Ahok Soal Parpol dan Pilihannya Jadi “Freelance”

0
42

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tergelitik mendengar pertanyaan dari salah seorang Kakak SabangMerauke di Balai Kota Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Hasmul, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, menanyakan pentingnya peran partai politik dalam kehidupan berbangsa serta soal keputusan Ahok yang akhirnya memilih maju melalui jalur partai politik dari sebelumnya ingin maju lewat jalur perseorangan dengan dukungan “Teman Ahok”.

“Mudahnya, kalian lihat kan di ruangan ini ada berapa pilar? Ada 12 pilar, kalau (pilar) roboh, mati kita semua,” kata Ahok saat menerima kadatangan Adik SabangMerauke, di Balai Kota.

Ia mengibaratkan hal itu dengan keberadaan partai politik di Indonesia. Ahok mengatakan, sesuai undang-undang, pilar demokrasi adalah partai politik. Tak ada partai politik, maka demokrasi Indonesia akan hancur.

Selama berpolitik, Ahok sudah tiga kali bergabung dengan partai politik. Mulai dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB), Golkar, dan Partai Gerindra.

Ia menceritakan, alasannya hengkang dari PIB karena tak sepaham dengan calon gubernur yang diusung pada salah satu. Lalu Ahok pindah ke Jakarta dan menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar.

Namun lagi-lagi ia memilih hengkang dari partai berlambang pohon beringin tersebut. Alasannya, karena tak diizinkan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2012.

“Ada aturan baru juga kalau anggota DPR saat itu maju Pilkada harus atas persetujuan DPP. Emang gue pikirin, masa hak saya dizhalimi,” kata Ahok.

Akhirnya ia bergabung dengan Partai Gerindra yang mengusungnya sebagai calon wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Seiring berjalannya waktu, Ahok merasa tak lagi sejalan dengan partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

Puncaknya ketika Partai Gerindra menginstruksikan seluruh kader untuk mematuhi revisi UU Pilkada. Dalam salah satu klausul revisi itu adalah pemilihan kepala daerah oleh DPRD, bukan masyarakat.

“Kalau pemilihan sama DPRD, saya langsung diberhentikan, habis diperes. Kalau pemilihan langsung kan prosesnya lama,” kata Ahok.

Hingga saat ini, Ahok memilih tidak bergabung dengan partai politik manapun. Meskipun pada Pilkada DKI Jakarta 2017 ia akan diusung oleh tiga partai politik, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

“Istilahnya kalau pilar atau tiang yang satu sudah tidak baik, pindah ke tiang yang lain. Tapi sekarang saya pilih freelance saja,” kata Ahok yang disambut tepuk tangan peserta SabangMerauke. [Kompas.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here