Ahok.Org – Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Efendi Gazali, menilai, tampilnya figur Jokowi yang berhasil unggul dalam putaran pertama pilkada DKI Jakarta, menularkan efek positif kepada pilkada di sekitar wilayah Ibu Kota, termasuk Kota Bekasi.
“Banyak pihak yang sepakat bahwa efeknya bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” ujar Effendi Gazali, di Jakarta, Minggu (29/7).
Menurut dia, tampilnya Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI Perjuangan menyadarkan banyak pihak, betapa rakyat sejatinya merindukan figur yang sederhana dan punya komitmen yang kuat dan tegas untuk membela wong cilik. Selain itu, tampilnya figur Jokowi meruntuhkan pertarungan wacana elit partai.
“Publik saat ini lebih condong memilih figur yang sederhana dan merakyat serta memiliki modal ideologis yang memadai. Saya yakin PDI Perjuangan adalah partai yang memiliki stok kader atau figur yang sederhana dan merakyat seperti Jokowi, termasuk untuk maju dalam pilkada Kota Bekasi nanti. Tapi PDI Perjuangan harus berhitung dengan cermat dan jangan sampai ‘over confidence’ dalam mengusung kadernya. Jangan sampai salah pilih,” tutur Effendi.
Pada kesempatan itu Effendi menegaskan, tipologi pemilih Kota Bekasi tidak berbeda jauh dengan kota Jakarta. Lebih dari itu Effendi mengingatkan, agar para pemilih di Kota Bekasi juga tidak terjebak dengan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei yang ada, seperti yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta.
“Kekuatan pemilih Kota Bekasi ada di kalangan menengah dan rakyat kecil. Kemenangan Jokowi di putaran pertama DKI Jakarta adalah kemenangan kecerdasan kelompok menengah dan rakyat kecil. Sebab itu, PDI Perjuangan harus menyiapkan calonnya untuk maju jadi walikota Bekasi. Tapi harus cermat dan jangan memiliki kepercayaan diri yang berlebihan (over confidence),” tandasnya.
Dari informasi yang diperoleh, DPP PDI Perjuangan saat ini tengah melakukan fit and proper test terhadap sejumlah kader yang memiliki peringkat dari hasil survei yang dilakukan.
Di antara nama-nama yang akan menjalani fit and proper test itu antara lain Ny. Sumiyati Mochtar Mohamad, H. Tumay, Anim Abdurahman dan Ismail Ibrahim.
Sumiyati Mochtar Muhamad pernah menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi semasa suaminya masih menjadi Walikota Bekasi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan.
H. Tumai saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi dan juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi. Sedangkan Anim adalah kader muda yang sekarang menjadi anggota DPRD Kota Bekasi.
Nama lainnya adalah Ismail Ibrahim yang dikenal sebagai tokoh senior, tidak hanya di PDI Perjuangan tetapi juga di kalangan eksekutif dan legislatif kota Bekasi.
Selain pernah menjabat sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan periode 1998-2003, Ismail juga pernah menjadi Ketua DPRD Kota Bekasi periode 1999-2004. Pada periode selanjutnya, 2004-2009, Ismail dipercaya menjadi Ketua Komisi A dan Ketua Panitia Legislasi DPRD Kota Bekasi.
Ismail juga pernah menjadi anggota Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) yang membela Megawati Soekarnoputri dalam menggugat Kongres Medan. Gugatan yang ditujukan kepada kelompok Soeryadi cq Pemerintah RI itu berhasil dimenangkan TPDI.
Sementara itu dari persyaratan di KPU Kota Bekasi, hanya ada tiga partai yang bisa mencalonkan sendiri tanpa perlu bekoalisi dengan partai lain, yakni PDI Perjuangan dengan 8 kursi, PKS dengan 11 kursi serta Partai Demokrat dengan 14 kursi. PKS diprediksi akan mengajukan kadernya Ahmad Saichu yang sekarang menjabat anggota DPRD Provinsi Jabar. Sedangkan PD akan mengusung Awing Asnawi.
“PDI Perjuangan harus membangun koalisi yang cerdas untuk memenangkan Pilkada Kota Bekasi. Efek dan strategi kemenangan Jokowi di putaran pertama Pilkada DKI Jakarta harus dikapitalisasi untuk modal yang potensial. Tentunya, figur calon yang diajukan sangat menentukan. Ia harus bersih, sederhana, merakyat dan punya karakter ideologis yang kuat dan memadai,” demikian Effendi Gazali.[Gatra]