau ada stasium MRT di dekat TMR bagus sekali. atau keluar MRT naik bis pariwisata atau bis umum langsung ke pintu masuk TMR akan mendongkrak jumlah pengunjung TMR. Pemerintah spatutnya menentukan mana tempat2 wisata yang utama bagi Jakarta baik yang sudah ada maupun yang direncanakan akan ada untuk proyeksi 10-20 tahun ke depan. jadi, selagi MRT dibangun, tempat2 wisata tsb tidak terlantar dan sedikit pengunjungnya. 2015 kita free trade untuk asia. kalau warga jakarta tidak disiapkan untuk paham sekali rencana2 pemprov DKI menciptakan sumber2 penghasilan baru, bisa2 kita warga jakarta digantikan oleh warganegara asing yang banjir datang kesini dan kita pun tersingkirkan.

        Australia bisa jadi role model yang sangat baik buat jakarta untuk menciptakan sumber penghasilan baru dari penanganan hewan2. salah satunya TMR ini. gicu Taz.

        Hahaha… saya bukan pecinta Metallica. met nonton bareng sama Pakde Jokowi besok yo !

        • Wah, iye sorganya macet tuh semua lintasannya, apalagi pas jam pulang kantor… beh…!
          Ente anak Kebayoran Lama/Baru nih? (anak BiNus ye?)
          Sering maen ke PIM 1 ato 2?
          PIM 2 ye? lebih keren en gedean sih…
          Klo mo ngemil lebih murahan dimana sih, PIM 1/2?

          Ah, anak ex aussie rupanya, ref-nya OZ mulu…! 😀
          mangkalnya dulu dimana neng? Sidney/Melbourne?
          Eh, Melbourne itu dingin banget gak sih menurut situ? Dibanding Sidney?

          Oh, pecinta boyband Korea/Jepang ye? 😉
          Dateng ajah, kali aja pak Wi mo kasih job asisten pariwisata kota sama kamuh stlh baca CV-nya kamu yg ‘Hmmm, quite interesting..’ disini… 🙂

          • hahahaa…. betul kan sorganya macet menuju TMR ?! 😛 Saya sangat suka dg penataan ruang di TMR itu. bner2 asri hijaunya. betah banget deh. apalagi bisa bawa makanan kecil plus buku bacaan… wah, bisa lupa pulang. nga lucu kan klo pintu gerbang udah dikunciin petugas n trpaksa brmalam disitu. wkwkwk… siang hari tempatnya indah, tapi klo malam hari pastilah cukup menakutkan dg sgala jenis hewan disitu. padahal klo bisa dibikin pencahayaan lampunya seperti Taman Safari untuk safari malam, pasti TMR itu keren banget. bner2 keren abis. sbab hewan2nya baru bergerilya n smangat saat malam tiba hahaha…

            iya. saya studi dulu di melbourne. kota 4 musim dalam 1 hari. asli ! siang bisa luar biasa panasnya sampai 35-40 drajat celcius , malamnya bisa turun ke 2-5 drajat celcius bahkan dibawah 0 derajat. Hujan juga gitu. bisa turun suka2nya. mungkin karna wilayahnya dekat kutub selatan. yang enak disana karna kalau musim panas, matahari baru tenggelam jam 11 malam atau rembang senja jam 12 malam. lalu jam 5 pagi sudah trang benderang spt jam 7 pagi kita disini. jadi aktifitas warga bisa banyak sekali trmasuk brkunjung ke kebun binatang, pantai & perpustakaan. Orang Australia hobi membaca buku & sport. Kalau Jakarta ingin maju, kecintaan membaca buku harus ditimbulkan & dipupuk terus.

