Ahok Membidik Gubernur

(30/10)—Ahok mempunyai website dengan alamat www.ahok.org. Di dalamnya tidak hanya hal baik yang ditulis. Berbagai kecurangan dan manipulasi anggaran perjalanan dinas anggota DPR, sikap malas, jam karet ketika rapat di komisi, pengunaan uang yang tidak transparan dan kunjungan kerja ke luar negeri sebagai ajang jalan-jalan, dia deskripsikan dengan lugas dan transparan.

Bagi Ahok, website tersebut dibuat sebagai bentuk nyata pertanggungjawaban kepada publik. Supaya masyarakat mengetahui sesungguhnya apa yang dilakukannya di DPR.”Saya menulis semua apa yang saya alami. Pergi rapat, beberapa uang yang didapat. Hal ini supaya masyarakat tahu kelakuan anggota dewan itu seperti apa. Ketika pertama kali melakukan kunjungan kerja ke Maroko, saya tuliskan semua. Dari biaya sampai apa yang kami lakukan disana, detik per detik,” ucapnya tanpa tedeng aling-aling.

Memang, Ahok rajin menulis setiap kegiatannya di DPR, termasuk saat reses atau  Tulisa itu semacam laporan kepada masyarakat. Tak pelak,melalui website-nya bisa ditemui berbagai kecurangan yang dilakukan anggota dewan.

Sudah jadi rahasia umum, banyak anggota dewan yang tidak membuat laporan terkait kegiatan yang dilakukan. Baik reses maupun kunker atau studi banding. Salah satu alasannya kekurangan waktu.

Ahok mengaku, sejatinya berbagai alasan itu “Sekedar alasan”. Misalnya soal waktu.”Saya tidak mau tau apa yang mereka (anggota DPR Lain) lakukan. Mana mungkin tidak ada waktu, toh kemana pun kami pergi ada staf ahli. Staf ahli tidak mau menulis karena dia juga bingung. Kalau dikeluarkan dia juga bisa diomelin bosnya.”

Sayang seribu sayang, banyak anggota DPR yang tidak simpati dengan sikap kritis Ahok. Tak heran jika ada anggota dewan yang berlagak sinis padanya. Tetapi sekali lagi, Ahok siap untuk dikucilkan sebagaimana yang pernah dialami ketika duduk sebagai anggota DPRD di Beitung Timur.

“Saya dituduh membocorkan karena tidak mendapatkan bagian. Padahal, yang saya lakukan ini pernah dilakukan ketika jadi anggota DPRD dan juga saat menjabat bupati. Saya coret biaya perjalanan dinas saya, uang baju dan segala macam (semuanya) saya coret,” ujarnya.

Ahok termasuk pejabat yang antikorupsi dan patuh pada sumpah jabatan untuk tidak menerima apapun.”Saya juga mendapatkan penghargaan dari tiga kemitraan, sebuah kelompok yang dibentuk oleh Masyarakat Transparansi Indonesia, Kadin dan Kemitraan Negara, sebagai penyelenggara negara antikorupsi di tahun 2006,” ujarnya bangga. Majalah Tempo juga menobatkannya sebagai 10 tokoh yang berhasil mengubah Indonesia.

“Saya tidak akan pernah memberi pulsa walau itu hanya lima ribu rupiah sekapipun kepada siapa saja. Tetapi kalau ada yang minta tolong untuk bayar rumah sakit, bayar sekolah atau kebutuhan hidup lainnya saya akan bantu, Saya akan keluarkan dari uang pribadi,” ujar anggota Komisi II DPR RI inak permasalahan. Disini juga tempat pai tegas.

Mengenai kedudukannya saat ini di DPR, Ahok mengaku Senayan bukan tempat terakhir untuk mengabdi kepada rakyat. Pilgub Bangka Belitung pada 2012 nanti kembali dibidiknya.” DPR hanya transit untuk sekolah, untuk tahu lebih banyrkir saya sebelum kembali ke eksekutif, menjadi Gubernur. Paling keren si jadi Presiden tapi kalau tidak bisa jadi Presiden ya Gubernur,” ujarnya. [Mimbar Politik Edisi-72]