Restrukturisasi: Babak Baru Pertamina sebagai Holding BUMN Migas

0
47

BTP – Restrukturisasi Pertamina sebagai holding BUMN migas memasuki babak baru. Pemerintah melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) memutuskan perubahan organisasi sekaligus susunan Direksi sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN nomor SK-198/MBU/06/2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina, tertanggal (12/6).

Keputusan tersebut diumumkan Menteri BUMN Erick Thohir pada acara RUPS Luar Biasa yang diadakan secara virtual dan dihadiri seluruh jajaran Direksi dan Komisaris Pertamina.

Dalam keputusan tersebut, Erick menetapkan enam Direksi baru Pertamina menggantikan 11 Direksi yang memimpin BUMN tersebut. Enam Direksi baru tersebut, yaitu Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama, Iman Rachman sebagai Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha, Emma Sri Martini sebagai Direktur Keuangan, Koeshartanto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Mulyono sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur, serta M. Haryo Yunianto sebagai Direktur Penunjang Bisnis.

Menurut Nicke Widyawati, restrukturisasi Direksi merupakan bagian dari perjalanan Pertamina sebagai holding BUMN migas.

“Sesuai dengan roadmap transformasi BUMN yang telah disusun sejak 2016 dan menjadi acuan bagi terciptanya kemandirian, kesejahteraan, keberlanjutan, pemerataan dan kesetaraan BUMN, Pertamina telah berhasil merealisasikan dan melanjutkan proses transformasi sebagai holding BUMN Migas, yang telah dijalankan sejak diterbitkannya Buku Putih Pembentukan Holding Migas pada Januari 2018,” ujar Nicke di hadapan insan Pertamina yang mengikuti townhall meeting secara virtual.

Sedangkan direktorat operasional yang sebelumnya ada di Pertamina akan masuk ke dalam beberapa subholding yang telah dibentuk, yaitu subholding Upstream, subholding Refinery & Petrochemical, subholding Commercial & Trading, subholding Power & New and Renewable Energi serta Shipping Company. Semua subholding tersebut akan menjalankan bisnis bersama dengan subholding Gas yang sebelumnya telah terbentuk di bawah Pertamina melalui PT Perusahaan Gas Negara Tbk sejak 2018.

“Secara umum, tugas Pertamina sebagai holding akan diarahkan pada pengelolaan portofolio dan sinergi bisnis di seluruh Pertamina Grup, mempercepat pengembangan bisnis baru, serta menjalankan program-program nasional. Sementara subholding akan menjalankan peran untuk mendorong  operational excellence dengan mempercepat pengembangan bisnis dan kapabilitas bisnis existing serta meningkatkan fleksibilitas dalam kemitraan dan pendanaan yang lebih menguntungkan perusahaan,” jelasnya.

Melalui struktur baru ini, Pertamina diharapkan dapat menjadi lebih lincah, fokus dan cepat dalam pengembangan kapabilitas kelas dunia di bisnisnya masing-masing. Dengan demikian akselerasi pertumbuhan skala bisnis menjadi perusahaan global energi terdepan dengan nilai pasar USD100bn serta penggerak pengembangan sosial di tahun 2024 berjalan sesuai dengan target yang diharapkan pemegang saham.

“Jadi saya mohon seluruh jajaran mendukung perubahan ini. Kita perkuat organisasinya. Ini target kita bersama. Kita berada di satu perahu yang sama untuk membawa Pertamina menjadi perusahaan yang berjaya,” ujarnya.

Hal tersebut dipertegas oleh Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama. Menurutnya, perubahan struktur organisasi pasti akan membentuk budaya baru. Oleh karena itu, ia meminta seluruh insan Pertamina menunjukkan kapabilitasnya sehingga dapat bersaing untuk menjadi leader di subholding ataupun holding Pertamina.

LANGSUNG TANCAP GAS

Sehari setelah kembali ditetapkan sebagai Direktur Utama Pertamina, Nicke pun langsung tancap gas menunjuk dan mengukuhkan pejabat masing-masing subholding yang akan menjadi nakhkoda di perusahaan tersebut berdasarkan surat keputusan Surat Keputusan No. SR-396/MBU/06/2020 tanggal 12 Juni 2020.

Menurut VP Corporate Communication Fajriyah Usman, pengukuhan 36 pejabat tersebut dilakukan secara virtual sebagai bagian dari ketaatan Pertamina terhadap protokol COVID-19.

“Pada struktur manajemen Subholding, Pertamina konsisten menempatkan Direksi dari sejumlah pekerja karier yang relatif muda dan berkualitas tinggi yang diharapkan menjadi new energy dan sebagai upaya Pertamina mempersiapkan pemimpin masa depan. Selain itu, komposisi manajemen juga diperkuat dengan profesional eksternal yang berpengalaman dan diharapkan banyak melakukan terobosan baru untuk pertumbuhan bisnis ke depan. Beberapa wanita juga berada di antara Direksi Subholding tersebut,” ungkap Fajriyah.

Selain itu, pejabat sebelumnya, sebagai senior juga turut hadir dan ikhlas melepaskan estafet kepemimpinan pada penerusnya, sehingga serah terima jabatan dapat langsung dilakukan dan diikuti pembacaan komitmen pejabat baru untuk mencapai kinerja dan kepatuhan untuk pelaporan LHKPN dan implementasi HSSE.

Pejabat Chief Executive Officer (CEO) masing-masing subholding yang dikukuhkan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati sebagai pemegang saham pada Sabtu, (13/6), yaitu Budiman Parhusip sebagai CEP Upstream Subhoding (PT Pertamina Hulu Energi), Ignatius Tallulembang sebagai CEO dan Budi Syarif Santoso sebagai Deputy CEO Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional), Heru Setiawan sebagai CEO Power & NRE Subholding (PT Pertamina Power Indonesia), Mas’ud Khamid sebagai CEO Commercial & Trading Subholding (PT Patra Niaga), dan Erry Widiastono CEO Shipping Company (PT Pertamina International Shipping PIS).

Sedangkan Dharmawan H. Samsu yang sebelumnya menjabat Direktur Hulu Pertamina dan Basuki Trikora Putra yang sebelumnya menjabat Direktur Pemasaran Korporat Pertamina juga mendapat tugas baru sebagai Komisaris Utama di subholding. [energia]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here