Ahok.Org – Karakter gubernur DKI Jakarta terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dinilai banyak pihak sebagai tren baru dalam dunia perpolitikan Indonesia. Jokowi dianggap bisa dekat dengan rakyat dan bersahaja.
“Jokowi adalah representasi dari genre politik baru indonesia. kepemimpinan politk baru di indonesia. Artinya akan ada perubahan kepemimpinan politik yang besar,” jelas budayawan Betawi, Ridwan Saidi.
Ridwan mengatakan hal tersebut dalam diskusi Polemik ‘Suara Parpol Islam Merosot’ yang digelar Sindoradio di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10/12).
Hal itu juga dibenarkan oleh ketua DPP PKS, Sohibul Imam saat ditemui dalam kesempatan yang sama. Karakter Jokowi yang tidak elitis memang dibutuhkan oleh rakyat sebagai pemimpin.
“Ya menurut saya betul seperti itu. Kedepannya ini kita butuh pemimpin-pemimpin yang tidak elitis. Pemimpin yang bisa dekat dengan rakyat yang tahu apa yang dibutuhkan oleh rakyat,” ujarnya seusai mengikuti diskusi.
Sohibul menyayangkan selama ini banyak pemimpin yang bersifat elitis dan tidak dekat dengan rakyat. Politisi PKS ini berharap momentum Jokowi ini dapat menggugah pikiran para pemimpin untuk mengubah gaya kepemimpinannya agar lebih merakyat.
“Kan kepemimpinan selama ini elitis. Itu menjadi jauh dari masyarakat. Nah jokowi ini sangat dekat dengan masyarakat. Menurut saya ke depannya memang harus begitu,” imbuhnya.[Detik]
Usul pak Ahok, bagaimana jika membenahi terlebih dahulu masalah dalam birokrasi pemerintahan, contoh : membuat KTP yang harusnya satu hari bisa jadi ataupun ijin-ijin lainnya. Saya setuju dipasang cctv atau juga membuka layanan sms untuk menampung keluhan dan aspirasi warga jakarta tentang birokrasi pemerintah.
Banyak yg mencibir, Solo/Belitong ya lain ama Jakarta! Pasti lain, Jakarta lebih banyak ‘cakil’ nya! Mudah2an apa yg sudah diterapkan Pak Ahok di Belitong dalam penerimaan pegawai segera dilaksanakan di DKI! Biar semua pegawainya bisa BTP dan akhirnya Berwibawa!
Si Sohibul PKS ini lagi ‘fly’/teler ya?
ga nyadar lagi menghina diri dan partainya sendiri?
begitu dia bergabung dgn partai agama spt PKS dia sudah jadi kaum ‘elitis’ (maskudnya opo iki? bukannya cukup ‘elit’ tanpa ‘is’ ya? eman2 wae ngarange) – kenapa begitu?
Krn partai agama dgn sendirinya otomatis jadi organisasi eksklusif/elit, cuma buwat orang2 dgn agama tertentu saja dan terkesan tidak mau membaur dgn masyarakat lain yg tidak beragama sama, atau tanpa agama, atau atheis – apalagi dgn atribut pakaian yg dikenakan yg terkesan berbeda sendiri dari kebanyakan warga dunia (yg sekuler).
Jadi cara yg benar, pak Sohibul harus keluar dari PKS dulu, jadi manusia sekuler yg bebas (mo masuk partai nasionalis/sekuler juga bole, yg penting jangan partai agama yg laennya lagi) statusnya, baru boleh ngomong spt itu (menghina kaum ‘elit’ spt partainya itu sendiri).
Tapi emang PKS sedang digembosi kadernya sendiri ya? koq malah pro Jokowi, ga salah? Wah, kacaw.. kacaw…
Kesimpulannya, dibanding partai agama, lebih sexy partai sekuler/nasionalis dong jadinya ini.
Mau mbelot/mbalelo ke partai mane nih nanti, bos/maz?
sekarang orang2 partai berlomba mencari simpati rakyat dengan langkah awal memuji-muji tindakan Pak Jokowi semoga mereka benar2 sadar bahwa jabatan mereka itu janjinya untuk kepentingan rakyat.
wish this web explore the cultural mindset of him and Ahok, seem political approach un necessary enough to review it. terms elitis and populis just making a contradiction only. why don’t we learn the philosphy of wayang in each character as he has javanese background. due Ahok – his parent message to him become true. by reading in this web, actually we look for the value inside not only report, as its truly educated. greets from tanha seberang