            Saya sangat suka dg kebijakan PT. Gramedia yang mengijinkan pengunjungnya untuk boleh membaca buku di tempat tanpa harus membeli-nya. tahu nga kamu Taz…karna boleh baca buku, jadi timbul rasa lapar untuk terus membaca buku. walau bisa baca buku gratis di toko buku Gramedia, tetap saja nanti pulangnya ada saja buku lain yang saya beli untuk dibaca di rumah atau saat menunggu appointment dengan client. hehehehe…yang paling nyaman tempatnya itu di Gramedia PIM. kalau sudah masuk kesitu, lupa waktu dan sulit beranjak keluar. Alangkah baiknya bila pemprov DKI bisa sediakan perpustakaan DKI yang nyamannya kira2 setara dengan Gramedia di masing2 wilayah jakarta. Hanya ada 5 wilayah di Jakarta. jadi 5 perpustakaan besar saja. ada section balita. section kanak2 tk, section anak SD & SMP, section anak SMA & Kuliah, juga untuk dewasa umum. Dengan membaca buku2 tsb, saat warga berkunjung ke TMR, ke museum dsb.. mereka punya banyak hal yang diminati untuk diobservasi. lebih brmakna & lebih edukatif. Daripada capek2 nunggu guru2nya dilatih jadi pinter ngajar dulu, mending didahulukan warga untuk tingkatkan minat baca dan belajar otodidak hehehee.. jauh lebih efektif, efisien n lebih cepat mengedukasi warga. apalagi ada section khusus di perpustakaan tentang bagaimana mengaplikasikan peraturan2 pemerintah daerah & pusat dan hal2 apa saya yang jadi perhatian pemprov DKI untuk pembangunan ke depannya. Guru tugasnya cuman jadi tempat cari jawaban kalau sudah mentok. atau sekedar mentor saja. ini yang disebut sistem pendidikan british 🙂 hasilnya bagus skali.

            oke. met menikmati hari minggu ya.

          • @Grace:
            Wah ente diem2 ternyata anak perpustakaan juga nih rupanya 😀
            pantesan kek nerdy en bisa nulis ‘cerita’ superrrr paaannnjaaaaanggg! LOL!
            (Sama nerdy-nya donk nih…! bedanya ane cuma lebih ‘kontroversial + brani + hightech-minded’ ajah :D)
            Eh, kuliahnya jurusan apa? Suka dgn dunia sains/tech ga?
            klo dunia kedokteran/kesehatan ga usah ngomong lah… hampir semua cewek bisa tiba2 jadi dokter amatiran dadakan ato penjual MLM health-drugs dadakan klo ngomongin/ditanya masalah kesehatan.. tapi tiba2 jadi pelawak dadakan kalo ditanya soal umur sama berat, bener ga neng? 😀
            “Ehm… bisa ga umurnya ditulis 17 tahun sama beratnya 39 kilo ajah? trima kaciiihh yaaa!”
            .
            Dulu ane tiap jam istirahat sekolah abis makan pasti langsung masuk library, ampe guru jaganya hapal banget tampang ane, soalnya satu2nya yg saban ari kesitu terus (kursi ‘raja’ ane aja gak pernah digeser2 soalnya dah tau ane selalu duduk disitu) 😀 – jadi klo yg laen max cuma 1 minggu bole minjem, ane boleh minjem sepuasnya, 3 bulan lebih aja gak diminta2, soalnya dah kenal dekat (palingan klo ada yg mo ikutan minjem baru ‘disindirin’ kpd ane).
            Enaknya jadi “anak perpus”, selain nambah ilmu scr otodidak, sering ketemu guru2 yg mampir disitu lagi nyari buku, bisa mojok diskusi bareng guru scr privat tanpa disirikin siswa laen (dah tau kan? 😉 ) yg pengen buru2 “pulang cepat” itu tuh. Orang laen sering telat masuk sekolah, ane mah malah sering telat pulang sekolah… 😀 gara2 keseringan diskusi dgn guru2 favorit ane sehabis usai sekolah (buntutnya, tiap ujian ane mah gak pernah diawasin kek lainnya, dah tau ‘anak pinter’ sering diskusi bareng guru2, mo ngapain pake nyontek2 lagi kek yg laen).
            .
            Dulu ane pikir keknya guru bakal marah kalo ditanya2 sekitar soal pelajaran/studi terus2an spt klo kita tanya kpd orang biasa, tapi yg terjadi justru sebaliknya (utk guru sejati, bukan komersil) – kita malah dianggap memperhatikan/menghormati ‘ajaran2’ mereka, jadi mereka justru ‘memperhatikan/menghormati’ kita balik dgn senangnya sbg imbalannya – atau “kehangatan & keakraban sesama nerd yg ‘lonely’ (terkucil krn beda cara berpikir/bertingkah/bersosialisasi dari umumnya)” ternyata memang ada.
            Guru bukan termasuk “nerd”? Ah, ketika gurumu mencoba bersosialisasi dgn bertingkah dan ngobrol dgn cara spt kamu yg ABG/muda super trendy, kamu anggap lucu binti aneh koq.. bener kan? 😉 ).
            .
            Cuma sekarang mata ane dah rabun, jadi dah sulit baca buku atau apa aja yg kecil2 w/o glasses – sekarang koleksi bukunya pindah ke Wikipedia/internet (dan tinggal zoom in ajah browsernya, jadi gak perlu glasses lagi) – gratis en gak berat2in koper/taz 😀
            .
            Eh, untung dikau cukup tau diri ya? Klo gak, Gramedia bisa bangrut gara2 orang spt dikau, baca tiap hari tapi gak pernah beli2, kek ane dulu ampe diplototin yg jaga di Gramed, hehehe.. 😀 Ya untung aja misi sosial-ed nya dikedepankan sama Gramedia sekarang (ato spesial tritmen cuma utk dikau aja kali ya? 😉 orang laen tetep ‘diplototin’ lagi). Memang kita respect sekali sama companies yg support education world – krn bangsa/orang yg cerdas adalah bangsa/orang yg sulit diobrak-abrik dan dijajah lewat cara apa saja oleh bangsa/orang lainnya – pendeknya “akan sulit dikibuli/dibodohi/disetir/dibudaki orang lain”.
            .
            BTW, emang klo pake contact lens harus dilepas 1x sehari ya katanya? gak boleh terpasang terus? kapan harus dibuang?
            soalnya pake glasses rada ngerepotin handlingnya en suka kelupaan lagi, jadi mikir mo pake ContLens aja biar ga repot/kelupaan.

