Ahok.Org – Sepekan kampanye di lapangan dengan keluar masuk gang-gang sempit, mendatangi rumah-rumah warga jelas membakar kalori tubuh. Itulah model kampanye pasangan nomor urut tiga Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Namun, semua itu tak membuat susut badan Basuki yang akrab disapa Ahok.
Ditemui usai menonton The Amazing Spider-man bersama keluarganya di Senayan City, Jakarta, Minggu (8/7/2012), Ahok mengaku justeru selama kampanye berat badannya naik. “Aku sempat 91 kilogram. Naik satu dua kilo lah. Sempat sempit celana ku,” ujar Ahok terkekeh.
Selama kampanye, Ahok sudah berada di lapangan sejak pukul 08.00 WIB. Setelah itu keliling memberikan visi-misi dan program Jakarta Baru, sambil tak lupa membagikan kartu nama dan VCD yang memuat jejak rekamnya sebagai Bupati Belitung Timur, dan Jokowi ketika memimpin Solo.
Di tengah kampanye itu, Ahok mengaku menyempatkan makan jika memang lapar. Enaknya, kampanye di Jakarta, warung makan atau restoran mudah dijumpai. Sangat berbeda ketika dulu dirinya kampanye di Belitung Timur, di mana tidak semua restoran ada di pelosok kampung.
Bahkan, Ahok mengaku ketika kampanye ditawari warga untuk merasakan mie masakannya. Mau tidak mau, Ahok pun memakannya. Ia mengakui paling tidak kuat menahan lapar. Sehingga, ketika makan, mau tidak mau orang yang ikut bersamanya harus makan. Karena sering makan ini, ajudannya ikut tambah berat badannya.
Satu hal perbedaan antara Jokowi dan Ahok adalah soal makan. Sampai-sampai, Ahok tak setiakawan dengan Jokowi lantaran sebelum debat calon gubernur dan wakil gubernur yang diselenggarakan KPUD DKI di Gran Melia, Jakarta Selatan, ia lapar. Mau tidak mau, Ahok ijin untuk turun makan lebih dulu.
Isteri Ahok, Veronica, menambahkan selama kampanye tidak ada perubahan pola makan dari suaminya. Menurutnya, berat badan suaminya stabil. Sudah menjadi kebiasaan Ahok memulai harinya dengan mengonsumsi havermut, ditambah buah-buahan, dan minum jus. [Tribunnews]
