Ahok.Org – Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menilai, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo memiliki pengalaman yang cukup dalam pemerintahan sehingga diyakini mampu memimpin DKI Jakarta dengan segala kompleksitas permasalahan yang harus dihadapinya.
“Jokowi seorang pengusaha tapi sudah punya pengalaman 10 tahun di bidang pemerintahan. Hampir sama seperti saya, sudah jadi menteri 8 tahun, sehingga jadi wapres ya mudah,” ujar Jusuf Kalla, di sela-sela diskusi yang digelar Lemhanas RI, Kamis (8/11).
Dalam diskusi bertemakan, `Penguatan Kepemimpinan Nasional di Daerah dalam Implementasi Sistem Manajemen Nasional Guna Percepatan Pembangunan Nasional` dirinya memberikan masukan konstruktif dalam hal sistem dan kepemimpinan.
Paska reformasi, kata JK, sapaan akrabnya, sistem yang ada sudah sangat demokratis. Dimana dalam pelaksanaan Pilkada berjalan sesuai peraturan yang berlaku dan sangat demokratis. Namun di lain pihak, otonomi daerah yang berjalan, antara pusat dan daerah terjadi tumpang tindih sehingga inilah yang segera harus diluruskan.
JK pun mengusulkan agar Lemhanas menjalankan fungsinya meningkatkan kualitas kepemimpinan di daerah baik untuk bupati/walikota maupun gubernur. Sebab saat ini, kata JK, demokrasi yang berjalan sudah benar namun output yang dihasilkan yakni kulaitas figur pemimpin yang harus diperbaiki.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan, para pemimpin daerah mulai dari bupati/walikota hingga gubernur memang harus mengenal pendidikan dan pelatihan di Lemhanas. Tentunya ini pekerjaan rumah bagi Lemhanas untuk mengkaji lebih dalam agar pendidikan ketatangeraaan dapat dicermati oleh calon pemimpin di daerah.
“Dalam disukusi tadi saya memberikan masukan, rekrutmen politik, sistemnya perlu dibenahi, baik di tingkat daerah maupun yang berskala nasional. Contohnya, kenapa pemimpin harus mengikuti pelatihan di Lemhanas, agar mereka memahami arti kepemimpinan dan dalam rangka manajemen sistem,” kata Jokowi.
Melalui pendidikan di Lemhanas, kata Jokowi seorang pemimpin akan mendapatkan pelatihan dan pendidikan mulai dari tata negara, wawasan kebangsaan, manajemen anggaran, organisasi dan lain sebagainya. “Ini penting dan harus dipahami semua pemimpin. Jika tidak, maka tidak akan mampu melakkan manajemen kepemimpinan,” kata Jokowi.[beritajakarta]
kan yg bikin mereka tertarik itu duwit/kuasa-nya pak, bukan ilmunya, yg bisa didapat.
—
keringetan percuma klo ga dapet duwitnya bos…
terlalu ‘kepinteran’ malah sering dikatain ‘sotoy’ gan..
jadi mendingan ambil duwitnya aja deh…
—
“Pinter percuma kalo ga punya duwit/kuasa!”
pernah denger gak bos kalimat sindiran pendek ini? populer banget loh di dunia! apalagi di disini.
PEMBERITAHUAN DARURAT UNTUK SEMUA WARGA NEGARA INDONESIA YANG MENGINGINKAN/MERINDUKAN/MENGHARAPKAN MODEL KEPEMIMPINAN DI DAERAHNYA (PROVINSI/KOTAMADYA/KABUPATEN) MASING-MASING AGAR BISA MENDAPATKAN SEPERTI JOKOWI-AHOK yang jujur, cerdas, transparan, terbuka, amanah, mengabdi dan melayani masyarakat, sopan, beradab, adil, tegas dan terjaga integritasnya serta berani sesuai dengan konteksnya sebagai Gubernur/Wakil Gubernur yang memiliki vivi-misi berorientasi ke KEADILAN UNTUK RAKYAT. Pemberitahuan darurat ini dapat disebar-luaskan oleh setiap orang agar dapat diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia dimana pun berada terkait dengan adanya pertanyaan wartawan kepada JOKOWI usai acara diskusi di LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) mengenai : WACANA ATAU KEMUNGKINAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH YANG NANTINYA TIDAK LAGI DIPILIH LANGSUNG OLEH RAKYAT MELALUI PEMILUKADA, TAPI DIPILIH OLEH DPRD MASING-MASING DAERAH — DENGAN ALASAN UNTUK MENGHEMAT BIAYA POLITIK (Sumber : Tribunnews.com, 08/10/2012).