            OK, sama2 nikmatin Minggu ceriaaaa… yaaa..! 😀

  3. banyak orang pintar di Kementrian Pendidikan, kenapa kurikulum sekolah dasar malah bikin stress anak-anak….

    mereka dididik cuma buat ngabisin waktu dan sulit berguna buat masyarakat….bagaimana berhasil hasil orang stress..!

  4. Hebat sekali selalu saja ada gagasan baru, ini yang diperlukan rakyat bukan hanya pencitraan pejabat, pencitraan partai saja yang kenyataannya tidak bisa membawakan kemakmuran rakyat walupun sudah 68 tahun merdeka, yang ada malah korupsi dimana-mana disegala lini kehidupan. Bahkan ada kemungkinan kalau anggaran Ragunan tidak mencukupi bisa jadi hewannya jadi kurus-kurus sukur-sukur kalau tidak mati seperti kejadian di KB Surabaya, kemungkinan juga akibat aliran dananya belok ketempat lain.Semoga “public hearing” berhasil merumuskan model KB Ragunan masa depan.

  5. Kebon Binatang itu penting. Apalagi sudah lama keberadaannya.
    Jaman dahulu, manusia banyak belajar dari hewan. Jaman sekarang setelah manusia maju, ‘jasa-jasa’ hewan-hewan perlu diingat juga.

  6. “Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, TMR merupakan kebun binatang terbesar kedua di dunia yang berada di tengah kota.”
    .
    “…Dan hebatnya ditengah problem pendanaan dan maintenance, belum pernah ada binatang yg lepas ke tengah kota, trus mampir di boutique en mejeng mematut2 diri.”

