Kata BTP Soal Bung Farhat

15
109

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) angkat bicara soal status tersangka Farhat Abbas. Sambil bercanda, Ahok mempertanyakan penetapan status tersangka Farhat.

Masak lama amat sih tersangkanya hahahaha…..” canda Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2013).

Farhat Abbas ditetapkan tersangka karena menghina Ahok dengan menyebut mantan Bupati Belitung Timur itu dengan kata Cina. Namun Ahok tak ambil pusing, dia sudah melupakan kasus itu.

“Aduh yang mana itu, aku udah lupa tuh,” ujarnya.

Alih-alih menaruh benci kepada Farhat, Ahok malah merasa iba kepada pengacara kontroversial itu. Meski demikian Ahok menyerahkan kasus itu ke polisi.

“Itu urusan polisilah, tapi kasihanlah ya,” tuturnya.

Penetapan tersangka Ahok berawal dari sebuah tweet bernada SARA. Tweet Farhat soal Ahok itu diunggah dalam akun twitter @farhatabbaslaw, isinya “Ahok protes, Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap Cina!”

Kicauan suami Nia Daniati itu lantas menimbulkan reaksi pengguna twitter di tweetland. Bahkan, Ramdan Alamsyah yang mewakili Komunitas Interlektual Masyarakat Betawi (KIMB) dan Anton Medan yang mewakili PITI melaporkan Farhat ke Polda Metro Jaya, kemarin, atas kicauannya itu.

Dalam laporan resmi bernomor LP/82/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus tertanggal 10 Januari 2013, Farhat dilaporkan atas tuduhan Pasal 28 ayat (2) UU ITE jo Pasal 4 jo 16 UU No 40 tahun 2008. Anton Medan juga melaporkan Farhat dalam laporan resmi bernopol LP/86/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus dengan tuduhan Pasal 28 ayat (2) UU RI No 11 Tahun 2008 tentang ITE.[Detikcom]

15 COMMENTS

    • kalo salah ucap kenapa terus2an posting twitnya…. ahok tidak pernah menyebut warnga pluit komunis. yg disebut ahok adalah LSM yg mendatangi ahok dan meminta jatah lahan. coba liat detail video ahok.

      • betul sekali bung koha,pak ahok blgin LSM bukan warga pluit tapi di adu domba sama LSM bahwa pak ahok blg warga pluit,kalau farhat memang hrs di beri pelajaran krn suka sekali urus masalah org,coba tanya sama ariel NOAH benci gak dia sama farhat itu kan bukan urusan nya tapi si farhat kok sewot,jadi ke depan baru bisa di jaga mulutnya seorg capres muda,amit2 kalau punya president kyk gitu

    • iya betul , tdk perlu dibesar besarkan jika kata tsb diucapkan tanpa menyebabkan menimbulkan SARA/perbedaan dan penghinaan.

      Sepertinya banyak masyarakat yg belum mengetahui/mengerti maksud dari perkataan “komunis” dari pak ahok

      • Pak ahok tdk bilang warga pluit komunis tapi cara2 nya yg TDK sesuai pancasila,sedangkan fahat jelas2 mendiskreditkan at as nama suku yg TDK pant as,semoga far hat lebih sadar akan perilakunya apalagi Katanga pengacara tau hukum.

        • betul sekali bung toga,seperti pak anton blg kalau tkg becak yg blg bisa di maklumi,tapi seorg pengacara brengsek yg bkn urusan nya ngetweet berulang2 apa di blg tdk sengaja gak mgkn kan,jadi hrs di beri pelajaran buat farhat supaya ke depan mltnya bisa di jaga

  1. farhat bukan keceplosan….farhat memang rasis demikian juga dg mustofa n, sama juga dg rhoma. Mereka adalah sisa2 generasi orde baru yg selama ini menikmati nyamannya rasis, nikmatnya kesewenang wenangan manyoritas kepada minoritas. Jadi sangat berbeda dg sebutan “KOMUNIS” wagub DKI kepada “OKNUM LSM YG NGOTOT MINTA BAGI LAHAN NEGARA”. Salam

  2. Salut buat Pak Ahok, ini salah satu tanda pemimpin yang mengutamakan misi demi mensejahterakan rakyat, ketimbang mikirin hal2 yang sepele. “Hurry …Jakarta Baru harus cepat terealisasi, the time is short sir, don’t waste to think about Farhat yang nggak penting buanget”

  3. “Kasihanlah si Farhat” walaupun hanya singkat kata-kata respon ini, tapi akan sangat berguna bagi Pak Ahok. Misi Jakarta baru memerlukan more talented people, kepandaian Pak Farhat akan lebih bermanfaat kalo Pak Ahok bisa menarik beliau untuk berdiri bersama barisan pengemban Misi JB. Sukses selalu buat Pak Ahok, “always think positive, you have won half of the battle”

    • “Mulutmu harimaumu”.
      Jadi, apa yang diucapkan oleh Farhat, biarpun “keceplosan” (atau mungkin justru karena “keceplosan) merupakan ungkapan isi hatinya. Memang kan di Indonesia rasialisme masih marak, di seluruh Indonesia. Atau ada yang melihat adanya kemajuan dalam hal ini? Kita jujur sajalah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here