CATATAN PENTING :
1. SUDAH TERBUKTI bahwa selama lebih dari 32 tahun rakyat Kota Jakarta dipaksa atas nama Undang-Undang/Kebijakan yang mengharuskan Pemilihan Pemimpin Kepala Daerah/Gubernur dilakukan oleh DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) MAKA SELAMA ITU PULA RAKYAT KOTA JAKARTA TIDAK PERNAH MENDAPATKAN SEORANG PEMIMPIN/GUBERNUR YANG BERKUALITAS DAN BERMUTU dan tidak seperti yang bisa didapatkan pada proses pemilihan langsung oleh rakyat Kota Jakarta saat sekarang ini. Contoh : TERPILIHNYA JOKOWI-AHOK SEBAGAI PEMIMPIN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA YANG BISA DILIHAT DAN DIUJI KUALITAS MAUPUN MUTUNYA SEBAGAI PEMIMPIN ;
2. JIKA ALASANNYA UNTUK MENGHEMAT BIAYA POLITIK maka bisa dibuat skala perbandingan yang sangat rasional dan sangat masuk akal mengenai akibat-akibat kerugian yang harus ditanggung selama lebih dari 32 tahun oleh rakyat Kota Jakarta yang disebabkan oleh dimunculkannya figur-figur/tokoh-tokoh Pemimpin Kepala Daerah yang tidak berkualitas dan tidak bermutu, dengan cara-cara politik yang juga tidak berkualitas dan tidak bermutu, melalui Sidang Paripurna DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dan atas nama Undang-Undang (kebijakan politik) yang juga tidak berkualitas dan tidak bermutu — patut diduga bahwa selama masa lebih dari 32 tahun itu rakyat Kota Jakarta sudah mengalami kerugian yang sangat luar biasa hingga tidak dapat lagi dinilai dengan nilai-nilai ekonomis semata KARENA KERUGIAN AKIBAT ULAH DAN PERILAKU PEMIMPIN YANG TIDAK BERKUALITAS DAN TIDAK BERMUTU ITU merambah ke berbagai aspek/dimensi kehidupan manusia meliputi : aspek kesejahteraan ekonomi rakyat, keadilan (sosial/politik/ekonomi), kesejahteraan hak-hak sebagai warga negara, pengayoman dan perlindungan hak-hak asasi manusia, hak kesejahteraan lingkungan hidup yang layak bagi warga masyarakat, hak untuk hidup dan mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaaan, dlsb., dlsb., dlsb.;
3. Dengan demikian, wacana untuk menggunakan kembali cara pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan oleh DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) atau yang tidak lagi dipilih langsung oleh rakyat, patut diduga hanya akan memutar kembali jarum sejarah pemilihan Kepala Daerah yang tidak berkualitas dan tidak bermutu, yang dapat merugikan hak-hak warga negara Indonesia dalam berbagai aspek dan dimensi kehidupannya, dan patut diduga bahwa wacana seperti itu hanya pantas dimunculkan oleh orang-orang (atau gerombolan-gerombolan) dengan gejala sakit jiwa oleh karena dorongan rasa takut dengan fenomena kemunculan PEMIMPIN-PEMIMPIN BERKUALITAS DAN BERMUTU SEPERTI JOKOWI-AHOK DI TIAP-TIAP DAERAH.
Terima Kasih.
Tertanda :
Inisiatif Warga Kota Jakarta untuk Keadilan Rakyat dan Pemimpin Berkualitas.