Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyerahkan kasus kekerasan yang menimpa rombongan Sekretaris Daerah DKI, Saefullah di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (2/5) malam kepada pihak kepolisian.
“Saya nggak tahu, kami tunggu polisi saja cek,” kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/5).
Basuki mengaku telah mendapat laporan lengkap mengenai peristiwa tersebut. “Saya sudah dapat laporan lengkapnya. Malahan ada Satpol PP yang dipukul ada lima jahitan, lurahnya juga dipukul,” ujarnya.
Menurut Basuki, Saefullah telah menjelaskan kepada warga rencana penataan kawasan kepada warga. Rencananya kawasan tersebut akan dijadikan wisata religi. Sebelumnya, Saefullah juga sudah pernah bertemu dengan pengurus masjid.
“Sekda jelas kok sudah ngomong mau rapihin PKL, mau kasihin marbotnya baju petugas. Itu kan tempat wisata religi. Kalau nggak ada pegawainya, kamu nggak tahu mana yang orang luar mana nggak,” tandasnya. [Beritajakarta]
Saran saya, Pak Gub minta keseriusan dari POLRES disana untuk usut tuntas pelaku pengeroyokan disana dan hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku….Biar jadi contoh dan pelajaran bagi rakyat bahwa HUKUM itu ada…dan orang tidak bisa berlaku seenaknya main keroyok atau main hakim sendiri secara berjamaah, lalu tidak bisa dihukum…..Tuntut POLRES untuk ungkapkan siapa pelakunya dan hukum sesuai dengan UU KUHP….biar ada espek jera untuk siapapun di Jakarta ini….SAlam…Go…JB
Kapolda yang sekarang sepertinya lelet entah kemana ini orangnya? Bahaya banget.
Komjen Tito we miss you!
Pengin tahu muka preman yg pukuli satpol PP sampai 5 jahitan, semoga polisi ga lembek ngadepi yg beginian…
Yg harus ditangkap ustad bachtiar yg khobah mengajak umat membenci , melawan ahok. Pakai ayat2 kitab suci unt memusuhi manusia, ini tdk rasional. Ini ustad provokator. Ngajak umat melawan hukum. Gila. Yg anehnya, umat mau lagi mendengarkan dan senang diajak unt membenci manusia. Dimana hati mereka. Ustad seperti ini merusak sendi2 kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kalau umat beragama justru mengembangkan sara, kebencian, penghasutan yang tidak jelas, harus ditinjau agamanya atau penyebarnya. Sayang Prof.Ya’cub sudah berpulang!