Sistem Kapitasi Akan Diterapkan DKI

10
87

Ahok.Org – Rencana Pemerintah DKI Jakarta dalam mendorong kesehatan warganya juga menyasar kepada para dokternya. Pemerintah DKI akan menerapkan sistem kapitasi bagi mereka, yakni dokter akan dibayar berdasarkan jumlah warga yang sehat. “Semakin banyak warga yang sehat, dokter setempat akan semakin untung,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jumat 15 Maret 2013.

Sistem kapitasi ini menggantikan metode penggajian yang selama ini dilakukan. Sistem baru berupa Pemerintah DKI menitipkan sejumlah uang di muka kepada dokter yang bertanggung jawab terhadap kesehatan populasi masyarakat tertentu. Jumlahnya dihitung Rp 7-10 ribu per kepala.

Basuki mencontohkan, kalau seorang dokter keluarga mengurus 3.000 orang, dokter akan dibayar hingga Rp 21 juta per bulan. “Kalau 3.000-nya sakit ya bangkrut dia, sebaliknya kalau yang sakit hanya 50 orang dan hanya kasih obat-obat dasar, ya dokter dapat uang dari situ,” kata Basuki.

Menurut Basuki, sistem kapitasi akan diuji coba di Kelurahan Tanjung Priok dan Marunda, Jakarta Utara. Uji coba ini akan didanai dari CSR sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bisnis kesehatan. Jika sistem nantinya diperluas di seluruh DKI, akan dibutuhkan sekitar 600 dokter untuk sekitar 1,2 juta jiwa warga miskin. “Itu dengan catatan satu dokter mengurus kesehatan 2.000 orang.”

Menurut Basuki, di DKI cocoknya satu dokter mengurus 2.000 orang karena banyak yang belum paham pola hidup sehat. Dokter yang akan diterjunkan, kata Basuki, adalah dokter dari Persatuan Dokter Umum Indonesia. Dokter-dokter yang disebut dokter keluarga ini diharapkan menjaga agar masyarakat yang ada di bawah tanggung jawabnya tetap sehat.[tempo.co]

10 COMMENTS

  1. luar biasa, semoga pimpinan negara ini nggak gengsi untuk belajar dari pemprov DKI. peimpin memang harus berfikir sehat untuk mengurus rakyat yg dipimpinnya.

    • Justru kalo dia cuek berarti dia gak bisa dapat sebesar yang dititipkan pemprovdki kepadanya…justru sistem ini akan membuat si dokter lebih aktif dalam menjaga kesehatan pasiennya…kalo perlu dibuat kelompok…dengan daftar 2000 pasien yang diwajibkan berkonsultasi dengan dokter yang bersangkutan sehingga lebih mudah mengawasinya…dan sipasien juga harus melaporkan ketidak puasannya dengan hasil penanganan dokternya…

  2. Ini adalah loncatan sejarah yang bagus di bidang pelayanan kesehatan. Inggris sudah menerapkan sistem seperti ini bertahun-tahun yang lalu. Dokter mendapatkan bonus bila komunitas yang dilayaninya memiliki kualitas kesehatan yang semakin baik. Semoga berhasil

  3. Pak Ahok… biaya kuliah utk jadi dokter saja udah amat sgt mahal. blum lagi hrus ambil spesialisasi n update skill dibidangnya demi keuntungan si pasien sndiri. jd, pendidikan dokter itu tdk prnah selesai. Kalau jasa dokter amat sgt kurang buat Indonesia khususnya Jakarta, boleh dunk kuota bangku kedokteran diperbesar n biaya kuliahnya ditekan seminimal mungkin. jd yg ditekankan adlh keahlian menangani pasien yg sesungguhnya. sdg dokter2 yg tdk mau kerja bila ruang prakteknya tdk mewah, suruh pindah propinsi saja pak. atau cabut ijin-nya di jakarta.

    sistem kapitasi yg bpk canangkan akn sulit diterapkan krna sulit utk kontrolnya & byk faktor x yg brperan utk kelangsungan kesembuhan pasien. salah satunya, peran tangan Tuhan & peran dukun yg suka santet2 org.

    Rekrut sbyk mungkin org2 yg hendak jd dokter & perawat lalu didik mrka 3 thn biar jumlah perawat & dokter spt kacang goreng byknya. pasti, warga jd pinter2 deh pak n sedikit yg mau sakit 🙂

  4. kayaknya dokter itu segala galanya, padahal dilapangan perawat juga kerja keras tapi namanya hilang padahal yang selama ini ngurusin masyarakat bawah adalah perawat harusnya perawat yang diperbanyak

    • Dokter di Indo sgt manja n arogan. untuk nyuntik pasien saja, ambil darah, cek tekanan darah, menghentikan pendarahan dari luka, dsb. kadang dokter pun byk yg nga bisa. padahal hal2 dasar spt ini yg hrusnya mrka jauh lebih ahli n cekatan dari perawat. bgmna mau ahli kalau tdk sering dipraktekkan ? ala bisa karna biasa kan ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here