Prosedur Lelang Jabatan Terus Dimatangkan

15
105

Ahok.Org – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius melakukan lelang jabatan di seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Rencananya, terobosan ini akan segera dijalankan dalam waktu dekat.

Ditemui di Cilincing, Jakarta Utara, Jokowi mengaku terus mematangkan prosedur terkait lelang jabatan. Setelah semuanya dianggap baik, maka pelaksanaannya baru akan dilakukan.

“Februari kita siapkan supaya prosedurnya baik. Semua terbuka,” kata Jokowi, Sabtu (2/2/2013).

Rencana lelang jabatan ini pertama kali dilontarkan oleh Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Dirinya beranggapan bahwa banyak pejabat Pemprov DKI yang bekerja tidak sesuai kompetensinya.

Beberapa hari lalu, mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan bahwa lelang jabatan pertama kali akan menyasar pejabat di level kelurahan dan kecamatan. Alasannya, lurah dan camat adalah pamong terdepan yang mengerti permasalahan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Basuki juga menjamin keterbukaan dalam proses lelang yang secara teknis akan dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tersebut, termasuk memberi kesempatan kepada semua PNS untuk berkompetisi sehat mengajukan diri sebagai lurah dan camat. Tolok ukur penilaian adalah visi, misi, dan evaluasi kinerja.[Kompas]

15 COMMENTS

  1. Alhamdulillah, Indonesia sangat beruntung memiliki pemimpin seperti Jokowi Ahok ini. Mereka wajib di dukung bersama sama (kompak) demi kemajuan ibu kota dan penduduk nya. Penduduk Jakarta adalah satu satu nya bangsa Indonesia yang menikmati uang hak nya. Semoga dalam waktu dekat penduduk di Indonesia ahirnya akan mendapat nasib yang sama seperti penduduk Jakarta. Yaitu, menikmati uang hak nya karena para pejabat nya meramut rakyatnya. Bukan menyelewengkan hak rakyat.

  2. MOTIVATORIUM SOSIAL-POLITIK

    Buat @Dewi Dermawan dan juga buat semua Sidang Pembaca Yang Budiman di Ahok.Org : hampir semua orang yang masih waras pikirannya menilai demikian — Jokowi-Ahok itu hebat, cerdas, berani, kita beruntung memiliki pemimpin seperti beliau berdua (saya malah menilainya semi-progresif dan semi-revolusioner dalam konteks kepemimpinan Kota Jakarta), serba fenomenal. Kita dukung kebijakan politiknya YANG BERPIHAK PADA KEADILAN RAKYAT. Tapi… MOHON DIINGAT DAN MOHON DIPERIKSA KEMBALI : 2 figur fenomenal Joko-Ahok dalam kapasitas sebagai pribadi maupun selaku Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 TIDAK BEBAS DARI BELENGU SISTEM YANG BOBROK DAN BRENGSEK yang sudah terpelihara (sengaja dipelihara) sejak lama oleh PARA PENJAHAT POLITIK DI NEGERI INI. Jokowi-Ahok perlu dukungan politik jutaan warga kota Jakarta yang sudah memilihnya UNTUK MELAWAN SEGALA MACAM BENTUK KENDALA/TEKANAN POLITIK YANG AKAN MENGHAMBAT SETIAP AGENDA/PROGRAM KERJANYA, dan ITU BERSUMBER DARI SISTEM YANG BOBROK BIN BRENGSEK. Terutama dalam konteks kebijakan sosial-politik untuk MEWUJUDKAN JAKARTA YANG MANUSIAWI DAN BERMARTABAT sesuai motto KEADILAN UNTUK RAKYAT. Dukungan legitimasi politik JUTAAN RAKYAT KOTA JAKARTA harus diwujudkan dalam bentuk yang riil dan kongkret (kekuatan massa) UNTUK MENDUKUNG/MELINDUNGI JOKOWI-AHOK DARI SERANGAN-SERANGAN PARA PENJAHAT POLITIK YANG BERLINDUNG DI BALIK SISTEM YANG BOBROK DAN BRENGSEK. Kalau perlu… suatu saat, JIKA ADA PENJAHAT POLITIK YANG MACAM-MACAM, maka jutaan ibu-ibu dan kaum perempuan se DKI Jakarta harus mau dan harus berani datang ke Balai Kota sambil membawa piring nasi dan ulekan sambel — bukan untuk mendemo Jokowi-Ahok, TAPI JUSTRU SEBAGAI BUKTI LEGITIMASI POLITIK MENDUKUNG/MELINDUNGI KEBIJAKAN SOSIAL-POLITIK 2 FIGUR FENOMENAL ITU. Biar nanti diulek saja sekalian pakai ulekan sambel itu PARA PENJAHAT POLITIK YANG SELAMA INI BERLINDUNG DI BALIK SISTEM YANG BOBROK DAN BRENGSEK.

