Basuki: Banyak yang Saya Pelajari Dari Pak Jokowi

1
203

Ahok.Org – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, membantah dirinya dikatakan lebih menguasai data dan lebih pintar dari pasangannya, Joko Widodo. Salah satu kekurangan Joko Widodo, menurut Basuki, adalah susah ngomong.

“Banyak hal yang saya pelajari dari Pak Jokowi, banyak yang saya dapatkan dari Pak Jokowi. Satu kekurangan beliau cuma Pak Jokowi susah ngomong. Masak Pak Ahok yang lebih pintar,” kata pria yang akrab disapa Ahok, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu, (22/9/2012).

Dia mencontohkan, saat debat kandidat kemarin, Jokowi mencontohkan beberapa negara seperti Thailand dengan gambar. “Saya bertanya, Pak itu gambarnya di mana? Pak Jokowi jawab di Solo. Ya, bilang dong Mas Jokowi, itu di Solo,” kata Basuki sambil tertawa.

Basuki mengatakan, dirinya bersama Jokowi mementingkan action dan eksekusi. “Yang penting kami kerja, supaya masyarakat bisa merasakan perubahan itu, kami juga tidak menutup komunikasi. Jangan menjadi euforia dengan syukuran makan-makan terus, nanti kami kerjanya cuma memenuhi undangan, tidak kerja-kerja,” kata Basuki.

Psikolog Politik Hamdi Muluk menyarankan pasangan Jokowi-Basuki untuk membuat kontrak politik dengan masyarakat Jakarta. “Setelah dilantik, 20 hari berikan kontrak politik. Mereka harus lebih banyak kerja daripada berwacana. Kita tidak perlu gelar berlapis-lapis, kita geser paradigma ini, kita dorong Jokowi-Basuki kedepan,” kata Hamdi.

Seperti diberitakan sebelumnya, di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini, bersaing dua pasangan calon, yaitu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Menurut hasil hitung cepat Litbang Kompas yang diambil dari 200 sampel tempat pemungutan suara, pasangan Jokowi-Basuki unggul dengan total suara 52,97 persen dari jumlah suara sah. Sedangkan pasangan Foke-Nara mengantongi 47,03 persen dari suara sah.[Kompas]

1 COMMENT

  1. lho memang benar kan? pak ahok memang suka merendah nih 😉

    orang lulusan universitas memang harus terstruktur pola pikir dan bicaranya.
    maka akan bisa terlihat mana yg lulusan universitas dan bukan dari cara penuturan kalimatnya. bukan berarti pengusaha yg bukan lulusan universitas tidak bisa demikian, tapi memang bedalah, bisa terasa bagi yg cukup peka.

    jadi kalau ada yg apriori dgn pak ahok dgn menganggap dia terlalu banyak bicara (sbg wong cina ya mas?), sptnya dia itu terintimidasi oleh kelugasan ahok berbicara (kenapa saya gak bisa gitu ya? masak kalah sama cina yg ‘bego’, maklum 32 thn menindas cina sulit hilang kan dlm 10-20 tahun saja, dah terbiasa enak menghina/menindas – kaget ada cina yg berani bicara panjang lebar spt itu – spt saya juga yg gak takut bicara spt itu). Dia tak tahu pak Jokowi sulit bicara panjang lebar jika bicara soal teknis dan data (namanya juga pengusaha, ‘kan beda urusan), jadi harus pak ahok yg bicara bantuin pak Jokowi soal teknis/data ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here