Ahok, Si Koboi Dari Belitung Timur

16
182

Ahok.Org – Negeri Laskar Pelangi. Begitulah daerah di bagian timur Pulau Belitung itu disebut. Belitung Timur (Beltim) tersohor seiring munculnya film besutan Riri Riza dengan judul yang sama. Film itu berkisah tentang perjuangan anak-anak di daerah tersebut untuk meraih pendidikan.

Di tahun 1970-an itu, pendidikan di Beltim yang kaya hasil tambang (timah) itu penuh keterbatasan. Namun, sekitar empat dasawarsa kemudian, kondisi itu berbalik cukup drastis. Hampir seluruh masyarakat Beltim dapat menikmati sekolah, karena pendidikan digratiskan.

Pendidikan gratis itu adalah buah kebijakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Tahun 2005, ia terpilih menjadi Bupati Beltim. Ahok adalah bupati pertama di Beltim, setelah wilayah itu memekarkan diri dari Kabupaten Bangka Belitung tahun 2003.

Selain pendidikan, Ahok juga membebaskan biaya berobat bagi warganya. Akses ke daerah-daerah pedalaman di Beltim terbuka dengan adanya pengaspalan jalan. Ahok juga membantu renovasi rumah-rumah penduduk Beltim yang nyaris roboh.

Singkat kata, Beltim pun mampu berbenah berkat tangan dingin Ahok. Padahal, sebagai kabupaten baru, kemampuan daerah itu masih sangat terbatas. Alokasi APBD Beltim saat Ahok mulai memimpin ‘hanya’ Rp 200 miliar. Kantor-kantor Pemda pun masih banyak yang mengontrak.

Untuk mencapai target-target itu, Ahok sangat menuntut kerja optimal para pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Beltim. Ia tak segan-segan mengkritik para anak buahnya bila kinerja mereka tak benar. Ahok juga tak jarang menegur dan memarahi mereka.

“Kalau ada yang nggak benar, sudah kena marah semua,” kata seorang staf di Pemkab Beltim, Burhanudin Muhani, kepada majalah detik.

Menurut Burhanudin, teguran itu dilakukan langsung oleh Ahok di depan para PNS yang dinilai salah. Ahok adalah tipikal pemimpin yang tak suka ngedumel di belakang. Namun, sikapnya juga tidak terlalu ngotot bila alasan yang diungkapkan para pegawainya benar.

Maka dari itu, Burhanudin tak heran dengan gaya Ahok sekarang saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dalam berbagai rapat, Ahok selalu menampilkan muka garangnya. Tak sedikit, PNS maupun pejabat Pemprov DKI yang terkejut dengan style Ahok itu. “Tapi bagi kami hal itu biasa,” ucap Burhanudin.

Mantan Ketua KPU Bangka Belitung, Zulpriandi mengenang Ahok di Beltim sebagai pribadi yang ceplasceplos. Sikap kritis dan tegas itu bahkan juga ditujukan Ahok kepada para pejabat Beltim yang diangkatnya sendiri. Pejabat itu sebelumnya juga merupakan karib Ahok.

Sebagai contoh Sekda Beltim pernah disemprot oleh Ahok saat masih menjadi Camat Gantung. Hal itu tak sungkan dilakukan Ahok, padahal Gantung adalah kampung halamannya sendiri. Ahok lahir di Gantung pada 29 Juni 1966. “Saya pribadi sering ketemu dan pernah ikut rapat dengan dia, memang dia begitu,” kata Zulpriandi.

Karena sikap kerasnya itu, anggota Komisi D (Pembangunan) DPRD DKI Jakarta, yang juga Ketua Fraksi Gerindra, M. Sanusi  menjuluki Ahok sebagai koboi. Gaya Ahok itu sudah berlangsung lama, bukan mendadak setelah jadi Wagub DKI. “Emang koboi dia,” kata Sanusi.

Sikap keras itu juga melekat pada saudara-saudara kandung Ahok, yang sebagian duduk di jajaran birokrasi. Ahok adalah anak pertama dari pasangan Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsih (Bun Nen Cew). Ia mempunyai tiga orang adik, yaitu Basuri T. Purnama, Fifi Lety, dan Harry T. Basuki. Basuri kini menjadi Bupati Beltim menggantikan Ahok.

“Gaya dan tipikalnya sama,” kata Burhanudin. Salah seorang yang pernah merasakan langsung omelan Ahok adalah Iqbal. Iqbal pulalah orang yang dimarahi Ahok saat memimpin pertemuan dengan buruh pada 24 Oktober 2012 yang lalu. Saat itu, emosi Ahok meluap ketika mengetahui Iqbal mencatat hasil pertemuan di atas kertas. Padahal, ada laptop di depannya.
“Hahaha… Iya, memang itu kebetulan saya,” ujar Iqbal saat ditemui majalah detik.

Iqbal sudah sejak lama bekerja dengan Ahok sebagai staf pribadi. Persisnya ketika Ahok mulai menjadi anggota DPR pada 2009. Menurutnya, Ahok memang suka memarahinya bila bekerja tak beres. Amarah Ahok itu kadang-kadang juga terdorong oleh rasa lelah karena beban kerja dan waktu kerja yang padat.

Namun, menurut Iqbal, biasanya amarah Ahok itu hanya berlangsung beberapa detik atau sambil lalu saja. Sesudah itu, suasana akan kembali cair. Meski suka berkata keras, di matanya, Ahok bukan tipe pendendam. “Marah ya marah. Terus nanti kerja lagi bagaimana ke depannya,” terangnya.