    • Yaktul. Pasangan Jokowi-Ahok tapa dukungan riel dan pengawalan dari warga yg menginginkan Jakarta Baru, pada akhirnya akan digilas oleh mesin Birokrasi dan Politisi yg terlanjur bobrok. Ini bukan hal yang meng-ada2 karena saat ini para Birokrat/Politisi Busuk sedang tiarap, menunggu kesempatan untuk menyerang balik, baik lewat sabotase kebijakan maupun penyebaran isue2 negatif. Uji coba Lelang Jabatan ditingkat Kelurahan dan Kecamatan sudah sangat tepat karena disitulah letak ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Ganti total Birokrat Menak yg minta disembah,dilayani, dan diberi upeti. Ganti dengan Birokrat yg mau Melayani Masyarakat. Tidak mudah memang, tapi saya yakin masih ada Birokrat yang tulus yang mau bekerja demi kemaslahatan masyarakat. Selamat bekerja Bung Jokowi-Ahok. GBU.

  3. Ramalan ketujuh
    “Tikus Pithi Anoto Baris”

    Ramalan ketujuh Sri Aji Jayabaya (1145-an): Tikus pithi anoto baris interpretasinya tikus merah menyusun barisan! Merah tatkala masih bayi belum tumbuh bulu, dan kelak menjadi hitam oleh bulunya sendiri. Sifat utama tikus phiti antara lain: gesit, semau sendiri, susah diatur, dan lucu. Tikus phiti pandai menyembunyikan diri akan tetapi belum mampu bikin persembunyian sendiri, yakni berupa lubang-lubang dalam tanah, atau membikin sarang dari bahan yang ada di sekitarnya. Manusia tanpa alat bantu susah untuk menangkap dan memburu makhluk yang satu ini.
    Tikus yang satu ini benar-benar menyusun barisan bila pemimpin besarnya (induknya) dibunuh atau melarikan diri karena diuber-uber. Jika keadaan biasa tanpa gangguan maka ia bergerak tanpa formasi alias kocar-kacir tanpa tujuan semua gerakannya.
    Tikus-tikus pithi menyusun barisan bila mereka sedang kelaparan hebat, karena musim paceklik atau sarangnya diobrak-abrik dan digusur, dan juga berubah agresif tatkala mereka mendapat mangsa empuk.
    Semasa Sri Aji Jayabaya memerintah di Kediri tikus pithi sebagai julukan pada anak-anak remaja yang beranjak dewasa, tidak lagi merah tapi sudah bersemu kehitaman. Tikus dalam konteks ramalan bisa sebagai perlambang kaum muda, angkatan muda, atau pemuda dalam lingkup pusat kerajaan Kediri. Sri Aji Jayabaya sangat membutuhkan pasukan laut terutama bertugas sebagai prajurit dan paling dapat dipercaya tentu pemuda setempat dan di samping itu suara mereka benar-benar diperhitungkan dalam percaturan politik kerajaan.
    Kerajaan laut tapi berpusat di pedalaman itu menguasai daerah pengaruh meliputi Jambi di pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Tidore, sehingga selalu memperkuat pasukan laut demi keperluan menjaga wibawa kerajaan di wilayah pengaruhnya. Angkatan muda mendapat porsi lebih untuk diterima sebagai abdi negara. Dengan strategi sedemikian rupa membuka peluang bagi pemuda, maka tidak ada gerakan pemuda yang berusaha untuk menggalang persatuan merongrong kekuasaan sang Prabu Jayabaya.
    Sejarah kemudian mencatat pada 1222, seratus tahun sejak kekuasaan Sri Aji Jayabaya di mana angkatan mudanya sudah kurang mendapatkan porsi dalam pemerintahan, tiba-tiba dari suatu daerah kurang lebih limapuluh kilometer arah ke Timur kerajaan Kediri, gerakan pemuda pimpinan Arok membariskan pasukannya menggempur Kediri. Panglima perang kerajaan Kediri Mahesa Wulung adik dari raja Dandang Gendis atau Krtajaya tewas di Ganter sehingga pasukan Kediri menelan kekalahan dalam pertempuran melawan pasukan Arok.

