Serapan Rendah karena Sering Ganti PNS? BTP: Enggak Ada Hubungan

8
99

Ahok – Adanya anggapan terlalu seringnya rotasi PNS yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengakibatkan serapan anggaran menjadi minim. Menurut Ahok kedua hal itu tidak berkaitan sama sekali.

“Enggak ada hubungannya dengan ganti pejabat, jadi pemakaian anggaran tidak ada hubungannya dengan gonta-ganti pejabat. Justru kita ganti pejabat karena pejabat yang lama enggak bisa nyerap anggaran,” ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2015).

Ahok menyebut seluruh konsep yang telah tersusun dan dianggarkan dalam APBD tidak terkena dampak dari perombakan jajaran yang dia lakukan. Sebab, dalam APBD seluruh anggaran program sudah ‘terkunci’ sehingga tidak dapat digonta-ganti begitu saja setiap kali terjadi penyegaran di tubuh PNS DKI.

“Enggak dong, itu kalau sudah jadi APBD enggak konsep lagi, ya dong?” kata dia.

“Kalau sudah jadi APBD enggak konsep lagi. Kalau sudah KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara) dan sudah APBD itu sudah bukan konsep lagi, tinggal eksekusi. Jadi (serapan rendah) bukan karena gonta-ganti pejabat,” urainya.

Bukan tanpa alasan pula setiap kali Ahok mencopot bawahannya. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, pejabat yang bekerja dan mampu menunjukkan kinerja baik tentu tidak serta merta diganti olehnya.

“Orang pejabatnya enggak becus, yang enggak diganti aja enggak becus kok, hehehe,” tutup Ahok. [Detikcom]

8 COMMENTS

  1. Setuju, karena ada kendala dalam pelaksanaannya, penyerapan anggaran oleh pejabat yang terkait, sehingga layak untuk diganti oleh orang yang lebih kompeten.

  2. setuju pak gub, kalau sudah jadi system, mau siapa pun yg menjabat sama saja, tinggal berani eksekusi atau ngak.

    perang melawan korupsi satu-satu nya cara adalah : TRANSPARANSI, biarkan rakyat yg menjadi pengawasnya.

    terima kasih, SALAM GO JB

  3. Saya bilang AHOK terlambat ganti pejabat yg tdk melaksanakan perintahnya dgn berbagai alasan, mestinya minta rekaman videonya waktu mereka (SKPD) rapat apa yg sedang dikerjakan, dan akan terpantau langsung siapa yg yg ngeyel kagak karuan, nanti staf Ahok yg mengevaluasinya ( kan banyak yg magang tuh), jadi bisa lebih cepat tdk terlambat sampai bulan oktober seperti ini.

  4. Udah di ambil putusan proyek apa aja, anggaran pun sudah disediakan, kalau ga dikerjakan lelat lelet akhirnya terlambat, apa sech yg masing” tugas tidak dikerjakan? Dicopot krn ga becus sdh benar!

  5. Lah… itukan segerombolan MAFIA DEWAN yang cari alasan untuk menjatuhkan Bapak Gubernur. Ntar pas musim hujan, pasti cari kesalahan lagi deh. Aneh… apa ga ada kerja lain yah?

  6. kalau “tupoksi”nya, seluruhnya semata-mata hanya sesuai dengan karep nya dewe, kagak peduli benar atau salah, adil or selfishness full, pasti begitulah performance n output nya. . . . . . bahkan, kalau, . . .kalau saja mereka bisa sampai ke surga suatu waktu, disana mereka pasti juga akan ngedumel panjang pendek, karena kagak sesuai keingingan dewe. . . . . walau itu memalukan diri sendiri, sampai dengan merusak catatan sejarah asal-muasalnya. . . . .
    .
    mumpung masih ada kesempatan berubah, ayo lah . . . . . jangan asal melakukan rontaan terakhir babi-buta. . . .ingat anak putumu. . . .
    .
    salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here