23 Bus Gandeng Transjakarta Segera Beroperasi

10
152

Ahok.Org – Pengguna bus Transjakarta akan semakin dimanjakan dengan akan beroperasinya sebanyak 23 bus Transjakarta. Armada baru jenis bus gandeng ini akan dioperasikan di koridor 1 (Blok M-Kota). Rencananya, puluhan bus gandeng sebagai pengganti bus yang ada di koridor 1 tersebut akan mulai beroperasi pertengahan bulan ini. 

“Busnya sudah ada di pool Damri di daerah Pesing, Jakarta Barat sejak Jumat kemarin. Tinggal proses surat menyurat, STNK dan kir. Mudah-mudahan pertengahan Desember sudah bisa diopersasikan,” kata M Akbar, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (4/12).

Menurut Akbar, pengoperasian bus gandeng ini lebih cepat dari target. Awalnya, pengoperasian sebanyak 66 bus gandeng ini ditargetkan pada awal Januari 2013 mendatang. “Dari sisi waktu Januari harus jadi, tapi ternyata lebih awal. Sisanya yang 43 kemungkinan awal Januari,” ujarnya.

Dengan pengadaan bus gandeng ini dipastikan daya angkut penumpang lebih banyak. Jika bus tunggal hanya mampu mengangkut 85 penumpang sekali jalan, maka bus gandeng ini bisa mencapai 160 penumpang. “Kapasitasnya cukup besar, bisa menambah daya angkut,” katanya.

Seperti diketahui konsorsium untuk koridor I Jakarta Ekspress Trans (JET) telah habis kontrak pada 2011, kemudian diperpanjang hingga 2012. Damri merupakan konsorsium yang memenangkan tender untuk operasional koridor I selanjutnya. Pemenang tender diwajibkan mengadakan 66 bus gandeng untuk menggantikan bus yang ada.

Dalam pengadaan bus gandeng pihak Transjakarta hanya menentukan spesifikasinya saja, seperti bus gandeng, mesin CNG, serta kekuatan mesin. “Kita yang menentukan spesifikasinya tapi untuk memilih merek urusan operator,” ujarnya.[BeritaJakarta]

10 COMMENTS

  1. semoga bisa mengatasi atau setidaknya mengurangi kemacetan dijakarta .AMIIIN YAROBBAL AALAMIIN….MAJU TERUS JOKOWI AHOK ..DAN CIPTAKAN PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK (batam)

  2. Coba sesekali Ahok blusukan ke transjakarta, wah masih lama nunggu dan gak nyaman… hari ini saya nunggu sampai satu setengah jam baru datang. Dari halte cawang jam 10 siang di rute pinang ranti – pluit lama banget nongolnya. payah… baru ada jam 11.30. Udah gitu kayak ikan pepes. padat abiis.

  3. Usul Pak Ahok, bagaimana semua bus umum pintunya dibuat tinggi spt Transjakarta, dan halte diperbanyak dgn pintu keluar masuk juga tinggi. Dgn dibuat spt itu otomatis penumpang akan turun & naik tertib di halte dan bis pun akan tertib berhenti di halte tdk sembarang tempat membuat macet & semrawut, kalau perlu bus umum boleh masuk & memanfaatkan jalur & halte busway. tks

  4. Seneng banget denger berita ini.
    Semoga waktu tunggu Transjakarta bisa menjadi 5-7 menit saja.
    Saya usul agar Pak Jokowi dan Pak Ahok lebih memfokuskan ke Transjakarta yang jelas-jelas merakyat.
    Mengenai proyek MRT, lebih baik dihentikan saja Pak.
    Dengan harga tiket MRT sampai 38 ribu, siapa yang mau naik?
    Orang-orang termasuk saya lebih memilih kendaraan pribadi atau taksi.

  5. TEMPO.CO, Jakarta – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) melihat ada kejanggalan dalam pembangunan mass rapid transit Jakarta, terutama soal mahalnya biaya pembangunan.

    “Dalam hitung-hitungan MTI, biaya pembangunan MRT sebesar US$ 98 juta per kilometer lebih mahal dibanding Singapura yang US$ 37,3 juta dolar per kilometer atau Santiago, US$ 71,8 juta dolar per kilometer,” kata kata Direktur Eksekutif MTI Pandit Pranggana ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 30 Oktober 2012. “Untuk itu kami dari MTI meminta pemerintah mengevaluasi ulang proyek ini sehingga bisa mendapatkan harga yang murah mengingat pentingnya transportasi ini.”

