"Menyelamatkan Jiwa yang Terperangkap Jadi PSK Lebih Penting"

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memiliki cara sendiri untuk meminimalisir praktik prostitusi di Indonesia. Sebab diakuinya praktik prostitusi dimanapun itu, termasuk di Jakarta tidak akan mungkin bisa dihilangkan.

Menurutnya, persoalan bagaimana menyelamatkan mereka yang terlibat prostitusi itu sehingga memilih menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) lebih penting diperhatikan. Pasalnya cara untuk menghilangkan praktik prostitusi sedianya berasal dari para PSK itu sendiri supaya mereka sadar akan profesi yang disandangnya.

“Persoalannya bagaimana kita menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa-jiwa yang terperangkap jadi PSK. Itu lebih penting buat saya. Makanya saya harus mengenali siapa mereka,” ujar Basuki di Balai Kota, Senin (27/4).

Basuki mengatakan, pihaknya tidak bisa meniru Singapura yang menyediakan praktik prostitusi secara legal. Ia menyadari betul akan banyaknya masyarakat yang menentang persoalan ini sehingga ia memiliki cara sendiri yang diharapkan mampu mengurangi prostitusi ini, mengingat Indonesia yang memiliki kebudayaannya sendiri.

“Contoh, Anda curiga ada orang jadi PSK. Apakah Anda bisa kirim rohaniwan ke rumahnya? Bilang, mau mempertobatkan anak Anda. Mungkin akan marah orang tuanya. Padahal orang tuanya sadar anaknya kerja seperti itu. Tapi kalau di lokalisasi, mungkin siangnya kami bisa datangkan rohaniwan datang supaya mereka bertobat,” terangnya.

Basuki juga mengakui, sulit untuk membuat para PSK yang terjaring razia diberikan pelatihan seperti memasak atau menjahit, sementara saat mereka beroperasi jadi PSK memiliki penghasilan hingga Rp2 juta. Menurutnya, dijaring dan diberi pengarahan oleh Dinas Sosial sudah tidak mempan lagi dilakukan. Karenanya ia meyakini dengan memberi siraman rohani kepada para PSK tersebut maka mereka bisa tersadar dan menghentikan kegiatan terlarangnya itu.

“Saya percaya orang yang berprofesi PSK itu baru sadar kalau ada pertobatan. Ada sebuah gerakan rohani yang mempertobatkan dia. Kalau dari sisi dialihkan ke tukang masak, tukang jahit tidak bisa. Jadi kita harus kenali siapa mereka,” terangnya.

Ia mencontohkan praktek prostitusi di Hongkong yang orang-orang bebas berkenalan dengan para PSK dimanapun, tetapi PSK itu mempunyai kartu identitas khusus. Dirinya tentu tidak menginginkan hal tersebut, tetapi lebih ingin supaya para rohaniwan memberi siraman rohani kepada PSK tersebut supaya mereka bisa bertobat.

“Nah pertobatan baru bisa terjadi kalau punya kesempatan ketemu mereka dan tahu mereka siapa. Sekarang kami tidak punya kesempatan bertemu, siapa dan dimana mereka. Kita tahu (prostitusi) ada dimana-mana,” pungkasnya. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]