    Kalo emang pernah, pasti udah masuk yutub en tipi, kek tipi tetangga sebelah lalu.
    —–
    “Sedangkan, harga tiket kebun binatang di Surabaya mencapai Rp 20.000 per orang. “Ya nanti kita bisa bikin apakah mau harga satu bungkus rokok atau setengah bungkus rokok,” ungkapnya.”
    .
    (W)artawati: “Harga satu bungkus rokok? Rokok merk apa pak? Dan bukannya bapak tidak merokok?”
    (A)Hok: “Ya betul (saya tak merokok), itu saya taunya dari TaZ, orang kepercayaan saya yg kadang ngerokok, coba tanya dia aja yah…”
    W: “Dimana orangnya pak?”
    A: “Uh.. itu dia sulitnya.. Dia itu zat yg berwujud tapi tak berbentuk, tapi kadang berbentuk tapi tak berwujud..”
    W: “Maksud bapak? Bisa lebih jelas?”
    A: “???” [*mengerenyitkan dahi dan melotot ke arah W*]
    W: “?????” [*bales –idem ditto– ke arah A*]
    A: “Di belakang kamu!”
    W: “Apaan ???” [*menoleh ke belakang*]
    A: “Cium baunya!”
    W: “Ahhh..! Rokok.. [*TUUUUTT* ad-censor]!”
    A: “Dah tau (harga sebungkusnya)?”
    W: “Iyah! tapi gak sampe 20-rebu juga kaleeee.. cuma 15 rebuan doang setau saya.. emang bapak belinya dimana kok semahal itu?”
    A: “Saya TI-DAK ME-RO-KOK !!! Grrrrr…. :3 – OK, saya duluan ya..” [*senyum bentar, berbalik dan pergi*]
    W: “Oh ya, TaZ-nya dimana pak?” [*mencari2 sekeliling*]
    A: “Arrrrghh! (Bawel!) Dibelakang kamuuuuh!!!” [*Menyahut dari kejauhan*]
    W: “???” [*bingung ketakutan tak melihat apapun, dan bau rokoknya lenyap tak berbekas seketika*]
    —–
    Siapakah aku?
    (coba tanya pak Helmi, ‘pendukung/teman BTP bersaudara’, pasti bakal… gak dijawab :D)
    O..O.. Siapa diaaa…

    • Hahahaa… Pak Wagub kita memang punya ciri khas bahasa tubuh sendiri. kamu rupanya observasi diri beliau dengan cukup mendetil ya ?! 😀 oke banget itu loh 🙂

      • Oh, gak lah… gak segitunya kaleee 😀
        Masa’ ane ampe buntutin terus kek stalker ajeh… bisa2 ditembak beneran ntar ane ama AHok.. 😀 (beh.. ngaco lagi dech jalan ceritanya)
        .
        kebetulan ane juga suka dunia sinematografi, khususnya directing en scenario-writing.
        kebetulan keduanya juga ‘wajib’ observasi target/sikon/area, so pas bareng lah.
        .
        “Observasi target, trus kembangkan cerita selanjutnya dgn imajinasimu.” – Cinematography 101.

  7. oiya, masbrow Sak…
    ane tadi gak sengaja liat di B-channel “Solusi” (kek-nya acara ‘dakwah’ Kristen), disitu terlihat ada rekaman dok-pribadi pak AHok lagi ‘marah2’ dgn tegas menegaskan soal kepatuhannya pada aturan hukum & konstitusi dan bukan pada (hal) lainnya, kpd seorang wartawan.

    Ini bisa jadi iklan positif yg sangat bagus utk diangkat ke publik (mungkin perlu editing sedikit agar lebih sesuai utk konsumsi umum – kalo saya sendiri sih gak masalah dgn konten yg sedikit berbau agama/nasrani (cuma sekitar 0.01 % koq, itupun gak bawa2 Tuhan Yesus, cuma penegasan “Tuhan yg Esa”) krn bukan itu esensinya – tapi takutnya orang2 fundamentalis sejenis FPI bakal ribut2 lagi nanti [dikira “Tuhan Yesus” tiap kali AHok bicara soal “Tuhan”], namanya juga makhluk2 sensi biang permusuhan dgn semua golongan kec. gol. dia sendiri, jadi kita antisipasi/cegah dulu sedini mungkin).
    .
    Terus terang saya BELUM PERNAH SEKALIPUN melihat ada pemimpin di negri in yg BERANI SEKALI menegaskan KEPATUHANNYA YG SOLID PADA KONSTITUSI, dan TIDAK BISA DITAWAR2 oleh APAPUN – bahkan KAPOLRI saja (AFAIK, No One, from 1980’s to today) sbg BIANGnya penegakan hukum dan konstitusi di negri ini TAK PERNAH bicara SETEGAS GARANG BINTI GAHAR SPT ITU utk komitmennya sbg pengawal hukum/konstitusi (sipil) terdepan – benar2 sangat LUAR BIASA !!!