    Berikut perbandingan pembangunan MRT di Indonesia dengan beberapa negara lain di dunia menurut data MTI:

    1. MRT Indonesia
    – Panjang jalur 21,7 kilometer
    – Struktur bawah tanah 28,5 persen
    – Jarak antar stasiun 1 kilometer
    – Biaya pembangunan US$ 98 juta per kilometer

    2. Singapura (Singapore Mass Rapid Transit)
    – Panjang Jalur 67 kilometer
    – Struktur bawah tanah 30 persen
    – Jarak antar stasiun 1 kilometer
    – Biaya pembangunan US$ 37,3 juta per kilometer

    3. Korea (Seoul Metropolitan Rapid Transit)
    – Panjang jalur 116,5 kilometer
    – Struktur bawah tanah 80 persen
    – Jarak antar stasiun 1,1 kilometer
    – Biaya pembangunan US$ 45,2 juta per kilometer

    4. Kalkuta (Kolkata Metro)
    – Panjang jalur 16,5 kilometer
    – Struktur bawah tanah 95 persen
    – Jarak antar stasiun 1 kilometer
    – Biaya pembangunan US$ 41 juta dolar per kilometer

    5. Mesiko (Mexico Line B)
    – Panjang jalur 23,7 kilometer
    – Struktur bawah tanah 25 persen
    – Jarak antar stasiun 1 kilometer
    – Biaya pembangunan US$ 40,9 juta dolar

    6. Venezuela (Caracas metro Line 3)
    – Panjang jalur 4,4 kilometer
    – Struktur bawah tanah 100 persen
    – Jarak antar stasiun 1 kilometer
    – Biaya pembangunan US$ 98,4 juta dolar

    7. Chili (Santiago Metro Rail Transit)
    – Panjang jalur 2,8 kilometer
    – Struktur bawah tanah 100 persen
    – Jarak antar stasiun 0,9 kilometer
    – Baiaya pembangunan US$ 70,4 juta dolar

  6. mdh2an kita sbg pengguna busway tidak mengeluh lagi…usul soesanto boleh juga, tp warga jakarta mmg susah disiplin ya, naik turun bus dimana saja, pdhl kl mereka ke singapura misalnya mereka bisa tertib…meskipun haltenya/pintu bis nya tidak ditinggikan. Jadi kuncinya terletak pd ketertiban/kedisiplinan warga sendiri sbg pengguna dan pada pengemudi bus/angkot. Kalau tidak, seribu polisipun dikerahkan tetap saja akan macet. Apalagi penduduknya tambah banyak, KB tdk jalan? Jadi bpk/ibu yang punya anak dua, silakan ngomel kl macet, tp yg punya anak 3,4,5 dst tidak boleh ngomel ya, krn anda termasuk yg secara tidak langsung ikut menambah kemacetan Jkt…he2…

    • @Ade Ernet:Bukan karena KB ga jalan, selain masih ada penduduk yg tidak perduli walaupun mereka tau, karena masalah kepercayaan kalau mereka tidak mempunyai anak, seperti merasa berbuat dosa atau dihukum. Malah ada yang keluarga miskin, anaknya banyak. Itu pun karena masalah kepercayaan kaum tertentu. Jadi untuk dibendung susah. Dan kepercayaan itu menganut hukum mutlak, tidak perduli masa depan seperti apa.Tugas mereka memenuhi bumi dan menguasai. Jadi yah susah,apalagi mereka radikal dan menganggap orang lain yg bukan kaum mereka tidak layak untuk hidup berdampingan.

  7. Trima kasih ya pak M. Akbar ( Kepala BLU ) atas kerja bapak yg cepat n mantap shingga bisa dipercepat kedatangan bus gandeng tsb di bulan desember ini. menjelang akhir tahun, tentu warga jakarta ingin merayakan akhir tahun dg moda transportasi yg baik.
    Trima kasih juga buat pak Gubernur n pak Wagub utk gerak cepatnya ya 🙂

  8. Jika boleh saran terhadap Pemprov DKI,
    Menurut hemat saya akan lebih effisien jika jalur trans jakarta diganti dengan jalur trem (yang dulu pernah ada di DKI juga 1899). Selain agar tidak tumpang tindih jalur (jalur transJ di pake siapa aja), juga dapat lebih mudah dikontrol (dibangun 1 system terintegrasi unit satu dengan lainnya). Bukan kecepatan angkutan yang dibutuhkan warga, melainkan ketepatan. Jika memang kecepatan tram maks. 20KM/jam, mungkin warga yang akan menyesuaikan schedulenya asalkan bisa mengandalkan ketepatan waktunya (ketepatan tram di tiap halte).

    Terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here