Yang Belum Punya Kartu Sehat Bisa Gunakan KTP DKI

5
96

Ahok.Org – Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diluncurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 10 November 2012 lalu, direspon positif masyarakat Ibu Kota. Di sebagian wilayah, pemohon kartu tersebut membludak.

Kondisi ini salah satunya terjadi di Puskesmas Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Meski secara resmi wilayah itu belum diberikan KJS, ratusan warga yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu dan lanjut usia berkerumun untuk mendaftarkan diri mendapatkan kartu sehat.

Menanggapi kondisi membludaknya pemohon Kartu Jakarta Sehat, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Safarudin mengimbau warga untuk tidak terburu-buru dalam membuat kartu sehat. Pasalnya, waktu yang disediakan masih cukup panjang, yaitu hingga 2013.

“Saya imbau kepada warga untuk tidak terburu-buru membuat Kartu Sehat. Apalagi yang masih sehat. Kalau semuanya buat kasihan petugas Puskesmasnya kan sedikit,” ujar Safarudin, Jumat (23/11/2012).

Safarudin melanjutkan, membludaknya pemohon Kartu Sehat tidak hanya di Cililitan saja, namun juga di beberapa daerah lain di Jakarta Timur. Menurutnya, tak sabarnya warga mendapatkan Kartu Sehat bisa berimbas negatif bagi proses pelayanan pasien di Puskesmas tersebut.

Menurut Safarudin, masyarakat yang belum mendapat Kartu Sehat, sejatinya tetap bisa merasakan pelayanan kesehatan murah, yaitu hanya dengan menunjukkan KTP ke Puskesmas. Jika jenis penyakit pasien tak sanggup ditangani oleh Puskesmas, pasien dirujuk ke rumah sakit.

“Sebenarnya enggak usah buru-buru karena cukup pakai KTP saja sudah bisa. Daftar di Puskesmas, namanya langsung masuk ke Jamkesda. Jadi bagi yang sehat, nanti dulu lah,” ujar Safarudin.[Kompas]

5 COMMENTS

  1. ya makanya spt yg pernah saya bilang/usul dulu, ngga perlu kartu semacam kartu sehat ini (cukup pakai e-ktp saja sbg verifier) apabila e-ktp sudah JALAN/ONLINE PENUH.
    Kan, setiap puskesmas di DKI skrg kudu punya card reader spy bisa baca kartu sehat itu, ya kan? daripada dikhususkan utk kartu sehat saja (dobel biaya beli card reader nanti di APBD, utk kartu sehat dan e-ktp), mending cukup beli card reader utk e-ktp saja, bgmanapun toh seluruh Indonesia tiap dinas di tiap daerah kudu punya alat ini kan?

    Jika e-ktp ini digesek ke card reader di puskesmas (asumsinya setiap puskesmas di Jakarta sudah online dgn sistem SEHAT ini – jika di daerah lain maka takkan ada layanan ini alias pake sistem daerahnya sendiri entah apa itu), maka akan di cek domisilinya (e-ktp digunakan sbg cek identitas domisili), spt contoh ini:
    Jika domisili = Jakarta, maka cek layanan SEHAT ini enable/disable – kalo kebanyakan sakit alias hobi sakit maka bisa di-disable sementara sambil dicek kenapa bisa sering sakit gitu dan dimasukkan dlm prioritas rendah (atau bisa bikin sistem prioritas berdasarkan seringnya dia berobat ke puskesmas, terserah), kita harus prioritaskan warga yg belum pernah/jarang check-in dulu, ya kan?
    Kalo enabled, maka bisa masuk layanan sistem SEHAT ini (diproses lebih lanjut oleh front desk), jika tidak (disabled atau domisili bukan Jakarta) maka keluar dari sistem dan infokan pada pasien soal ini.
    —–
    Jadi, intinya ada 2 sistem yg digunakan: sistem e-ktp hanya digunakan sbg domicile verifier (pengecek domisili sah/tidak), dan sistem “(JAK-)SEHAT Online” bekerja utk terlebih dahulu mengecek domisili pasien dari e-ktp yg dibaca oleh e-ktp card reader, dan jika valid (Jakarta resident) maka bisa diproses lebih lanjut spt dibaca riwayat pasien yg diambil dari database sistem SEHAT ini (status layanan = enable/disable, prioritas ke berapa utk dilayani, dst), jika bisa dilayani maka pasien bisa diterima saat itu (entah masuk antrian tunggu/langsung jika kosong), jika tidak bisa dilayani saat itu maka infokan pada pasien (misal: salah domisili, atau status disable dan dilayani petugas lain utk mengecek persoalan ini – orang yg terlalu sering berobat harus diselidiki kenapa bisa demikian – apakah sedang ada wabah di sekitar rumah pasien atau pola hidup tidak sehat atau apa).