    Pasang aja di site ini video nya (yg udah diedit utk umum).
    Atau bikin baru lagi (pancing lagi wartawannya agar mau nanya hal provokatif kek gitu lagi, trus AHok jawab dgn kalimat yg lebih netral, misal gunakan “Sang Pencipta” sbg pengganti “Tuhan” – nah ane mo tau ntar si ‘doski’ mo ribut cari2 apaan lagi), trus post/pasang videonya disini (AHok.org), biar pada lihat semua apa sih yg dicari AHok sbg eksekutor (melayani publik dan menegakkan hukum yg loyo), dan setegas apa komitmennya pada konstitusi atau ‘falsafah hukum’-nya (tidak gentar pada rongrongan tikus2 koruptor dan antek2nya lewat cara2 hina nan busuk utk menjegal semua langkahnya, krn kepatuhannya hanya pada konstitusi/hukum NKRI, bukan pada ‘Tuhan’ siapapun – jadi gak perlu takut kamu bakal ‘dikristenkan’, krn kamu hanya akan ‘dibukakan’ matanya agar mau ikut patuh pada konstitusi/hukum RI, dan bukan malah melecehkannya dgn sadar/tanpa sadar.).
    —-
    Tolong bantu ane bikinin iklan2 yg positif2 utk AHok spt hal/video ini, ya Sak? 🙂
    Tnanks!

  8. Haha, seneng denger perumpamaan dari Pak Ahok “harganya mau dibikin seharga 1 bgks rokok atau setengah bgks rokok”.
    Orang rela buang2 duit buat byr rokok, tapi protes kalo tiket masuk Ragunan naik (meskipun masih di bawah harga 1 bgks rokok)

    • nah itu dia. non..
      padahal biasanya minimal 1 bungkus rokok pasti habis 1 hari itu juga bagi perokok avid (penggemar/pecandu merokok).
      Koq ini pake mikir2 dulu bandingin dgn tiket masuk dgn harga hampir sama dan berlaku utk satu hari juga.
      .
      Kecuali kek ane tipe perokoknya (seasonal/impulsive – kalo lagi kangen/kepengen aja) yg cuma konsumsi max 1 batang per hari, yg seminggu lebih gak ngerokok juga gak neurotik banget kek perokok avid/pecandu (yg gak bisa klo gak pasang style jepit batang rokok barang seharipun ato mulut asem banget klo gak ngerokok sehari) – nah tiket masuk 20K/hari mungkin perlu dipikir2 dulu (klo ane, 1 bungkus rokok baru abis sebulan kemudian – dan asap rokok ternyata berguna sekali mengusir serangga2 yg terbang2 spt nyamuk/lalar, kutu2 kecil yg sering terbang2 di sayur/sampah (masuk ke rumah dari got yg alirannya terhambat atau dari pot tanaman di atas got yg disiram air got), bahkan kecoak aja ogah tinggal lama2 di kamar ane (= bebas serangga, coy! :D) – ini fungsi rokok sampingan yg ane temukan tak sengaja – ngapain beli obat nyamuk bakar ya klo rokok aja dah efektif mengusir mereka semua? bisa kita nikmati lagi! hehehe – emang ente mau ngerokok pake obat nyamuk bakar? :D).
      —–
      Pokoknya sama spt advokasi ane thd keyakinan/agama yg dianut:
      Rokok dan agama adalah hal yg pribadi, jangan diumbar kemana2 spt cuma anda yg punya ruang publik dan yg laen cuma ngontrak!
      Rokok dan agama bukan konsumsi publik dan jangan mengganggu publik dgn rokok/agama anda!
      .
      Terima kasih atas pengertiannya, para perokok aktif (baik avid maupun impulsive) dan kaum agamis aktif (baik yg fundamentalist maupun yg “wanna-be-like-the-idol”, termasuk yg “as-skin-only”/KTP-an yg saya kira malah justru cenderung lebih dewasa dan lebih rasional/netral/bijak dlm berpikir dan berkata2).

      “Jalankan saja agamamu sebaik2nya, tak perlu banyak ribut diluaran apalagi sampai mengganggu publik, publik tak perlu tahu apa agamamu, dan Sang Pencipta akan memperhatikanmu jauh lebih baik, krn Ia tak perduli dgn pembuat keonaran publik.” – TaZ.SE3/SEEE.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here