Soal 6 Ruas Tol, Ini Kata Ahok

1
49

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengungkapkan alasannya mendukung pembangunan enam ruas tol dalam kota. Ia mengatakan, kKebijakannya ini berbeda dengan janjinya pada kampanye di Pilkada DKI 2014 lalu.

“Dulu, saya hanya setuju pembangunan dua ruas tol, karena outer ring road-nya belum sambung, MRT belum ketok palu, belum ada PT Transjakarta, tidak punya bus tingkat,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Menurut Basuki, keadaan Jakarta berbeda saat ia masih menjadi cawagub Jakarta. Ia merasa, Pemprov DKI telah berupaya untuk menjalankan berbagai program untuk mengurangi tingkat kemacetan. Penambahan transportasi massal yang memadai, kata dia, juga harus diiringi oleh penambahan rasio jalan.

Rasio jalan Jakarta baru mencapai enam persen. Padahal, idealnya, rasio jalan di kota besar mencapai 12 persen dari luas wilayahnya. Kebijakan Basuki ini berkaca pada kebijakan antisipasi kemacetan di Bangkok, Thailand. Selain membangun Light Train, pemerintah Bangkok juga membangun banyak jalan layang.

“Sudahlah, ngomong jujur saja ya kalau tukang pengamat. Kalo gue batalin tol (dan jadi) macet, kalian kritik enggak? Kritik juga,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Beberapa pihak menyayangkan kebijakan itu karena dinilai sebagai “pintu masuk” kendaraan pribadi ke Jakarta. Menanggapi hal itu, Basuki mengungkapkan sebagai pemerintah, ia bertugas untuk menjamin keadilan sosial.

Oleh karena itu, ia meminta pihak investor, PT Jakarta Tollroad Development untuk menyediakan ruas jalur transjakarta. Agar nantinya, Pemprov DKI memiliki 9 ruas transjakarta layang.

“Kamu (pengamat) katakan, DKI hanya mementingkan orang kaya, bukan orang miskin. Siapa bilang, bos? Gue sudah mau beli 100 bus tingkat dan gratis, kenapa lo (pengamat) tidak pernah menyinggung rencana gue itu?” tegas pria 48 tahun itu.

Megaproyek senilai Rp 42 triliun itu awalnya ditargetkan rampung pada tahun 2022, namun Basuki meminta percepatan pembangunan hingga 2018. Pembangunan infrastruktur ini demi mensukseskan penyelenggaraan Asian Games 2019.

Megaproyek yang digagas sejak era Gubernur Sutiyoso ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulogebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang ruas 6 tol dalam kota 69,77 kilometer. [Kompas.com]

1 COMMENT

  1. pak Ahok, tarif juga harus diperhatikan, pemerintah harus mengatur, per km brp wajarnya. dan masa brp tahun, sebelum jd asset pemda, pembagian keuntungan yg lebih adil buat rakyat. krn ini menguasai hajat hidup org banyak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here