Evaluasi APBD DKI 2015 Rampung, Ini Penegasan BTP

7
87

Ahok.Org – Dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2015 sudah rampung dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) Rabu (11/3) kemarin. Pascaevaluasi antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov DKI dengan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) akan membahas kembali untuk mengambil kesepakatan selama tujuh hari.

Atas hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meyakini apabila pembahasan selama tujuh hari tidak menemukan kesepakatan akan terbit Peraturan Gubernur (Pergub). Pergub ini digunakan untuk menggunakan pagu anggaran 2014 dan disahkan oleh Mendagri.

“Kalau pakai anggaran 2014, saya yakin nanti akan diawasi gila-gilaan oleh DPRD. Iya dong, Mereka tidak mau dong tidak dapat rezeki. Kalau mau nyolong kan, misalnya gitu lho. Ini SKPD pasti lain nih misalnya. Nah itu fungsi DPRD dan legislatif menjadi berguna,” ujar Basuki di Balai Kota, Kamis (12/3).

Apalagi, kata Basuki, yang sedang dilakukan saat ini adalah merupakan strategi yang ditunggu-tunggu. Sejujurnya, kata Basuki, persoalan APBD ini pascareformasi kebanyakan diboroskan oleh para oknum eksekutif dan legislatif.

“Selama ini saya lihat di Jakarta, kalau kita terima sodoran dari DPRD. Kalau kita terima saja, dia tidak pernah mengawasi kami. Dengan cara baru seperti ini, tentu oknum-oknum DPRD dan SKPD pasti iri-irian nih karena banyak kita potong (kegiatan yang muncul tapi tidak dianggarkan),” ujarnya.

Namun dalam waktu tujuh hari ini, pihaknya dipastikan akan bertemu dengan Banggar untuk membahas sehingga bisa diterbitkan Peraturan Daerah (Perda) APBD 2015. Hanya saja apabila mereka tetap ingin memasukkan angka Rp 12,1 triliun yang disebut-sebut sebagai dana siluman, pihaknya akan menolaknya.

“Kami menawarkan kepada DPRD mau tidak Anda terbitkan Perda, tapi kalau mereka ngotot mau Rp 12,1 triliun-nya dimasukkan, kita tolak. Ya sudah jelas kok, sistem manajemen sekolah ngaco, tiap sekolah beli fitness center Rp 3 miliar ngaco, UPS ngaco, beli scanner ngaco. Ngaco semua,” ujar Basuki. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]

7 COMMENTS

  1. Gile, ada lagi tambahan beli fitness center 3m.
    emank anak baru gede boleh main fitness???
    Mending naikin tuh gaji guru, perbanyak akses informasi dan berita ilmu pengetahuan. Misalnya sekolah sediain free wifi agar anak2 bisa akses internet seluas-luasnya melalui gadget siswa. (tentunya blokir dulu pornografi, games, judi dan hal2 negative lainnya)

  2. Kalau Electronic Whiteboard seharga Rp. 90juta per unit untuk tiap SMP di Jakarta Selatan bener ga harganya segitu ? Tadi cari-cari di internet harganya cuma sekita US$ 2.000 (dua ribu US Dollar) artinya cuma sekitar Rp. 26jutaan. Harus diselidiki juga tuh bos

  3. Kan udah ketauan dana yg dipaksa dimasukan oleh DPRD DKI itu bkn kebutuhan yg mendesak dan tdk masuk akal dgn harga yg diluar akal sehat. Saya bnr2 muak dengan kelakuan oknum DPRD DKI Jakarta yg seperti itu. Ini udah terang2an mau melakukan korupsi, ketauan lagi, masih aza mau dipaksain masuk ke anggaran APBD. Dimana hati nurani nya DPRD? Dimana kesadaran para oknum DPRD? Menurut saya tdk cuma dimiskinkan kl terbukti korupsi, tapi juga harus di hukum mati. Enak saja, uang rakyat mau dipake buat perkaya diri. Kalau saya jadi Presiden, saya akan berlakukan Hukuman MATI buat para koruptor. Tidak ada ampun. Percuma kalau kita beragama tapi masih KORUPSI. Tidak boleh ada kompromi masukin 12,1 T. Sikat Abis para KORUPTOR. Untuk mewujudkan INDONESIA MAJU DAN BEBAS KORUPSI.

  4. tunjangan transport dihapus. dasar kementrian. Yang gelap aja lolos. Kalau di legalkan ngak boleh. Sekarang dibalikin lagi jadi sewa Mobil …. Kalau mau kurangin 19T ya cut pegawai. Mau jadi 10T ya buang separuh pegawai negri. It is called effisiensi.

  5. Surat Pembahasan RAPBD yg sudah dikoreksi kemendagri sudah dikirim Pemprov ke DPRD , tapi yg ttd Sekda , itu tidak diakui oleh DPRD dianggap melecehkan DPRD ,semestinya surat di TTD Gubernur.

  6. Intinya….yg sdh dikoreksi Kemendagri itu masih ada biaya2 siluman atau versi e-budgeting? Kalau msh ada siluman, ya pasti BTP ga mau tandatangan. Trus….. kl BTP ga mau ttd ngapain juga sekda ttd, emang setuju biaya siluman dianggarkan? ini kalau biaya siluman masih dimasukin ya? tp kl dah nggak ada, ya shrsnya BTP yg ttd.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here