Plaza di Masjid Luar Batang Seperti Alun-alun

9
101

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan plaza yang akan dibangun di Masjid Luar Batang seperti alun-alun, bukan dalam bentuk mal. Karena sebelumnya kawasan tersebut juga belum ada rumah penduduk.

“Plaza itu cuma istilah. Bahasa kita itu mungkin alun-alun ya, lapangan terbuka, selasar gitu tapi tanpa bangunan,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/5).

Basuki mencontohkan alun-alun yang dibangun seperti di Museum Fatahillah. Sehingga warga bisa lebih leluasa saat berkunjung ke Masjid Luar Batang. Mengingat kawasan tersebut akan dijadikan wisata religi.

“Kayak lapangan di Fatahillah. Depannya kan lapangan terbuka tuh. Kasih batu-batu alam. Jadi alun-alun yang besar,” ujarnya.

Konsep yang digunakan untuk kawasan tersebut yakni Heksagonal Pasar. Nantinya beberapa kawasan akan saling terhubung, mulai dari pasar, Pelabuhan Sunda Kelapa, serta Masjid Luar Batang.

“Waktu dulu sejarahnya, saat mendarat kan membangun Masjid Luar batang, waktu itu belum ada tempat tinggal, itu kan memang gudangnya VOC. Jadi kamu bisa bayangin ada masjid begitu besar, ada alun-alun yang begitu lebar terus ada pasar heksagonal,” tuturnya.

Nantinya pedagang kaki lima (PKL) juga akan diberikan tempat untuk berjualan. Mereka akan diperiksa oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga makanan yang dijual tidak berbahaya.

Sebagai penunjang kolong tol di sekitar kawasan tersebut juga akan ditertibkan. Lahan yang ada akan digunakan untuk lahan parkir pengunjung.

“Terus kami juga mau kerjasama dengan Kodam, bereskan parkir kolong Tol Tongkol itu ada satu bangunan tua juga. Trotoarnya dilebarkan jadi dari Luar Batang jalan kaki ke Kota Tua itu nggak berasa capek,” tandasnya. [Beritajakarta]

9 COMMENTS

  1. Sayang ada provokatornya Pak Gub, yang mempergunakan agama, suku dan budaya untuk melakukan perlawanan, … sayang ya?
    Padahal dengan dilakukan relayout dan relokasi, maka budaya, agama dan suku dapat diangkat kelevel yang lebih tinggi, bukan budaya kumuh, berak kencing sembarangan, buang sampah dikali, suku Betawi (benarkan mereka suku Betawi?) lebih terlihat, apalagi klo sudah masuk rute wisata religi, turis-turis dari negara-negara Islam dapat terkagum-kagum melihat ini.
    Sayang …, sayang sekali ada provokator yang bukan suku asli ….

  2. Pak Ahok, buat lah maket atau foto/video hasil jadi dari kawasan luar batang yg sudah ditata rapi, sehingga warga bisa melihat seperti apa indahnya kawasan itu setelah ditata, termasuk Plaza yg akan dibikin.

  3. PakGub sudah berkali-kali saya katakan di forum ini mereka kan tidak senang malah nantangin tidak sejengkal tanah akan mereka jual kepada pemprov, katanya, mengapa PakGub masih bicara ini dan itu, ya biar saja. Sekda itu ketua NU JKT malah diusir ditulis di media, itu orang primitiv, tempat cagar budaya mau dibuat bagus, indah, lega, bermartabat malah nantangin, go to hell with them. PakGub Anda jangan lebai, mengapa sih kalau mesjid-mesjid Anda perjuangkan mati2an mereka juga tidak terimakasih kok, munafik semua, paling Pak Jokowi yang terimakasih. Mengapa Gub ini selalu cari perkara, engga mau ya sudah!! Tuh baca dimedia disumpah habis Anda Gub! Orang2 seperti itu again and again snipe to hell!! No other way!!

    • sabar, gan… sabar sama orang primitif, harus pakai budaya zaman batu.. orang miskin dan bodoh selalu dipakai untuk kepentingan kelompok dan segelintir orang termasuk si botak…

  4. bahtiar nasir dari mukanya kelihatan hatinya jahat. Gak masuk akal, ustad ngajak umat membenci manusia ahok dan melawan hukum. Yg gobloknya, umat senang mendengar ajakan provokator yg merusak kerohanian umat. Rusak moral dan mental bangsa ini. Org ini harus ditertibkan.

  5. yg anehnya si jahat bahtiar nasir pakai ayat kitab suci unt membenci orang. Saya orang goblok pun bisa bingung, dan menolak ajakannya yg provokatif. Saya sangat yakin Tuhan pun kasihan dengan ustad ini. Kenapa tdk pakai ayat Tuhan mengasihi manusia tanpa syarat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here