Monorel Gunakan Produk Dalam Negeri

2
63

Ahok.Org – Proyek monorel yang akan dilanjutkan dipastikan menggunakan produk dalam negeri. Produk yang dimaksud meliputi kereta yang dibuat PT Industri Kereta Api (Inka), jaringan elektroniknya dibuat PT Lembaga Elektronika Negara, sistem komunikasi dibuat PT Telkom, dan konstruksi dalam negeri dari PT Adhi Karya.

PT Adhi Karya rencananya menjadi pemimpin konsorsium yang akan dibentuk melanjutkan proyek monorel. Dalam konsorsium tersebut ikut berperan beberapa badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah.

“Insya Allah semuanya produk dalam negeri. Jalur monorel masih kita buat. Kedatangan kami tadi untuk mengajukan konsep, kami belum tahu apakah Pemprov DKI Jakarta setuju apa tidak,” kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswo Darmawan, Jumat (19/10/2012), seusai bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Menurut Kiswo, nilai investasi proyek monorel ini sekitar Rp 12 triliun. Semua dana tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

Senada dengan Kiswo, Basuki menegaskan bahwa proyek monorel tersebut menggunakan produk dalam negeri. Di tahap awal proyek, Pemprov DKI Jakarta melakukan kajian tiga bulan yang diserahkan ke Asisten Pembangunan dan Dinas Tata Ruang, termasuk menyiapkan dasar hukumnya.

“Pola kerja samanya BUMN mengeluarkan dananya, begitu pun dengan BUMD DKI juga akan menanamkan sahamnya di sana,” katanya.

Basuki menginginkan semua investasi di Ibu Kota menguntungkan bagi warganya. Prinsipnya, eksekutif ingin menghemat sebisa mungkin dana APBD. [Kompas]

2 COMMENTS

    • kayaknya ga ada tulisan 100% produk DN tuh, brow.
      kebanyakan juga 80-90% tingkat pemakaian produk DN. ga usah jauh2 barang haitek gitu (loko monorel, bukan rel dan pondasi rel-nya yg kita memang sudah ahlinya soal konstruksi bangunan), mobil esemka aja mesinnya masih impor tuh, brow.
      kita tuh dari dulu, klo ga terkenal tukang assembly/pasang barang, ya tukang modif/bongkar-pasang barang, krn sistem pendidikan kita memang ga mendukung buat desain kreatif dan membuat sesuatu dari nol (lebih banyak pilihan ganda daripada essay tiap kali ujian, itupun masih pake contekan lagee) – apalagi mendiknas kita bikin stement konyol lagi barusan yg katanya kita ga perlu belajar/pake bhs. inggris lagi, trus ‘diralat’, siswa SD ga wajib belajar bhs inggris. Dah tau bhs global, ya wajib lah dipelajari klo mo pinter belajar ilmu apa aje – kayak ga mikir dulu aja menteri kita ini maen sembur aje. Emang nanti kita mau tergantung sama yg bisa bacod bhs inggris gitu? ini scr ga langsung proses pembidihan bangsa kita sendiri lewat tangan pak menteri yg imagenya mau terlihat ‘bijak’ ini.
      ya kita mah tau diri aja bos (apalagi mengingat banyak SDM kita yg bodo/miskin drpd yg pinter/kaya dan lebih senang hidup koruptif/cheat drpd jujur/fair), ga perlu over-bangga klo memang sbnarnya blon mampu, drpd malu besar dikemudian hari.
      Ane aja ketawa tiap liat barang merek Jepang yg terkesan abal2 namanya, dan stlh diselidiki ternyata barang asli made in china (Maspion dah ngaku Uchida memang produk dia punya, ini yg dah mampu bikin barang lokal aja masih ga pede pake nama lokal, pake nyablon nama Jepang lagi) alias barang stiker sablonan – kita ga mau diketawain dunia kan klo ketauan cuma nge-rename/nyablon aja barang oplosan impor gitu.
      .
      Perkiraan ane, loko/mesin monorel dan sistem kontrolnya pasti impor. Klo gerbong, rel, pondasi rel, jalur listrik, dst kita bisa bikin sendiri krn kita sudah ahli soal itu. Tapi klo mo pake nama lokal mah ga masalah, dah biasa itu di pasaran kita (“kita bikin barang blank tanpa merek, you yg pesen tinggal kasih stikernya” – yg biasa dagang barang impor/lokal pasti tau deh maksud ane).
      .
      Yg jadi masalah klo ngaku2 100% produk lokal padahal aslinya ga bener, malu sendiri klo ketauan nanti (untung yg bikin mobil esemka sadar sblm diketawain dunia, mesin itu yg penting buwat mobil, klo udah 100% buwatan DN mulai dari desain sampe produk jadi dan lolos tes standarisasi produk, nah silakan kita berbangga-ria, ane juga pasti dukung+bangga 100% plus2 – klo mesinnya masih impor biarpun diassembly disini [barang CKD trus di-assembly kita spt yg ATPM sering lakukan sejak dulu] ya itu mah masih keturunan ‘barang impor’ bos :)).
      .
      Sampe skrg aja ane masih ketawa tiap inget kata “Senam Tera(sa boongnya)”, yg ketauan aslinya “Senam Tai-Chi” dari China – thanks to Mr. ‘HARi-hari OMOng KOsong’ yg pernah jaya sbg menteri penerangan (PENemu sERibu katA kaRANGAN) di masa Orba, ane bisa ketawa terus sampe hari ini tiap denger kata oplosan/sablonan ini (impor aja belagu amat kita ini).
      .
      Setidaknya hidup jujur apa adenye tu ga bikin malu(-maluin) nanti, bos!
      Pak Ahok mah dah tau itu… bukan begitu bos? 😉

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here