    =============================
    Arok (AHOK) tercatat sebagai orang pertama yang memimpin pemberontakan atau kudeta dengan hasil gemilang dalam sejarah Nusantara.
    =============================

    Kembali ke tahun 2010, adanya ramalan tikus pithi anoto baris ditafsirkan sebagai pemberontakan bersenjata rakyat dari segenap penjuru Nusantara adalah mustahil, kecuali dilakukan oleh unsur militer yang menguasai senjata. Rakyat jelata jelas tidak punya senjata api dalam jumlah cukup untuk mengadakan pemberontakan skala besar.
    Kaum muda memang mulai mengorganisir diri akan tetapi terpecah-pecah dan berorientasi ke berbagai jurusan, masing-masing berkutat di dalam kelompok sendiri. Mereka berwarna-warni idealismenya ada merah, hijau, biru, kuning, dan merah jambu serta mengelompokkan di sebagai kiri, tengah, dan kanan. Ibarat dalam jejer wayang mereka saling berseberangan sehingga mudah diadu-dombakan.
    Angkatan muda memang selalu tampil dalam setiap goro-goro dalam pemerintahan RI, dan keberhasilan mereka selalu berpindah tangan dan diambil alih pihak lain. Peranan mereka kembali cuma penggembira yang tidak mampu memfoloup hasil gerakannya yang berhasil. Sepertinya mereka mulai menyadari hal demikian, dan mulai memasang strategi baru. Demo damai yang berubah anarkis mudah sekali ditumpas, atau mengambil jalan parlementer yang memerlukan waktu panjang dalam meraih kemenangan.

    ===============================
    Hingga pada akhirnya yang paling mudah bagi angkatan muda dengan jalan mengumpulkan opini massa menggunakan jejaring sosial digital.
    ===============================

    Jadi “tikus phiti anoto baris” berarti angkatan muda menyusun barisan. Bukan barisan pemberontakan bersenjata, bukan demo anarchi, dan bukan menunggu waktu generasi tua menyerahkan kekuasaan kepada angkatan muda. Sehingga angkatan muda menjadi angkatan tua. Pemuda maju lain lagi masih memiliki kekuatan kecil dalam mendukung gerakan perubahan sistemik, dalam pada itu idealisme pilihan mereka belum mampu mempersatukan kekuatan dari berbagai elemen. Idea-idea pemersatu yang sudah tersedia antara lain Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, atau Nasakom, sejak era Majapahit hingga Kemerdekaan RI dan pasca kemerdekaan. Sekarang idea terakhir itu sudah pincang, karena salah satu kakinya buntung. Sedangkan idea yang lain diselewengkan menurut kepentingan penguasa sendiri.

    ================================
    Adalah tugas angkatan muda membikin utuh dan memurnikan kembali seperti sediakala semua idea yang dicetuskan dan diajarkan oleh para pemimpin Nusantara sesuai jamannya itu.

    ===============================
    Kelak dengan berhasilnya angkatan muda menyusun barisan bersama untuk tujuan bersama memurnikan semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya dalam aksi,
    ===============================

    maka makna sesungguhnya ramalan Jayabaya ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.

    • Arok (AHOK) tercatat sebagai orang pertama yang memimpin pemberontakan atau kudeta dengan hasil gemilang dalam sejarah Nusantara.

      Hingga pada akhirnya yang paling mudah bagi angkatan muda dengan jalan mengumpulkan opini massa menggunakan jejaring sosial digital.

      Adalah tugas angkatan muda membikin utuh dan memurnikan kembali seperti sediakala semua idea yang dicetuskan dan diajarkan oleh para pemimpin Nusantara sesuai jamannya itu.

      Kelak dengan berhasilnya angkatan muda menyusun barisan bersama untuk tujuan bersama memurnikan semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya dalam aksi,
      maka makna sesungguhnya ramalan Jayabaya ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.

