(07/07)—Kegiatan Basuki T. Purnama selama masa reses DPR RI diantaranya adalah mengunjungi beberapa Orangtua lanjut usia yang tidak mampu di Belitung Timur dan meninjau keadaan rumah mereka yang sudah tidak layak serta membantu pembangunan WC/toilet yang layak dan meninjau permasalahan minyak tanah di Manggar, Beltim. Program kartu kendali untuk distribusi minyak tanah bersubsidi oleh pemerintah hanya menjangkau di kota-kota saja. Di desa yang juga pengguna minyak tanah terbanyak tidak tersedia.
Berikut daftar kegiatan selama masa reses DPR RI yang dilakukan oleh Basuki T. Purnama :
NO | TGL | Deskripsi Kegiatan | Catatan |
1 | 21 Juni | Mengunjungi beberapa Orangtua lanjut usia yang tidak mampu di Belitung Timur dan meninjau keadaan rumah mereka yang sudah tidak layak serta membantu pembangunan WC/toilet yang layak.
Meninjau permasalahan minyak tanah di Manggar, Beltim. Program kartu kendali untuk distribusi minyak tanah bersubsidi oleh pemerintah hanya menjangkau di kota-kota saja. Di desa yang juga pengguna minyak tanah terbanyak tidak tersedia. Kartu kendali yang dialokasikan sebanyak 76 liter per buylan untuk 10 desa (rata-rata per desa mendapat 7-8 liter, beberapa hanya mendapat 5 liter saja). Pembagian tabung gas gratis banyak tidak diterima oleh masyarakat Permasalahan dana untuk program pelatihan peningkatan kemampuan guru-guru dalam rangka sertifikasi guru. Patut dipertanyakan kemana dana Diknas? |
Di Belitung Timur masyarakat masih lebih memilih menggunakan minyak tanah dibandingkan kompor gas.
Karena kekhawatiran akan keamanannya serta ketersedian tabung gas yang masih sulit di Beltim Lembaga swasta yang mengadakan pelatihan ini men-charge biaya Rp. 125 ribu per orang. |
2 | 22 Juni 2010 | Meninjau pelaksanaan program KUBE (Kelompok Usaha Bersama). Program yang ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan di Beltim. Dalam bentuk antara lain bantuan modal awal untuk usaha (untuk sekelompok masyarakat, bukan untuk per individu).
Terungkap fakta bahwa di Beltim hanya ada 10 persen program KUBE ini yang bisa dianggap berhasil. Banyak penerima KUBE yang macet. Padahal program KUBE tidak ada sama sekali jaminan agunan dan buga yang harus dibayarkan, benar-benar bantuan gratis. |
Setiap kelompok penerima dana KUBE menerima bantuan Rp 30 – 60 juta per kelompok (terdiri atas 10-11 orang)
Salah satu solusi adalah sebelumnya Pemda harus terlebih dahulu mengadakan program pemberian sertifikat tanah gratis kepada masyarakat. Lalu pinjaman KUBE besifat pinjaman modal maksimum Rp 50 jt atau dibatasai maksimal 50% dari nilai NJOP aset yang dijaminkan. Lalu bunga pinjaman hanya 2% diatas Bunga SBI atau sama dengan SBI dengan jalan disubsidi oleh Pemda masing-masing. Dengan demikian penerima KUBE dituntut lebih kerja keras dan kreatif karena mereka telah mengagunkan aset tanah mereka untuk dana KUBE ini. |
3 | 23 Juni 2010 | Pertemuan dengan para nelayan di Desa Lalang, Manggar, Beltim.
Hal yang dibutuhkan para nelayan adalah bantuan berupa Kapal untuk melaut. Bantuan kapal sering ternyata tidak cocok dengan kondisi daerahnya (karena bersifat masal tanpa peduli karakteristik daerah pantai/laut di masing-masing desa) |
Jenis kapal pukat untuk menangkap ikan.udang/kepiting yang layak di Manggar harganya sekitar 5 juta.
Perlu juga diberikan bantuan berupa alat tangkap bagi nelayan yang sudah mempunyai perahu sendiri. Jumlah nelayan yang ideal di desa ini adalah sebanyak 50 KK saja |
4 | 24 Juni 2010 | Memberikan bantuan berupa kursi roda kepada para orang tua yang tidak mampu sebanyak 4 buah.
Pertemuan informal bersama masyarakat, menyerap aspirasi mereka serta berfoto bersama untuk tetap mendekatkan diri dengan konstituen |
Foto-foto tersebut akan dicetak 10 R dan diserahkan lengkap dengan bingkainya |
5 | 25 Juni 2010 | Mengunjungi daerah Dendang, melihat pusat UKM yang fokus dalam ekspor daging kepiting | |
6 | 26 Juni 2010 | Mengunjungi rumah-rumah yang tidak layak huni di Belitung Timur | |
7 | 27 Juni 2010 | Mengunjungi komplek pemukiman pekerja sawit di Kebun Jangkang, Dendang Beltim. | |
8 | 28 Juni 2010 | Bertemu dengan para nelayan BATU AIR kecamatan Simpang Pesak. Ada Bantuan perahu fiber KM BLUE FINE 10 dari DKP Beltim.
Nelayan butuh perahu kayu sederhana dengan pukat udang/kepiting/Ilak. Ukuran perahu yang diberikan pemerintah terlalu besar. Bila mau buat sendiri bisa lebih cocok dan lebih awet juga |
Perahu bantuan pemerintah dalam 1-2 tahun sudah hancur.
Kelompok nelayan yang dibentuk kurang efektif. Bantuan perahu sebesar 5 ton (untuk sekelompok nelayan) seharga 120 juta gagal. Lebih baik bantuan kepada kelompok kecil atau individu nelayan. Perahu kecil 2 ton seharga 15 juta |
9 | 29 Juni 2010 | Meninjau permasalahan lahan terutama masalah SKT (Surat Keterangan Tanah)
Di daerah Seratip ada lahan yang berstatus masih SKT seluas 1 Hektar yang ternyata sudah ada SHM (Sertifikat Hak Milik)-nya seluas 4 hektar. Umur SKT-nya baru satu tahun. |
Dasar hukum: SK no.225/SK/I/88
SK. GUBERNUR KDH TK I SUMSEL Tgl. 23-maret.1988 lahan PT SWP sudah max di enclave untuk perkembangan desa. PERMENTAN NO.26/permentan/OT.140/2/2007. Tentang Pedoman perijinan usaha perkebunan. Suharli: soal Lahan plasma SWP 9000 ha harusnya PT. SWP kasih plasma 20% |