Ahok.Org – Terkait permasalahan isu Suku, Ras dan Antargolongan (SARA) yang akhir-akhir ini berhembus pada pemilihan gubernur DKI Jakarta, Ormas Islam terbesar di Indonesia Nahdlathul Ulama (NU) menyatakan tidak ada masalah seorang non-muslim menjadi gubernur DKI Jakarta.
“Keadilan bersama pemimpin non-muslim jauh lebih baik daripada kedzaliman bersama pemimpin muslim sendiri,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj yang mengutip Ibnu Tamiyah dalam kitab Fiqh Khusyatah di Kantor Pusat PBNU, Jakarta Pusat, (11/08/2012), kemarin.
KH Said Aqil Siraj mengatakan, seorang pemimpin non-muslim yang adil maka akan berbuat adil terhadap muslim itu sendiri, sebaliknya jika pemimpin Islam yang berlaku dzalim maka rakyat Islam nya pun akan didzalimi.
“Artinya Jokowi dan Ahok jika menang silahkan saja memimpin DKI, NU tidak keberatan,” ujarnya.
Bentuk penyataan ini buka sebuah bentuk dukungan, tetapi NU hanya menyatakan jika tidak ada masalah bagi Non Muslim yang akan memimpin DKI Jakarta. “Tidak ada problem, bagi non muslim menang pemilukada DKI, dan silahkan saja memimpin DKI Jakarta,”tukasnya.[Tribunnews]
mutiara dikubangan lumpur
Yes, setuju banget dgn NU. … aduh jaman skrg janngan bawa2 agama dan jangan bawa2 SARA… buktinya kl mau main SARA…Indonesia selama ini dipimpin oleh presiden muslim, anggota DPR mayoritas muslim…tp nyatanya Indonesia adlh salah satu negara paling Korup di dunia…
so , apakah salah agama nya??? bukan… tp manusia nya… jd jgn deh bawa2 SARA… gak mutu..
Go NU….
Banyak orang mencomot ayat tanpa tau asbabun nuzul (sebab2/latar belakang turunnya ayat). Mrk jual ayat utk melanggengkan kekuasaan. Soal penafsiran ayat al maidah : 51 bisa dibaca di http://nevergiveup.blogdetik.com/inilah-bahayanya-jika-jokowi-ahok-menang-di-dki/
Bahagia rasanya bila apa yang disampaikan oleh NU bisa terpatri pada semua insan bangsa ini. Yang penting, dalam kepemimpinannya tetap adil, tidak memperkaya diri sendiri ataupun kelompok, benar-benar memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan daerah yang dipimpinnya. Sesungguhnya khan, aksi terbesar dalam hidup ini bukan terletak pada pengetahuan tetapi pada tindakan. Tentunya, tindakan yang melayani. Maju terus jokowi-ahok.