      ==================================

      INILAH TOKOH DAN CARA YG HARUS DITEMPUH PEMUDA INDONESIA

      • ada kekuatan yg besar kuat baik d dlm maupun luar negeri terhadap Arok (ahok di jmn skg)
        tentunya tdk abaikan Jokowi yg jg pny pendukung rakyat yg nyata.

  4. MOTIVATORIUM SOSIAL-POLITIK

    Buat Bro @Bat… : dalam pendekatan sosial-politik aktual saat ini (bukan berdasarkan pendekatan ramalan Joyoboyo), Kepemimpinan Kota Jakarta saat ini (Ken Jokowi dan Ken Ahok) punya peluang yang besar untuk mulai MELAKUKAN REVOLUSI KEBIJAKAN KOTA JAKARTA, bukan revolusi sosial, tapi akan berdampak pada perubahan sosial-politik secara besar-besaran, di mulai dari Jakarta lewat Kepemimpinan Ken Jokowi dan Ken Ahok, yang pada akhirnya akan menggelinding layaknya bola salju ke daerah-daerah lainnya (se-Nusantara) — dan itu harus dengan DUKUNGAN JUTAAN RAKYAT KOTA JAKARTA. Yang pertama harus “DIGEBUKIN dan DIKUPAS KULITNYA SAMPAI TERLIHAT DAGINGNYA” adalah UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemrov DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Setelah “daging busuknya” sudah terlihat, baru kita “hajar habis-habisan” orang-orang di DPR-RI dan Istana Negara yang “memasukkan daging busuk itu” ke dalam produk UU tersebut dengan cara “menyembunyikan daging segar” YANG SEHARUSNYA BISA DINIKMATI OLEH RAKYAT KOTA JAKARTA. Dalam konteks PEMBERONTAKAN… : kalau yang bergerak militer bersenjata itu namanya KUDETA. Tapi kalau yang bergerak jutaan rakyat Kota Jakarta (termasuk kaum ibu/perempuan) sambil membawa ulekan sambel, panci rombeng, kompor butut, selimut bau ompol, dlsj., dlsj., itu bukan pemberontakan melainkan REVOLUSI PANCI ROMBENG ATAU REVOLUSI KOMPOR BUTUT (entah apa istilah yang pas untuk digunakan?) — tapi yang jelas ITU BUKAN PEMBERONTAKAN dan BUKAN JENIS REVOLUSI YANG MENIRU-NIRU (plagiat) DARI PERANCIS.

  5. kadang sekarang visi misi itu hanya jadi pajangan saja di kantor kelurahan.bahkan jarang ada yang meliriknya apalagi mengusahakannya. evaluasi hasil kerja adalah satu2nya jalan yang cocok untuk menentukan serius atw tidaknya kerja seseorang

  6. MOTIVATORIUM SOSIAL-POLITIK

    Buat @Raihana dan semua Sidang Pembaca Yang Budiman di Ahok.Org. : kalau cuma visi-misi jadi pajangan itu hal yang biasa di masa “Juragan” Balai Kota yang lalu (kalau dulu yang dikenal bukan visi-misi tapi Renstra). YANG PALING LUAR BIASA DARI KEPEMIMPINAN JURAGAN LAMA adalah : PAJANGAN (ini benar-benar pajangan) foto diri 2 pejabat petinggi Balai Kota yang dipajang di kantor-kantor Walikota, Kecamatan, dan Kelurahan itu ternyata benar-benar tidak punya wibawa — MALAH LUCU. Foto yang dipajang itu gagah-gagah dan berwibawa tapi setiap saat cuma DIKENTUTIN OLEH LAPORAN ABS ANAK-BUAHNYA.

  7. Syaloom,
    semangat pagi pak Ahok,
    mohon maaf sebelumnya jika saya mengganggu bapak. Saya hanya sekedar menyapa bapak sebagai ungkapan rasa bangga saya sebagai warga palangka raya-kalteng, karena Indonesia masih memiliki pemimpin seperti pak Ahok dan pak Jokowi. Semoga bapak berdua selalu dilimpahi karunia, damai sejahtera dan kasih.
    Demikian sapaan saya yang sedikit ini, semoga segala sesuatunya dapat berjalan sesuai rencana bapak berdua dan yang pasti sesuai rencana Tuhan. AMIN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here