Sengon Menjanjikan

1
535

Ahok.Org (16/11) – Usaha alternatif yang bisa dilakukan para petani adalah budidaya tanaman kayu sengon. Saat ini harga kayu sengon berkisar Rp 500.000-Rp 1,1 juta per meter kubik. Kayu sengon berdiameter lebih dari 50 sentimeter seharga Rp 1,1 juta per meter kubik.

Koperasi Murakapi di Kabupaten Magetan, Jawa Tengah, yang beranggotakan 64 petani mengelola 100 hektar hutan rakyat yang ditanami kayu sengon.

Ketua Koperasi Murakapi H Surat (55) di Jakarta, Senin (15/11), mengungkapkan, petani bisa menanam sedikitnya 1.700 batang per hektar.

Selama menunggu masa panen sedikitnya lima tahun, para petani bisa memanfaatkan lahan di bawah pohon untuk pertanian palawija dan penggemukan hewan ternak.

”Saat ini satu pohon kayu sengon berumur delapan tahun setinggi 12 meter laku dijual Rp 3 juta. Kami juga mendapat penghasilan dari nilam dan madu lebah yang dibudidayakan di areal yang sama,” ujar Surat.

Hutan rakyat tumbuh pesat di Pulau Jawa berkat perkembangan industri kehutanan, terutama kayu lapis dan mebel. Pulau Jawa memiliki 2,58 juta hektar hutan rakyat dengan potensi produksi kayu 74,7 juta meter kubik.

Sampai Juni 2010, ada 107 unit industri pengolahan kayu rakyat berkapasitas produksi 6,6 juta meter kubik per tahun. Persaingan ketat industri dalam mendapatkan bahan baku membuat harga kayu rakyat relatif terjaga.

Namun, pasar kayu di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, masih belum sempurna. Ketua Kelompok Tani Marga Bhakti di Kabupaten Lebak Ebi Suhebi mengungkapkan, mereka memborong hutan rakyat dengan hitungan per hektar, lalu menjual ke pabrik dengan satuan kubik.

Hutan alam makin terbatas

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, ”Masa depan industri kayu nasional ada di hutan rakyat. Hutan alam semakin terbatas dan kami akan mengurangi pemakaian hutan alam.”

Pemerintah berjanji akan terus memperkuat pembangunan sektor kehutanan yang melibatkan rakyat dengan kemudahan perizinan dan tata niaga.

Langkah itu ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan produksi kayu rakyat demi memenuhi kebutuhan bahan baku industri kehutanan nasional.

Dirjen Bina Usaha Kehutanan Iman Santoso mengatakan, pemda belum menganggap hutan tanaman rakyat sebagai prioritas. Kemhut juga terus mendorong pemanfaatan hutan rakyat dengan usaha peternakan.

”Dari sisi tata kelola, kami siap menyerahkan pengelolaan hutan produksi kepada rakyat. Kami akan mengajak para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, hingga organisasi nonpemerintah menyusun verifikasi yang tepat dalam hutan tanaman rakyat,” ujar Iman Santoso.

Menhut menyerahkan penghargaan bagi 15 koperasi petani hutan yang aktif mengembangkan hutan rakyat. Penghargaan juga diberikan kepada 11 perusahaan pembina dan penampung kayu rakyat. (Kompas 16/11)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here