Watak dan karakter Ahok juga sudah diketahui tim suksesnya selama tahapan Pilkada DKI Jakarta berlangsung. Dwi Djoko Rusriyanto, salah satu mantan anggota tim Sukses Jokowi-Ahok menilai, kepribadian Ahok itu dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya keluarga dan lingkungan sosial-politik masyarakat di mana Ahok pernah tinggal.

Tahun 1989, selepas dari kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta, Ahok pulang ke Beltim. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan sebuah perusahaan di Belitung. Namun, perusahaannya itu ditutup paksa karena melawan pejabat yang sewenang-wenang di daerahnya.

Beberapa pihak menilai sikap keras Ahok terhadap birokrasi dimulai dari kejadian itu. Dalam beberapa kesempatan, Ahok mengatakan, ia sebetulnya sangat frustrasi sejak perusahaannya ditutup. Ia sampai ingin tinggal di luar negeri. Namun, ayahnya melarang, dan justru memintanya memperbaiki keadaan pahit itu. Karena alasan itu pulalah ia memutuskan terjun ke politik.

Dwi mengatakan, sikap keras Ahok itu wajar-wajar saja, selama jalannya pemerintahan di DKI Jakarta masih on the track. Terlebih Ahok berbicara meledakledak hanya kepada aparat dan pejabat Pemprov saja. Sebab, mereka mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur masyarakat.

“Kalau bicara sama orang-orang yang menengah ke bawah itu beda,” imbuh Dwi.Sikap Ahok memang berbeda jauh dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Namun, perbedaan itu justru seolah saling melengkapi. Jokowi memaklumi
gaya koboi Ahok itu. Kadang-kadang, Jokowi mengerem bila Ahok sudah terlalu jauh.

Ahok menilai ada salah kesan terhadap dirinya saat memimpin forum-forum rapat. Kalaupun nada bicaranya keras, itu bukanlah karena dia marah. Itu hanya karena karakternya sebagai orang Sumatera.

Ia mendengar memang ada orang yang melapor ke Jokowi perihal sikapnya yang dianggap kasar itu. Ahok juga menyadari, banyak orang yang tak suka dengan gayanya. Namun, ia bersikap santai menghadapi semua itu.“Memang ada yang lapor ke Pak Gubernur, sakit hati dengan cara ngomong saya, terlalu kasar. Ya, saya terima. Orang bunuh saya itu enak, nggak tahu mana musuh saya. Terlalu banyak,” kata dia.[Majalah Detik]

16 COMMENTS

  1. “Koboi dari Belitung Timur”, “Ali Topan dari Muara Karang”, “Hantu bagi Birokrat Korup” — entah… besok atau lusa, julukan apa lagi yang bakal muncul untuk Pak Wagub ini…? Kalau boleh saya memberi julukan maka saya akan kasih julukan yang nuansanya agak berbeda : “AHOK – PEDANG KEADILAN” !!! Ya, udah Pak Ahok… bermacam julukan itu gak penting, yang penting itu adalah menebas bermacam bentuk ketidakadilan dalam konteks mengelola Kota Jakarta — ADIL BERARTI TIDAK ADA KECURANGAN. Dan tidak akan pernah ada keadilan di dalam kecurangan. Itu BPS (Badan Pusat Statistik) harus bisa dipaksa untuk berlaku ADIL dalam menetapkan ukuran kemiskinan rakyat Kota Jakarta.

  2. mari kita semua kaum idealis menciptakan pemuda-pemudi generasi penerus yang mempunyai karakteristik seperti pak Jokowi dan Ahok , yang peduli dengan uang rakyat dan masa depan yang lebih baik , menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  3. Kenapa tidak mendukung sebagai karakter PEMIMPIN NEGARA ini saja… lebih komplit. Bisa nggak dibayangkan jika negara kita ini mempunyai pemimpin seperti pasangan ini? JEMPOLAN!!

  4. Menurut cerita mantan PM Singapura Lee Kwan Yu kalau anak buahnya tidak bisa menjawab pertanyaannya, ia marah dan bisa membanting kursi hingga patah-patah. Tapi hasilnya, Singapura yang kita lihat sekarang.–> fostur tubuh Lee Kwan Yu hampir sama dengan ahok he he he

  5. dalam video di youtube mengenai rapat2 dengan pemprov, gw rasa wajar aja Ahok keras seperti itu. itu karena orang2 pemprov keterlaluan, masakan mereka tidak bisa mempersiapkan terlebih dahulu apa yang dimaui pemimpinnya. kalau gw bandingkan dg yg terjadi di kantor saya yg swasta, untuk membuat presentasi buat direktur itu benar2 dipersiapkan, lembur2 deh. maksudnya adalah ketika meeting dg atasan tuh gak ada koreksi2 lagi, langsung deal. ini di video itu keliatan banget rapat dg persiapan yang asal2an. buang2 waktunya Ahok.

  6. Kita ngeliatin kayanya seru seru aja tuh pejabat dan birokrat ga mutu lagi “dikeramasin” ma Ahok ……. tapi kita pernah mikirin Ahok ga ?? baru mimpin sebulan lebih musuh di depanye udah brp banyak tuh ??? masih rada “alus” dipotong 25% tapi dengan dipotong 25% itu “garong garong” masih bisa maenn 15%-25% kalo dirupiahin brp ratus miliar tuh ?? bisa jadi brp rumah susun / taman kota / sekolah dllllll ????!!!!

  7. Type pak Ahok,menunjukkan bahwa Ahok adalah orang bersih,pekerja keras dan jujur. dan juga karena melihat birokrasi Dki Jakarta yang korup dan amburadol, Jadi Beliau Tegas, jadi jangan salah mengartikan bahwa Ketegasan itu marah salah besar….Justru Orang seperti Pak Ahok ini yang dibutuhkan Republik ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here