    Dgn demikian dgn terpisahnya sistem JAK-SEHAT ini dgn e-ktp maka tidak membebani sistem e-ktp krn terpisah shg sistem e-ktp bisa tetap independent sbg penyedia data kependudukan sah yg bisa diakses online 24/7 oleh semua sistem pemda yg online di Indonesia yg telah diverifikasi (dan bukan utk akses umum, alias khusus utk sistem online pemda di seluruh Indonesia).
    Dan setiap daerah bisa membuat sistem layanan online sendiri2 dgn verifikasi berdasarkan sistem e-ktp online ini.

    btw, pak Jow, sudahkan anda membuat sistem online JAKARTA SEHAT ini utk puskesmas2 di JAKARTA? (shg warga tidak perlu bawa/pakai kartu SEHAT lagi)
    Mengingat e-ktp akan ONLINE tahun 2013 di seluruh Indonesia, jadi bisa langsung dipakai dan diterapkan tanpa membuat problem ‘membludaknya antrian bikin kartu’ spt yg diceritakan diatas.
    Percaya deh, lebih hemat anggaran, krn gak perlu biaya bikin kartu tambahan lagi beserta card-readernya selain utk e-ktp saja (apalagi standar wajib nasional alias wajib ada e-ktp reader ini di setiap wilayah pemda dan instansi terkait yg butuh spt bank2/dst – harga bisa ditekan lebih murah lagi krn produksi super massal utk kebutuhan seluruh propinsi di Indonesia) – apalagi jika sistem e-ktp ini ditanggung penuh pempu (pusat), Jakarta hanya perlu tanggung biaya sistem JAKARTA SEHAT saja.
    —–
    Mengenai kartu PINTAR, ini bisa dibiarkan, krn anak SD kan belon punya e-ktp. TAPI, bisa juga anak usia SD (5-6 tahun) bisa punya e-KTP shg data kependudukan bisa dimulai sejak dini (toh usianya bisa dicek kan di sistem e-KTP kalo mo nyoblos pemilu atau utk hal lainnya?), kartu e-KTP bisa dititipkan dulu pada ortu-nya jika belum siap pegang kartu e-ktp tsb (silakan definisikan usia boleh pegang sendiri kartu e-ktp ini, selain 17 tahun umumnya).
    Nantinya, sama spt sistem online JAKARTA SEHAT ini, maka ada sistem online JAKARTA PINTAR yg terpisah utk mengurus pendidikan warga Jakarta ini dgn verifikasi e-ktp juga.
    Tinggal gesek saja ke card reader utk e-ktp, maka biaya pendidikan (atau kesehatan) akan dibebeankan pada pemda DKI jika valid (kan bisa bikin akun sendiri2 utk setiap warga Jakarta spt akun gmail itu toh? Jadi setiap warga Jakarta bisa punya daftar SEHAT dan PINTAR dlm akun yg sama (atau berbeda jika diperlukan).
    —–
    Mohon dipertimbangkan lagi saran2ku ini ya pak Jow/Baz dan pak Gamawan tentunya spy bisa kerjasama lebih erat… 🙂

      • tengkyu atas dukungannya bos… 🙂

        wah, cepet juga ya, soal “single ID card (e-ktp) for everything” udah masuk tayang berita dibahas metro-tipi hari ini di metro siang minggu.
        Emang harusnya satu ID card bisa buat apa aja di negara ini (KTP/SIM/HealthCare/EduCare/etc) kayak di Malaysia (MyCard? anak kecil aja udah wajib dapet ID card ini, manteb!), bukannya malah ngumpulin kartu banyak2 kayak agen kartu kridit aja.
        Ya gitulah kalo budaya korup tumbuh subur, bukannya tambah efisien malah tambah nyusahin dan ngisep darah warga sendiri aparatnya.

        Ternyata mata2-nya media berita banyak juga disini euy… 😀
        oiya.. Selamat Ultah MetroTipi !!!
        Salam buwat mba Najwa yg cantik+smart (kenapa barang bagus selalu sudah ada pemiliknya ya? :D), stay ‘garang+kritis’ selalu ya (tengkyu utk berita mobil listriknya). Dan juga buwat mba2 metrotipi lainnya yg manis2 dan cantik2, plus mas2 nya juga yg ganteng2 termasuk reporter2 dan cameraman2 nya (kena nyemplung banjir lagi ya? dingin ga? hahaha…) – stay fresh+cool always! 🙂 yaodah… Happy B’day to all! oiya, mba putri, ditunggu sama ‘piaraan imut2’ dirumah..
        FD:”Bentar… ini acara apaan sih…?”

  2. Sehubungan dengan Kartu Jakarta Sehat ini, selain HAKnya mendapat pelayanan kesehatan gratis, mohon juga ditekankan kepada warga DKI,KEWAJIBANnya utk menjaga kesehatan, berhenti merokok, membatasi jumlah anak dg KB, 2 anak cukup. Ini penting sekali pak,juga sbg isu nasional, kl tidak nanti Jakarta/Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk dg segala permasalahannya spt pemukiman, transportasi, kesehatan, pendidikan, ketersediaan pangan,BBM,pasokan listrik dll.Skrg ini banyak warga yg anaknya 3,4,5 sp sebelas. Bisa dibayangkan spt apa nanti kemacetan di Jkt. Harus menjadi kesadaran massal bahwa memiliki anak skrg bukan hanya HAK tp TANGGUNG JAWAB untuk tidak ikut menjadi penyebab ledakan jumlah penduduk, sebelum nantinya menjadi bom waktu.Tks.

  3. Selamat siang Pak,
    Istri sy sakit jantung bocor, saya sudah pake kartu sehat berobat di harapan kita. tapi obatnya harus nebus 700 ribuan untuk konsumsi 90 tablet utk 30 hari ( nama obat dorner ) Dan obat ini sangat dibutuhkan selamanya (seperti cuci darah). Karna saya sudah tidak sanggup membayar obat dorner ini setiap bulan, bagaimana caranya supaya obat dorner ini bisa didapatkan gratis.
    Terimakasih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here