Saya sering mendapat banyak pertanyaan dari kolega dan masyarakat umum, bagaimana bisa saya yang seorang beragama Kristen dan juga dari etnis Tionghoa akhirnya berhasil memenangi Pilkada dan menjadi Bupati di Belitung Timur, daerah yang mayoritas penduduknya Melayu Muslim? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu saya anggap wajar, realita politik kita memang sedikit-banyak masih kental dengan nuansa SARA. Hingga membuat seorang Ahok menjadi Bupati menjadi fenomena yang ‘aneh’ jika tidak mau disebut sebagai kecelakaan sejarah.
Sesungguhnya hal tersebut tidak terjadi dalam sekejap mata, saya memulai karir politik saya dari bawah, mulai dari menjadi pengurus Partai Politik baru dan mengikuti ajang Pemilu 2004 sebagai caleg DPRD tingkat II Belitung Timur. Dengan suara yang bisa dibilang minim, nasib baik masih menghampiri saya saat penghitungan sisa-sisa suara membuat saya bisa melenggang menjadi anggota DPRD Belitung Timur.
–
–
–
