Menggelorakan Semangat Bung Karno

0
89

BTP – Bulan Juni seringkali disebut sebagai “Bulan Ir. Soekarno (Bung Karno)” karena di bulan ini terjadi beberapa kejadian penting yang terkait langsung dengan sang Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia. Tanggal 1 Juni merupakan Hari Kelahiran Pancasila, sedangkan 6 Juni 1901 merupakan hari Bung Karno dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur serta pada tanggal 21 Juni 1970, Bung Karno wafat meninggalkan kita.

Bagi saya, Bung Karno tidak hanya dikagumi karena merupakan seorang Proklamator saja melainkan banyak semangat beliau yang pantas untuk diteladani dan seluruh cita-citanya patut untuk kita lanjutkan. Pada saat saya ‘sekolah’ di Mako Brimob sejak 9 Mei 2017 hingga 24 Januari 2019 saya banyak membaca buku-buku Bung Karno yang diberikan langsung oleh putra-putri Bung Karno, yakni Presiden ke-lima RI Megawati Soekarnoputri dan Bapak Guntur Soekarnoputra.

Yang paling menggembirakan saya adalah (saya) bisa berdiskusi membahas banyak hal tentang Bung Karno dengan Ibu Megawati saat beliau mengunjungi saya di Mako Brimob, mulai soal hubungan pertemanan di saat kita dalam posisi lemah hingga semangat yang terus bergelora dari Bung Karno walau sedang dalam posisi diasingkan atau ditahan.

Di bulan Oktober 2016, saya bersama mas Djarot Saiful Hidayat serta beberapa kandidat kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan diajak oleh Ibu Megawati berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Kunjungan ini tentu sangat berkesan bagi saya. Tidak hanya bisa memanjatkan doa untuk Bung Karno langsung di makam beliau, saya pun bisa mengunjungi Museum Bung Karno yang terletak tidak jauh dari makam beliau.

Bung Karno adalah sosok pemersatu bangsa dengan menciptakan dan mengamalkan ideologi Pancasila. Pancasila nyatanya berhasil menggabungkan konsep kehidupan beragama dan kehidupan sosial. Kombinasi ini tertera pada sila ke-1 dan ke-5 Pancasila; “Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

Bagi saya, kedua hal ini merupakan konsep yang sangat mendalam, karena apa? Kombinasi antara kehidupan beragama dan kehidupan sosial ini membuat kehidupan manusia menjadi seimbang. Jika kita mengaku sebagai orang Indonesia dan mengaku Berketuhanan Yang Maha Esa, sudah seharusnya kita bisa mengasihi sesama manusia, tidak lagi memandang seseorang dari ras, agamanya atau dari golongan yang mana. Bung Karno telah merumuskan nilai-nilai ini dengan sangat baik, ideologi Pancasila yang dasarnya ber-Tuhan.

Sebagai orang Indonesia tentu kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, memiliki semangat dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila seperti yang ditunjukkan dan dicontohkan oleh Bung Karno.

Bung Karno adalah sosok hebat, sebagai bapak pendiri bangsa beliau mampu menyatukan masyarakat yang beranekaragam dalam ideologi Pancasila. Ajaran Bung Karno sangat ideal untuk diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia agar bangsa ini semakin maju.

Jika merujuk pada situasi saat ini, memang sudah seharusnya kita menggunakan Pancasila sebagai pedoman bagi kita untuk bergotong royong bersama saling menguatkan.

Majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan. Ingatlah sejarah dan tujuan para proklamator mendirikan bangsa ini. MERDEKA!

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Bung Karno – Pidato HUT Proklamasi, 1963)

BTP

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here