Laporan Kunjungan Kerja Ke Gorontalo

2
81

Ahok.Org (19/3) – Kami rombongan Anggota Komisi II DPR RI berangkat dari Jakarta kamis (17/3), dengan menggunakan maskapai Garuda. Kami naik kelas ekonomi bukan untuk menghemat uang kelas bisnis, melainkan karena penerbangan Jakarta-Gorontalo dengan Garuda baru dimulai 16 Februari lalu,  sehingga dalam edaran Menteri Keuangan yang dijadikan acuan selama ini hanya tercantum maskapai Lion Air. Untuk kelas bisnis, Lion air disetarakan dengan kelas ekonomi maskapai Garuda.

Ketua rombongan yang juga wakil pimpinan Komisi II dari fraksi PAN, Bapak Abdul Hakam Naja tampak sangat semangat dan rajin dalam setiap pertemuan resmi di kantor Gubernur dan Universitas. Kemarin jam 8 pagi sudah dijamu sarapan bersama di rumah dinas Gubernur, lalu pada pukul 9 bertemu dengan jajarannya di kantor Gubernur. Sampai jam 12 kurang dilanjutkan ke mesjid sholat Jumat. Saya sendiri mengikuti ibu-ibu yang pergi ke toko Chaya Krawang untuk melihat kerajinan baju dan kain krawang.

Setelah makan siang, pukul 14.00 hingga 17.00 kami berada di Universitas Negeri Gorontalo, dimana pertemuan tersebut dihadiri juga oleh seluruh civitas akademica Universitas Gorontalo, Kopri dan PGRI.

Malam harinya kami melakukan pertemuan informal dengan Gubernur Gorontalo.

Saat ini kami sedang berada di studio RRI siaran langsung (08:37:04) guna berbicara soal RUU Tentang Aparatur Sipil Negara yang kami harapkan bisa mendapatkan masukan-masukan guna merumuskan kembali bersama masukan dari tim yang saat ini melakukan kunjungan kerja ke Aceh dan Jawa Tengah.

Pesawat Garuda dari Gorontalo ke Jakarta via Makassar hanya ada 1 kali yaitu pada pukul 14.30. Setelah dari studio RRI kami kembali ke hotel dan akan melihat lihat pemandangan kota Gorontalo dan  danau Limboto serta makan siang sebelum ke bandara.

Uang yang kami peroleh untuk kunker ke Gorontalo dari tanggal 17-19 maret 2011 adalah sebagai berikut :

Tiket Jakarta-gorontalo pp Rp.6,760,000, (kalau garuda kelas bisnis pp jatahnya hampir Rp.13 juta, jadi semakin jauh jarak penerbangan, anggota dewan bisa berhemat dan menjadi sisa uang bisa jadi miliknya jika pindah dari kelas bisnis ke kelas ekonomi). Kalau Gorontalo sudah dimasukan dalam daftar perjalanan anggota DPR dengan Garuda, yang memilih menggunakan kelas ekonomi bisa mendapatkan uang sisa tiket sekitar Rp.6 juta-an).

Biaya trans.lokal 3 hari x Rp.535.000                                     = (Rp.1.605.000,)
Biaya uang reprensentasi Rp.200.000 x 3                             = Rp.600.000.
Biaya uang harian 3 x Rp.300,000                                         = Rp.900,000.
Biaya penginapan 2 malam x Rp.1,030,000                          =Rp.2,060,000.
Ada airport tax                                                                        =Rp.51,000.
Total biaya Rp.11,976,000
Pengeluaran :
Tiket PP                                                                                  =Rp.6,010,700.
Airport tax                                                                               =Rp.51,000.
Hotel 2 malam x Rp.750,000                                                  = Rp.1,500,000
Total pengeluaran Rp.7,561,700

Uang sisa dari tiket, hotel dan uang representasi, harian dan transportasi lokal Rp.4,414,300.

Jadi kalau sudah ada daftar dari Menkeu untuk mengunakan Garuda dan anggota DPR tidak menggunakan kelas bisnis (beralih ke kelas Ekonomi)  sesuai hitungan tiketnya, maka seorang anggota bisa bawa kembali untuk kunker 3 hari 2 malan saja sebesar Rp. 10 jutaan (mungkin hampir Rp.11 juta).

Untuk pimpinan rombongan ada dana taktis Rp.15 juta, untuk uang tip, supir, pengawal dan sebagainya. Kalau yang hemat karena uang makannya dijamu pemda setempat,  juga transportasi disediakan olek Pemprov, uang ini masih ada sisa, dan menjadi milik pimpinan rombongan (sebagai bagian hak pimpinan yang membedakan dengan anggota biasa).

Karena itu berdasarkan informasi para staf, kalau ke Papua dan beberapa tempat, seorang anggota DPR bisa bawa pulang uang sisa di atas Rp 26 juta. Saya belum pernah ke Papua, kalau sempat, kita bisa tahu sejauh mana kebenaran tentang jumlah uang ini. Secara logikanya bisa jadi benar, karena penghematan dari kelas bisnis ke ekonomi yang tentu saja lebih mahal karena Jakarta-Papua cukup mahal.

Studio RRI Gorontalo
Sabtu, 19 maret 2011

BTP

2 COMMENTS

  1. Anda sangat detail sekali dalam melaporkan hal ini, seakan2 tidak ada yang mau tahu dengan apa yang terjadi disana, dimana otaknya udah ngalur ngidul, tapi anda masi dengan Integritas Anda, ya semoga saya benar..
    Ingin suatu saat saya berbicara dengan Anda, walau saya tidak sekaliber anggota DPR..hahahhaha
    salut dan bangga, semoga Anda panjang umur dan saya pribadi siap menunggu cerita2 Anda!! GB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here