Ahok.Org – Transjakarta menjadi sarana transportasi alternatif bagi warga Ibu Kota. Namun, tak jarang warga mengutarakan keluhannya soal Transjakarta. Mulai dari waktu tunggu yang terlalu lama, sampai kelebihan muatan.
Calon Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama, memiliki trik agar Transjakarta bisa memberikan layanan maksimal bagi warga Ibu Kota. Pertama, menurut Ahok, jumlah armada Transjakarta yang dioperasikan terlalu sedikit.
“Bus hanya tersedia 520 unit, padahal idealnya setiap koridor ada 120-150 unit,” kata Ahok ketika mengunjungi kantor Tempo di Velbak, Jakarta, kemarin. Alasan minimnya jumlah armada pun klasik, yaitu masalah dana.
Dana, kata Ahok, seharusnya tidak menjadi hambatan untuk menyediakan lebih banyak armada. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta bisa dimanfaatkan. Namun, jika APBD tak bisa menjadi jawaban atas masalah dana, maka sektor swasta bisa dilibatkan untuk menjawab masalah penyediaan armada Transjakarta.
“Selama ini pemerintah daerah enggan melibatkan sektor swasta karena takut tidak bisa dikendalikan. Keterlibatan swasta dengan konsorsium bisa jalan dengan perjanjian yang jelas,” katanya.
Ahok juga sempat menawarkan salah satu solusi untuk menjawab masalah anggaran. Di Jakarta, beberapa perusahaan seringkali memasang billboard untuk iklan. Menurut Ahok, “bayaran” sewa billboard tersebut digunakan untuk membeli satu unit bus transjakarta.
“Nanti bus-nya diberi cap perusahaan yang memasang iklan tersebut. Saya rasa orang Jakarta tidak akan keberatan,” katanya. Solusi ini, menurut Ahok, bisa menarik masyarakat untuk menggunakan Transjakarta. Minimnya jumlah armada membuat satu armada Transjakarta yang seharusnya dipenuhi 85 orang akhirnya disesaki oleh 125 orang.
Pengawasan terhadap awak Transjakarta yang “nakal” juga bisa dilakukan dengan sistem kontrol berbasis Global Positioning System (GPS). Dengan GPS ini, bisa diawasi pukul berapa satu unit bus berangkat, kecepatan bus, kilometer bus, apakah disengaja atau memang karena macet bahkan pengemudi bisa langsung diingatkan jika dirasa terlalu cepat mengemudi. “Sistem GPS ini murah. Mahasiswa di beberapa universitas sudah pernah mengembangkannya,” katanya.
Jika masalah armada serta “terhambatnya” traffic armada bisa diatasi, Ahok yakin masyarakat akan berpaling ke bus Transjakarta. “Mereka membawa mobil macet, melihat Transjakarta sudah renggang, nah mereka pasti pindah. Hukum pasar nantinya akan berlaku,” katanya. Dengan sistem tersebut, konsep Transjakarta di mana armada lewat setiap tiga sampai lima menit pun bisa terealisasi.
Untuk menarik kalangan menengah-atas, jika nanti terpilih, Ahok berencana untuk menyediakan sebuah “paket hemat.” “Mereka bayar Rp 300 ribu per bulan, itu sudah termasuk bus Transjakarta dengan feeder-nya,” katanya.[Tempo.co]
Hebat
Sterilisasi jalur busway. Ini mutlak.
Akan Percuma menambah bus hingga 200/koridor jika jalur (yg seharusnya hanya untuk bus transjakarta) masih di serobot kendaraan lain.
Hal2 seperti ketepatan waktu tiba d koridor, akan lebih mudah d prediksi (walaupun tanpa sistem GPS).
saya pikir untuk sterilisasi jalur busway..ide saya adalah menjadikan jalur tersebut berlawanan arah dengan jalur jalan raya..sehingga tidak mungkin kendaraan masuk ke jalur busway jika tidak ingin face to face dengan busway..logikanya begitu
Itu tidak akan terjadi jika konsep people moving not cars itu benar-benar bisa terwujud, jadi akan sedikit sekali kendaran berlalu-lalang di jalanan Jakarta maka otomatis jalus busway ga ada yg nyerobot lagi….kan jalan udah sepi…
Ibu kotanya dipindah ke Kalimantan akan lebih banyak bermanfaat, diantaranya:
1. Penyebaran penduduk
2. Keamanan gempa
3. Masih banyak lagi manfaat.
Ibu kotanya dipindah ke Kalimantan akan lebih banyak bermanfaat, diantaranya:
1. Penyebaran penduduk
2. Keamanan gempa
3. Masih banyak lagi manfaat.
Gimana…? Bagus kan…!
tanggung dekh, bikin aja double decker kyk di eropa, 300-400 km/jam
salam hormat,
ruhut
tanggung dekh, bikin aja double decker kyk di eropa, 300-400 km/jam
salam dr ayam sayur bau kentut
transjakarta payah ni. masak udah kalah duluan sama kopaja.
subsidinya dicabut aja juga gpp. percuma dimurahin tapi gak banyak yg minat
Jiplak saja tranportasi ala negara yg sudah maju’, knapa mereka bisa kita tidak? Bersama kita bisa! Bisa apa? Rame2 korupsi bersama? Klau jkt kemacetan sdh dpt diatasi oleh jb, itu baru perubahan yg mendasar dan tlg masyarakat dki dukung utk perubahan yg lebih baik.