Tidak Ada Toleransi untuk PKL Tanah Abang

4
86

Ahok.Org – Jelang Ramadan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat, kembali berjualan di jalan. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan memberi toleransi kepada PKL, karena keberadaannya yang mengganggu pengguna jalan dan kerap menimbulkan kemacetan. 

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, pihaknya akan menindak tegas PKL Tanah Abang yang nekat berjualan di jalan. Satpol PP serta Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) juga telah diinstruksikan untuk menertibkan Pasar Tanah Abang.

“Saya sudah minta Dishubtrans untuk parkir liar dibereskan. Terus yang dagang itu kita akan sita barangnya kita sudah minta walikota. Jadi kita tidak ada toleransi mau puasa atau mau Lebaran,” kata Basuki, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (3/6).

Diakui Basuki, pihaknya tidak akan menyiapkan lokasi penampungan bagi PKL. Pasalnya, suplai dagangan PKL berasal dari pedagang yang memiliki kios di dalam. “Itu kan yang supai barang kan dari dalam, pedagang di dalam. Otomatis yang di dalam harus taruh agen juga di luar. Makanya harus tegas,” ujarnya.

Agar memberikan efek jera kepada pedagang, maka barang yang disita tidak bisa ditebus. Selama ini, penertiban dirasa kurang efektif lantaran barang ditebus dengan harga yang murah. “Makanya saya bilang kalau mau perang gitu harus tegas. Nanti jangan dikasih tebus. Jadi jangan kasih dia bisa tebus lagi, hancurin saja barang-barangnya,” tegas Ahok, sapaan akrabnya.

Seperti diketahui, PKL Tanah Abang, Jakarta Pusat, kembali turun ke jalan jelang Ramadan ini. Hal itu membuat kemacetan di sekitar Tanah Abang semakin parah. Tahun lalu, jelang Lebaran ratusan PKL telah direlokasi ke Blok G, Tanah Abang. Tapi, sayangnya mereka memilih turun ke jalan dengan alasan sepi pembeli. [Beritajakarta]

4 COMMENTS

  1. Mantap pak Ahok,tegakkan peraturan. Mohon dilanjutkan ke pasar batu akik Rawabening pak,kondisi sudah parah PKL liar di badan jalan,juga parkir liarnya. Terima kasih.

  2. jangan hanya yang jualan yang ditertibkan pak.
    Yang beli juga harus kena sanksi. Diminta/diambil saja barang yang dibeli di PKL supaya jera dan tidak beli lagi.

    Yang jual ada karena yang beli juga ada.

  3. Ngga ada toleransi juga pak buat Preman parkiran motor.. kemaren saya ke tana abang blok B, diparkiran bawah sy harus bayar 2x. Bayaran resmi 4rb di loket parkir plus tambah 2rb buat si preman. Mbak2 di loket parkiran berkata emang bayar ny 2x, 1 yg resmi ama mereka yg jaga motor..
    Sekedar saran kalau mereka sipreman itu dari ormas2 betawi kgk ada guna mendingan di berangus aja pak.. Betawi tidak serendah itu martabatnya..

    Maju terus BTP..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here