(17/09)—Semalam tadi saya sedikit gembira kala mendapat kabar bahwa hari ini (17/9) akan ada kunjungan kerja dari badan legislasi DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Bukan hanya karena dapat bersilaturahmi dengan orang sekampung saya, namun juga dapat sedikit mengobati rasa kecewa karena ternyata kegiatan di DPR baru efektif minggu depan. Senang juga akhirnya ada alasan untuk pergi ke kantor DPR.
Awalnya saya salut dengan semangat kerja para anggota Balegda DPRD Babel yang sudah efektif bekerja setelah libur panjang lebaran, malah sudah melakukan kunjungan kerja segala. Namun akhirnya, saya malah menjadi malu kepada semua staf dan anggota Badan Legislasi DPR karena ternyata para anggota DPRD Babel tersebut mangkir, hingga pukul 14.45 sore mereka belum juga datang, padahal mereka dijadwalkan untuk melakukan audiensi pada pukul satu siang setelah shalat Jumat.
Akhirnya saya pun pulang dengan kecewa, ternyata benar apa yang dikatakan supir saya, bahwa yang namanya anggota Dewan dimanapun lebih banyak yang malasnya daripada yang rajinnya. Terbukti dari tidak ada satupun anggota DPRD Provinsi Babel yg hadir walaupun kami sudah menunggu sampai hampir pukul tiga sore.
Saya kemudian berinisiatif menghubungi saudara Sudirman, anggota DPRD provinsi Babel asal Belitung, yang kebetulan tidak termasuk dalam tim yang datang ke DPR. Beliau berjanji akan memeriksa peristiwa ini, apakah anggota baleg DPRD Babel hanya mengincar stempel DPR saja sebagai bukti kehadirannya? Karena kalau hanya butuh stempel, mereka cukup minta ke pamdal (satpam) DPR saja, Kalau benar maka, lengkaplah kebobrokan lembaga Legislatif kita. Sebagai catatan, waktu saya menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur, SPPD juga hanya butuh stempel saja sebagai bukti perjalanan, ternyata DPRD provinsi sama saja, Jalan-jalan ke Ibukota dengan berbagai alasan belajar legislasi, namun nyatanya hanya mengincar stempel saja….
Mudah-mudahan ini hanya dugaan saya saja. Mudah-mudahan mereka bukan hanya mengincar stempel di lembar SPPD-nya saja. Karena ini menyangkut juga nama baik daerah Babel, menurut salah seorang staf ahli Bdan Legislasi yang sempat saya temui, katanya baru kali ini ada kejadian tamu dari daerah yang meminta audiensi, namun kemudian tidak datang tanpa keterangan.
Gedung DPR RI
Jumat, 17 September 2010
BTP
Sungguh memalukan para wakil rakyat liburan selesai belum juga ngantor.Salut buat ahok yang bisa memberi contoh disiplin dan tanggung jawab.
Terima kasih kepada bapak atas catatan ini,
saya cukup salut kepada bapak yang berani membuka kukurangan kekurangan di sebuah lembaga yang bapak keluti saya rasa tidak banyak orang yang berani seperti bapak, kalaupun berani mungkin hanya dalih pemecahan atau dll.
. Saya rasa rakyat memang perlu mengerti dan paham hukum yang ada agar tidak menjadi bulan bulanan manupulasi oknum oknum yang hanya mencari keuntungan yang malah akhirnya merugikan rakyat. Saya akan terus mengikuti forum ini. mohon di update pak tentang catatan ini. agar anggota DPR paling tidak untuk Babel mempunyai rasa malu. Malu itu budaya yang bagus bila di terapkan pada tempatnya. Saya teringat pada suatu komentar yang saya baca di sebuah harian, di Indonesia banyak orang hebat, orang pintar dan orang orang yang berpikiran maju, tetapi kenapa pemerintah kita tidak? Saya harap kedepannya ada perubahan yg lebih baik untuk negara ini.
kind regards
saya ingin mengklarifikasi ungkapan tersebut diatas,saya sebagai ketua Baleg Prov.babel merasa tidak seperti bpk.Basuki sangka,memang benar kami melakukan kunjungan kerja ke DPR RI setelah lebaran, kami diterima setelah sholat jumat oleh Sekjen DPR RI dan ibu Rahayu Setya Wardani.kami audensi mengenai kegiatan baleg dan anggarannya.Terima kasih atas kritik dan saran bpk.utk kemajuan babel namun harusnya Bpk mencek dulu kebenarannya.tq